PART 7

7.2K 207 35
                                    

"Entah mengapa, hal yang disebut dengan penyesalan itu selalu ada di akhir"-Angela Lee-

Author's Pov

"Aku benar-benar kecewa dengan pelayanan mereka. Apa mereka tidak tau aku ini siapa heuh? Kurasa Ryan memang harus memberitahukan semua orang bahwa aku ini juga istrinya, bukan hanya wanita sialan itu! Menyebalkan!"

"Sudahlah Fani. Tenanglah! Kau harus bersabar akan hal itu. Tunggu sampe wanita itu pergi dari rumah ini. Sampai saat itu maka kita berdua harus bersabar agar semua aset dan kekayaan Ryan ini jatuh padamu"

"Kau benar Bibi! Wanita sialan itu harus membayar akan dosa-dosanya. Aku sudah bersumpah bahwa aku akan merebut semua yang menjadi miliknya dan membuatnya menderita. Lihat saja! Aku akan membuat Ryan mengusirnya dari rumah ini!"

Dua orang wanita yang sedang asyik mengobrol bersama terpaksa harus berhenti karna kedatangan Angela ke kamarnya.

"Permisi Fani. Apa aku boleh masuk?"

"Masuklah"

"Maaf mengganggu. Aku hanya ingin mengambil pakaian kotormu"

"Hai Angel. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah melupakan bibimu yang kau sayangi ini?"

Fani dan Bibi Gwen tersenyum mengejek pada Angel. Namun itu tak berselang lama karna dengan sigap Angel menghapus senyuman itu.

"Hai Bibi Gwen. Kau terlihat sangat sehat sekarang rupanya. Entah berapa banyak pria yang telah kau rebut hartanya. Aku berharap kau tidak mengotori pemikiran Steffani dengan pikiran kotormu itu"

Angel lalu pergi mengembil pakaian itu dan pergi dari kamar Fani tanpa menghiraukan kata-kata Bibi Gwen.

"Dasar wanita sombong! Dia tidak berubah sejak dulu rupanya. Masih saja sombong dan jujur. Aku benar-benar membencinya. Kita harus segera bertindak Fani. Pikirkan bagaimana cara mengusirnya"

"Tenanglah Bibi. Kita harus memikirkannya dengan hati-hati. Angel bukanlah wanita yang bodoh dan lemah. Kita harus mempersiapkan segalanya agar Angel tak tau cara untuk melawan balik"

Dua orang wanita itu masih saja sibuk berpikir tentang Angel. Tapi Angel, dia sekarang sudah berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Dia tengah sibuk dengan segala macam bahan makanan. Entah untuk siapa makanan itu. Bagi Angel, jika Ryan dan istrinya tidak mau memakannya. Maka setidaknya ada banyak maid dan security di rumah ini yang mungkin menginginkannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi seorang Ryan bahkan masih berkutat dengan laptop kesayangannya itu. Maklum saja. Bukankah dia seorang penggila kerja. Dilain sisi ada Angel yang masih mondar mandir dikamarnya karna tidak bisa tidur. Selalu seperti itu. Insomnia berat karna trauma masa lalu itu benar benar menyiksa nya. Tanpa pikir panjang Angel lalu pergi ke dapur. Siapa tau ada sesuatu yang bisa dinikmati. Atau mungkin sesuatu yang bisa dinikmati itu harus ia buat terlebih dahulu.

"Entah mengapa aku lapar di jam segini. Dan kenapa juga aku terus menerus berbicara pada diriku sendiri. Tapi tak apalah. Toh yang memahamiku hanya diriku"

Tak lama berselang setelah Angel selesai memasak tiba tiba terdengar suara langkah kaki. Ia lalu berbalik dan melihat Ryan.

"Kau baru pulang?"
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan Ryan baru saja pulang. Dan bodohnya lagi Angel malah bertanya. Bukankah seharusnya dia diam saja. Entah apa yang akan dipikirkan Ryan. Mereka berdua kan jarang ngobrol bersama.

"Ya. Tadi ada urusan di kantor"
Baru 2 anak tangga yang di pijaknya. Ia kembali menoleh dan bertanya pada Angel.

"Apa kau sedang memasak? Apa yang kau masak? Apa aku boleh memintanya? Maaf merepotkanmu"

You're My AngelWhere stories live. Discover now