Alunan Nada Cinta Illahi

40 2 0
                                    

Karna hidup bukan seperti jalan yang aspal yang mulus yang dengan mudah dijalani

Cahaya pagi menembus rimbunan orang-orang yang sedang sibuk mempersiapkan rutinitas masing-masing. Menyapa setiap insan yang merangkai hari lebih indah dari kemarin.
Namun di tengah-tengah kesibukan dan kebahagiaan orang-orang, Nayla malah sedang berada dalam kegelisahan akan kesehatan ibunya yang semakin hari semakin parah.

"Apa hari ini aku libur saja sekolah? Entah mengapa aku merasa tidak ingin meniggalkan ibu untuk hari ini." Pikirnya sambil melihat ke cermin dan merapikan jilbab putihnya. Kemudian berjalan menghampiri ibunya yang terbaring lemah dan lesu ."Ibu, apa ibu tidak apa-apa kalau ibu aku tinggal pergi ke sekolah?" tanyanya kepada Ibunya yang sedang terbaring sakit sudah 1 bulan lamanya, dan tidak bisa membawanya kerumah sakit lantaran keadaan ekonomi yang kurang mendukung . "Ibu tidak apa-apa, nak. Sekarang kamu pergi cepat ke sekolah, nanti kamu terlambat." Sahut ibunya dengan lirih. "Ya sudah, bu. Aku pergi dulu, ya? " Nayla kemudian menyalaminya ibunya yang terbaring sakit, lalu pergi berlalu meninggalkan ibunya sendirian.
S

esampainya di sekolah, ia langsung menuju kelas. Di kelas seolah tak ada yang mengenalnya, tak seorangpun yang menyapanya, entah apa dan kenapa penyebabnya. Namun, Nayla tetap santai karna hal ini sudah menjadi hal yang biasa. Karna baginya sebuah percikan semangat untuk pergi kesekolah hanyalah ingin menuntut ilmu, agar menjadi orang yang sukses dan dapat membahagiakan ibunya kelak.
Bel pun berbunyi semua orang duduk dikelas dengan tenang. Dan tidak lama kemudian ibu guru masuk kelas. "Assalammualaikum..." sapa Bu guru. "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh..." sahut para siswa. "Sudah baca do'a?" tanyanya kepada para siswa."Belum..." sahut mereka serentak. "Ya, sudah baca do'anya sekarang."
Lalu semua siswa pun membaca do'a dengan khidmat.
"Sekarang, tugas yang ibu perintahkan kemarin letakkan di atas meja, ibu akan memeriksanya ke meja kalian masing-masing." Perintah bu guru setelah para siswa selesai membaca do'a.
Semua siswa pun menurutinya, lalu meletakkan PR mereka di atas meja masing-masing. Semuanya berjalan dengan lancar dan tenang. Namun, di tengah-tengah pelajaran tersebut Nayla terus memikirkan ibunya yang sedang sakit. Entah kenapa ia merasa ada hal yang akan terjadi terhadap ibunya. Namun, tiba-tiba lamunan Nayla buyar ketika ibu guru menghampiri meja nya.
"Nayla, tugas kamu mana?" tanya ibu guru kepada Nayla.
Nayla pun terkejut ia segera menggeledah tasnya dan mencari buku bahasa Indonesianya. Namun, yang didapatinya hanyalah catatan-catatan. "Astagfirullah...." Gumam Nayla. "Bu ma'afkan saya, saya lupa mengerjakannya.." kata Nayla.
Nayla lupa mengerjakan PR nya lantaran sibuk mengurus ibunya.
"Ya ampun, Nayla. Kenapa kamu sampai lupa mengerjakannya? Ya sudah, sekarang cepat kamu berdiri di depan kelas sampai pelajaran ibu selesai!" perintah bu guru dan Nayla pun segera melaksanakan perintah ibu guru tersebut.
Waktu berjalan dengan begitu cepat, hingga waktu pulang pun tiba. Dengan tergesa-gesa Nayla membereskan buku-bukunya. Entah mengapa rasa gelisah yang tak karuan menghantuinya sejak waktu pelajaran dan selalu mengintainya di waktu istirahat, hingga waktu pulang tiba , namun rasa itu tidak juga lenyap.

Sesampainya dirumah, dia terkejut melihat para warga berkumpul dirumahnya. Perasaannya semakin tak karuan tanpa di rasa setetes air mata meluncur di kedua pipinya. Rasa gelisah itu semakin kuat menghantam hati dan pikirannya. Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung menerobos orang-orang yang berada di dalam rumahnya. Sesampainya ia dikamar ibunya, dilihatnya ibunya terbaring kaku dan tak berdaya.
Dan tiba-tiba seorang warga memegang pundaknya. "Tadi ibu bersama para tetangga datang ke rumahmu untuk menjenguk ibumu yang sedang sakit, namun ketika kami datang, ibumu sudah dalam keadaan sakaratul maut." Dia lalu menghentikan perkataannya sejenak, karna tak bisa menahan isak tangis. "lalu kami pun membacakan surah yasin kepada ibumu dan mencoba membantu ibumu mengucapkan Laa ilahaillallah hingga akhirnya Allah memanggilnya."Sambungnya.
Seolah ada yang memukulnya dari belakang hingga membuat Nayla jatuh dan bertekuk lutut tidak berdaya, dihadapan tubuh ibunya yang tak bernyawa lagi. Isakan tangis Nayla pun semakin kencang, air matanya terus meluncur dengan derasnya.
"Ibu, ma'afkan Nayla, bu. Nayla tidak bisa menemani di saat-saat terakhir nafas ibu, Ma'afkan Nayla, bu."kata Nayla dengan gemetar, ia tidak bisa lagi mengatakan apa pun, dan hanya air mata kepiluan yang berbicara saat itu.
Jenazah ibunya Nayla pun mulai di mandikan, lalu di kafankan dengan kain putih yang suci membalut tubuh ibunya Nayla.
Dan beberapa lama kemudian, tibalah waktu pemakaman ibunya Nayla. Nayla seolah masih tidak mempercayai bahwa kebersamaannya dengan ibunya berakhir hari ini. "Ibu...akan kah ibu disana selalu mengingat masa-masa kita berbagi suka dan duka? Akan kah ibu melihat aku menangis dalam ketidakberdayaan meratapi perpisahan ini?"pikir Nayla dengan air mata tiada henti mengalir di kedua pipinya.
Tidak lama kemudian Jenazah ibunya Nayla selesai di kebumikan. Seorang demi seorang pergi meninggalkan Nayla sendirian di pemakaman, hanya tetesan air mata sang langit yang semakin deras membasahi pemakaman yang menemaninya. "Ibu... kenapa ibu pergi secepat ini? Ibu adalah desahan nafas Nayla, bagaimana hidup Nayla tanpa ibu? Ya, Allah.. kenapa secepat ini Engkau ambil satu-satunya nafas semangat hidupku di dunia ini, Ya Allah, kenapa???"
Nayla terus mengeluh, ia tidak menyadari bahwa segala yang indah harus di mulai dari rasa sakit. Ia tidak menyadari bahwa Yang Maha Adil telah menata hidupnya dengan begitu indahnya.
Hujan turun begitu derasnya, namun Nayla belum mau pergi dari pemakaman itu. Dan tidak lama kemudian kepala Nayla mulai terasa sakit, seolah ada batu besar yang telah menindihnya, rasa sakit itu semakin kuat dirasanya, hingga akhirnya ia pingsan di pemakaman ibunya.
Di tengah derasnya hujan mengguyur, tiba-tiba ada seorang wanita yang tanpa sengaja melihat Nayla pingsan di pemakaman, karena tidak tega melihatnya, dengan sekuat tenaganya, ia pun membawa Nayla ke mobilnya dan membawanya ke rumahnya.
Perlahan-lahan Nayla mulai membuka matanya, dengan rasa kebingungan, ia menatap seorang wanita disebelahnya, "Aku dimana?" tanyanya.
"Tadi kamu tidak sadarkan diri di sebuah pemakaman,dan karna tidak tega melihatmu aku membawamu ke mobilku, dan juga aku tidak tahu di mana rumahmu, jadi aku membawamu ke rumah ku." Jelas wanita itu. Namun, Nayla hanya meresponnya dengan kebisuan yang penuh dengan kepiluan.
"Apakah kamu baru saja kehilangan seseorang?" selidik wanita itu. "Ya, aku baru saja kehilangan sesosok semangat hidupku, seseorang yang selalu menemani tangis dan bahagiaku, seseorang yang selalu mengorbankan banyak hal hanya untuk ku, dan tak pernah mengeluh atas setiap tetes keringat yang keluar dari tubuhnya yang semakin lemah, di adalah ibuku...."jelas Nayla, dan matanya pun mulai berkaca-kaca. Melihat keadaan Nayla seperti itu, wanita itu mencoba memberi sedikit pencerahan kepada Nayla.
"Nayla..." kata wanita itu, seraya memegang pundak Nayla. "Hidup ini selayaknya sebuah syair, yang mana di dalamnya terdapat nada-nada hingga membuat syair menjadi indah. Sebuah syair adalah hal yang membosankan apabila di dalamnya hanya terdapat satu nada. Sama halnya dengan kehidupan, di dalam kehidupan ada saatnya kita harus merasakan sakit yang mendalam, dan ada saatnya pula kita akan merasakan sebuah kebahagiaan. Dan tanpa adanya semua itu hidup ini tidak akan terasa indah. Jalani saja semuanya, karna Yang Maha kuasa telah memberi hal yang terbaik di setiap nafas kita."
"Tetapi apakah dengan memisahkan aku dan ibuku itu adalah hal yang terbaik?!" Kata Nayla mulai berontak.
"Istigfar, wahai hamba Allah! Allah membuat kita begini dan begitu, itu dikarenakan dia sayang dan Cinta kepada kita, dia membuat sebuah alunan nada kepada hidup kita untuk membuat hidup kita lebih indah dari pada kemarin. Dan hanya orang-orang yang sadar bahwa "disaat kita terjatuh adalah saatnya kita untuk bangkit dan bangun hari yang lebih indah dari kemarin" yang dapat merasakan betapa indahnya hidup ini dan betapa Maha Adilnya Tuhan alam semesta ini." Kata wanita itu, mencoba menyadarkan Nayla akan betapa salahnya dia saat ini.
Bagai kilat yang menyambar di kelamnya malam, hati Nayla pun mulai terbuka. Hingga Air mata pun meleleh di kedua pipi Nayla,setelah mendengar semua yang dikatakan wanita itu. Lalu ia pun mulai beristigfar kepada Allah, memohon ampun akan betapa lalainya dia saat ini.
"Aku tidak mengenal mu, dan kamu pun sebaliknya. Namun, kamu datang laksana malaikat yang membawa cahaya dari langit, membuatku tersadar akan kesalahanku. Sungguh, aku sangat berterimakasih kepadamu, untuk semua yang kamu berikan padaku." Kata Nayla setelah tangisnya mulai mereda.
" Tak ada yang kebetulan di dalam hidup ini karna semuanya sudah ada yang menata. Dan bukankah kita sesama para muslim memang harus saling mengingatkan." Respon wanita itu.
" Terimakasih banyak karna sudah menolongku, ma'afkan aku jika aku telah merepotkanmu. Dan , Alhamdulillah kini aku sudah agak baikan, aku mau pamit pulang," kata Nayla seraya berdiri hendak beranjak pergi. "sekali lagi terimakasih untuk semuanya." Sambungnya. "Ya sama-sama, tetapi bolehkah aku mengantarmu sampai kerumah? Karna aku khawatir sesuatu terjadi kepadamu di tengah jalan nanti." Tawar wanita itu.
Dengan tersenyum manis Nayla pun menjawab, "baiklah..."
Hingga mulai hari pertemuannya dengan wanita itu, ia lebih bersemangat menjalani hari. Dia belajar membagi waktunya antara bekerja untuk melanjutkan hidup, dan pergi ke sekolah untuk merangkai masa depan yang lebih cemerlang.
Dan mulai hari itu dia menyadari bahwa hidup hanya sekali, jika terjatuh maka bangkitlah, jika terjatuh lagi, maka bangkitlah dan terus bangun hari lebih indah dari kemarin. Karna semua hal yang indah dimulai dari rasa sakit. Itulah yang selalu membuat setiap detiknya mempunyai makna dalam hidupnya.

SELESAI

Assalammu'alaikum semua!! kembali lagi nih, dengan cerpen aku yang banyak typo gaje dan lain lain😁. Yang udah baca, thanks ya.. ma'af banget kalau ceritanya garing and slow banget soalnya aku bukan penulis yang baik alias penulis yang amatiran, yang masih banyak belajar. And sorry banget, kalau ceritanya sad ending semuanya, tapi lain kali kalau aku up lagi, insya allah aku bikinin yang happy ending deh😁.

jangan lupa vote and comment ya😉!! maksih..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang