Pak Jojo dan Ara

97 22 44
                                    

~ Selamat Membaca ~

Paling benci sama seseorang yang pura-pura tidak tahu, padahal dia mengambil keuntungan!
____________

Hari ini adalah hari sabtu, dimana hari untuk datang ke sekolah menjadi hari akhir sebelum akhir pekan, dan juga hari ini pelajaran terakhir pelajaran yang diberikan oleh Pak Jojo kepada muridnya di kelas XI ipa 4.

"Kalian buka buku halaman 71, kerjakan soal 1-5 yang sudah selasai boleh kembali pulang secepatnya!" Perintah Pak Jojo pada kami, sebelum mengakhiri pelajaranya.

Pak Jojo itu guru fisika orangnya bisa dibilang gak killer tapi nyebelin minta ampun. Setiap dia menjelaskan rumus selalu aja diakhirinya dengan memberikan soal andalan mautnya kepada kami. Dengan durasi 20 menit sebelum pulang, nyebelin banget kan!.

Bagaimana mungkin anak-anak tak pusing dibuatnya banyak yang mengeluh seperti, Joko, Nana, Hana, bahkan anak kesayanganya juga pun mengeluh contohnya Sandy Marcella. Yang sering dipanggil dengan nama sebutan Cella dengan nada cedal di huruf C itu  anak kesayanganya karena, dia murid yang paling berusaha dalam belajar fisika. Dan lagi saat pelajaran pak Jojo Cella memiliki tanggung jawab besar, setiap ada pelajaran ini teman-temannya seketika berpindah tempat duduk mendekati Cella. Seperti gula yang langsung dirubungi semut. Sudah jadi rahasia umum kalau Pak Jojo adalah guru yang gak galak atau apalah itu, terbuktikan dari cara kelasnya Cella mengerjakan soal. Boleh aja tuh teman-temanya mencontek.

Tapi beda dengan Ara, anak perempuan yang duduk di samping anak kesayangan Pak Jojo itu berbanding terbalik dengan Cella, dia anak yang benci dan bisa dibilang jiji sekali dengan pelajaran fisika ini, pasalnya walaupun dia telah mencoba mati-matian tetep aja tak bisa. Bila ditanya Pak Jojo saat maju di depan kelas pastilah alasanya bapak neranginya kurang jelas, saya lupa rumusnya, saya gk suka soalnya dan banyak lagi. Tapi ada satu alasan yang membuat sahabat Sandy itu senang, seperti anugerah katanya kalau pelajaran Pak Jojo, karena Ara akan dititah atau diberikan spesial service oleh Arga setiap malam setelah pelajaran pak Jojo ini, apa itu hidupnya gak enak? bisa diajarin doi tanpa ada yang ngelarang?

~ £ ~

"San, nanti pulang mau kemana?" Tanya Ara dengan nada suara seperti berbisik di samping Cella.

"Kemana apanya?" Jawab Cella, dengan tangan yang masih setia mengotak-atik kalkulator, sebenarnya Cella malas meladeni Ara karena saat mengerjakan soal Cella paling anti diganggu. Tapi bagaimana lagi jika Ara tak bertanya atau melakukan kekonyolan pastilah Cella merasa benar-benar di neraka.

"Ihh sama Kei lah!" Gerutu Ara dengan kesal.

"Pergi kemana?" Tanyanya sekali lagi.

Lagi-lagi sahabatnya itu tak menggubris perkataanya.

Persetan! Dasar sok sibuk.
Batinnya.

Setelah menunggu beberapa detik empunya tak menoleh atau pun menjawab, Ara menjadi kesal ia langsung mencuri kalkulator yang masih setia berada di tangan Cella.

"Apaan sih Ra! Balikin kalkul gue" Rengek Cella sembari berusaha mengambil kalkulator di tangan Ara.

"Bilang dulu, kalau gk gue gk akan kasih!"

"Ishh...cepet balikin nanti tugasnya gk selesai nih !"

"Terserah deh..Pak Jojo ini!" Kata Ara dengan nada meremehkan.


Apalah daya, ketika barang telah dipegang oleh Ara, jika barangmu ingin kembali turuti perkataanya. Namun berhubung ini pelajaran Pak Jojo dan waktu hanya tersisa 10 menit teman-teman yang mengerubungi tempat duduk mereka seketika, berhasil naik pitam akibat ulah Ara mereka meminta kalkulator milik Cella dikembalikan. Bukan karena kasian atau apa, karena mereka bergantung pada jawaban Cella ini, otomatis dong mereka ingin Cella cepat selesai.
You know lah perasaan saat nyontek tuh debar-debar gitu kaya ketemu doi.

"Balikin Ra, kalkul Cella kalo gk...!" Acam Joko pada gadis itu.

"Kalo gk apa?" Tantang Ara sembari berkecak pinggang karena tak terima diancam oleh Joko.

"Kalo gak....kitarang timpukin nih pake kertas, wey timpukin Ara!"

Tiba-tiba anak-anak satu kelas mengikuti perintah Joko untuk menimpuki Ara, mereka menggumpal kertas, dan alhasil kertas dari satu anak itu ada yang meleset mengenai kepala pak Jojo sampai ia terbangun dari tidurnya. Oh iya, pak Jojo itu juga hobby banget sama tidur setelah ngejelasin rumus dan memberi tugas dia langsung tidur, seperti sapi kalau kenyang langsung tidur.

"Hey...apa-apaan kalian? Kertas siapa ini?" Amarah Pak Jojo yang meluap dengan air liur yang berada di sisi kanan dan kirinya. Jorok banget ya.

"Joko pak!" Umpat Ara menyalahkan Joko.

Joko yang mendengarnya berusaha mengambil napas panjang, berusaha ingin menjelaskan kepada Pak Jojo bahwa Ara adalah dalang dari semua masalah ini.

"Huft....Bukan Pak, Ara yang salah tadi kan lagi ngerjain tugas ini Pak, si Ara sibuk sendiri tuh Pak. Dia ngambil kalkulator milik Cella, Cella kan anak murid kesayanganya Bapak jadi karena itu Pak Cella gak bisa ngerjain tugas! Liat tuh Pak Ara kan megang kalkulnya Cella."

Sontak Ara langsung terkejut dan melempar kalkul itu ke meja Cella.
"Ih enggak Pak boong, gak ada di aku tuh!"

Namun naas, Pak Jojo itu matanya jeli, dia telah melihat kalau Ara memang memegang kalkul milik Cella, seketika Pak Jojo juga ikut meredam amarah.

"Tadi di kamu, baru aja kamu lemparkan!" Jelas Pak Jojo dengan nada sedikit marah dan menitah Ara keluar.

"Bukan saya Pak!" Bela Ara dengan nada memelas.

"Sudah di luar aja kamu!" Pak Jojo mengarahkan telunjuknya keluar pintu.

Ara menyipitkan ke-dua matanya. Melirik ke arah Joko, tatapannya benar-benar membidik mata, bagi yang melihat pastilah merinding. Dengan kepalan tangan yang siap meninju musuh di depan itulah yang dilakukan pada gadis itu terhadap Joko sebelum gadis itu benar-benar hilang, tertelan daun pintu kelas.

"Hayo loh, Jok!" Seru Nana menakuti Joko, yang memang nyatanya Joko sudah berkeringat tanda bahwa ia katakutan.

__________________

Hayy👋 reader tersayang, 😘 ini part ke-3 ya. Sebelumnya aku mau ucapin terimakasih banyak yang sudah baca ceritaku ini sampai part ini. Aku harap kalian setia gaes di cerita ini.

So, jangan lupa votement👊😂

See you next chapter?👋

360 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang