6 - Common Thread

4.2K 237 23
                                    

Yosh! Douzo yonde kudasai! ^^

****

Hans meresap minumannya. “Apa dia masih marah?” ujarnya selang beberapa lama kepergian Nic.

“Mungkin. Sepertinya kakeknya benar-benar memaksanya bergerak kali ini. Dia terlihat sangat frustasi,” ujar Tim yang sedang ditempeli perempuan berpakaian ketat.

“Apa tak ada cara lain ya?”

Tim yang sibuk bercumbu mengabaikan pertanyaan Hans. Sementara Juan masih sibuk dengan wanitanya saat smartphonenya bergetar. Dahinya mengeryit bingung melihat nama yang tertera di layar. Setelah menyuruh wanitanya menyingkir, lalu dia menganggkat telfonnya.

“Hey, Babe. Ada apa?”

“...”

Bibirnya mengembang mendengar ucapan di seberang sana. “Terakhir kali aku mencoba membantumu, kau menganggapku gila.”

Ucapan Juan membuat kedua sahabatnya menoleh dan menghentikan aktifitasnya. Hans beringsut mendekat. Sementara Tim berusaha melepaskan diri dari wanitanya.

“...”

Juan tertawa senang. “Okay. Aku tahu kau sangat terdesak sekarang. Jadi apa kau melakukan apa yang kusarankan tadi? Wah, kau gerak cepat ternyata.”

“...”

“Aku tidak mau membantumu jika kau tak mau bercerita denganku, Babe.”

“...”

“Cerita. Atau aku tak akan membantumu.”

“...”

Juan tampak sangat antusias dengan apa yang diucapkan si penelfon. Membuat kedua temannya yang lain semakin penasaran. “Aku penasaran seperti apa gadis itu. Jadi misi apa yang kau berikan padaku?”

“...”

Juan mengangguk-angguk memahami permintaan si penelfon. “Hanya itu? Kau yakin?”

“...”

“Apa kau tak ingin memberinya underwear?” mata Hans dan Tim terbelalak mendengar ucapan Juan. Sepertinya anak ini mulutnya tak bisa dikontrol.

Juan tergelak mendengar umpatan dari seberang. “Kau tau, Nicky-babe. Jika gadis itu tak membawa apapun, itu berarti dia sama sekali tak punya baju ganti. Kau menyuruhku memberinya gaun, sepatu dan perhiasan. Tapi kau tak memberinya ‘itu’.  Bagaimana menurutmu kalau kau tak ganti ‘itu’? tak nyaman kan? Nah. Aku sarankan kau memberinya ‘itu’. Karena merujuk pada kenyamanannya. Jadi apa kau yakin tak memberinya ‘itu’?”

“...”

“Okey. Besok. Jam 1 siang aku akan antarkan. Bye Nicky-babe. Good Luck, Muuach,” ujar Juan sebelum umpatan terdengar dan sambungan  pun terputus.

Hans dan Tim memandang Juan dengan penasaran. Menunggu penjelasan Juan. Sementara Juan memandang mereka bingung, memilih menyeruput minumannya.

“Apa tadi, Nic?”

“Dia melakukan apa yang kau sarankan?”

Juan terkekeh mendengar sahabatnya tak sabar mendengar cerita. “Yap. Dan Yap.”

“Ceritakan lebih rinci, J,” desak Hans.

“Ya, ceritakan semua yang kau tau,” desak Tim, menguncangkan bahunya.

Easy, Guys. Kalian seperti ibu-ibu komplek yang sedang mendapatkan gosip baru,” kekehnya. Dibalas oleh Hans dan Tim dengan jitakan dikepalanya. Dia meringis, “Sabarlah.”

Rainbow Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang