Setumpuk buku menemani ku malam ini, menitik berat pada ujian senin depan. Bahasa, Ppkn, Fikih, arghh banyak sekali.
'Kling'
Dering notifikasi handphone membuat fokusku teralih sejenak. Kulirik mataku kearah layar. "Gama?"
Gama
Aku nggak siap sumpah. Pokoknya besok aku mau nyontek kamu terus. Ini paksaan. TITIK. NGGAK ADA KOMA.Sekilas bibirku sedikit mengukir simpul. Menatap setiap kata yang dia ketik tanpa berpikir itu.
Me
Maksa banget ye lah.Gama
Bodo.Obrolan kami semakin memanjang malam itu. Hingga larut malam. Yang semestinya aku belajar memahami materi ujian, malah keasikan bertengkar dan bercanda dengan Gama.
Iya Gama, Gama Putra Respatih. Teman laki-laki satu kelas yang selalu asik dengan siapapun. Dan aku salah satunya.
Hari semakin larut, aku terlelap dengan buku berserakan di sekitarku. Tanpa ku baca satu pun. Iya, satu pun.
***
Pagi ini hari Sabtu, sekaligus hari penutup kegiatan ajaran semester ganjil. Seperti sudah menjadi keharusan setiap sekolah pada umumnya semua warga sekolah harus melakukan bersih-bersih dan membantu persiapan ulangan akhir semester mendatang
Setelah sedikit beristirahat dan peperangan kecil antara kubu wanita dan kubu laki-laki soal berdebat siapa yang akan membuang sampah ke bank sampah belakang sekolah, aku melihat salah satu guru menampalkan selembar kertas di mading sekolah. Tidak lama kemudian tempat itu di penuhi oleh siswa-siswi. Aku langsung berkesiap untuk ikut menontonya bersama yang lain.
ini adalah hal yang paling berdebar yang pernah aku rasakan selama hidupku. Bagaimana tidak, sebuah kertas dengan sejumlah nama tertampal di mading sekolah menjadi penentu sukses atau tidaknya ujian selama 2 Minggu kedepan.
Dalam hati aku berharap bukan seseorang yang brengsek yang jadi teman sebangku ku kelak. Brengsek dalam arti dia selalu mengacau dengan suara-suara menjijikan hanya untuk mendapatkan sebuah contekan atau membuat keributan yang luar biasa.
Mataku terperangah saat mengetahui nama yang disandingkan dengan namaku. Oke, boleh dikatakan hatiku berdebar hebat saat itu. Rigil Kentaurus kelas 11-3 menjadi rekan sebangku ku selama ujian akhir semester berlangsung. Entah aku harus bersikap seperti apa, ataukah hatiku akan baik-baik saja nantinya. Mengetahui seseorang yang kukagumi selama beberapa tahun belakangan menjadi partner selama 2 mingguku.
Aku berbalik badan setelah mengetahui dengan siapa aku akan duduk hingga sebuah dada bidang tepat di hadapanku, aku mendongak memastikan siapa sang empunya hingga aku dibuat menahan napas cukup lama. Rigil menatapku dan beralih menilik name tag yang berada di sebelah kiri dadaku. Aku diam bergeming dan detik selanjutnya aku tersadar. Tersadar bahwa aku di dalam situasi yang tidak baik. Bergegas aku mencari celah di kerumunan dan segera memecah mereka untuk ku melarikan diri.
###
Suasana kelas saat ini cukup riuh banyak yang duduk dan berbaring sekedar melepas lelah setelah bersih-bersih.
Aku menghampiri Gama yang sedang tertidur di sisi kelas, tidak heran dengan manusia satu ini karena Motto di hidupnya adalah "Hiduplah secara Santuy" dan terbukti saat ini dia sedang menikmati bermimpi disiang bolong.
"Gama bangun!" Aku mengguncangkan tubuhnya.
Gamma menggeliat dan melanjutkan sesi tidurnya tanpa mengindahkan panggilanku.
"Etdah ini bocah tidur lagi masa, Gama bangun" sekali lagi aku mengguncangkan tubuhnya kini dengan cukup kuat.
"Iya...kenapa?" Akhirnya Gama sepenuhnya terduduk dengan mata tertutup.
"Masa iya aku satu bangku sama Rigil Kentaurus sih"
"Lah terus?"
"Kok tanya gitu! Kamu kan tau aku udah lama kagum sama dia. Ya kali setiap mau ngerjain soal masa iya tahan napas mulu kan gak lucu"
"Ya bagus dong. Jadi kamu gak harus susah menikmati dia dari jarak jauh sekarang kan satu bangku"
Gama kembali merebahkan tubuhnya, membelakangiku. Aku tak tahan dengan tingkahnya seketika memukul lengan Gama dan bergegas pergi.
"Aw, sakit Ta!!"
"Bodo!"
***
Gama Putra Respatih
Umur 18 Tahun • Kelas 11 • Anak paling Santuy di kelas Beta • Sahabat Beta dari pertama masuk SMA • Gak ada impian apalagi Cita-cita • Tukang ngalus kalau sama perempuan selain Beta.
Republis
Simpang Pulai, 29 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Pusat Gravitasi?
Novela JuvenilBeta Meinajm menyukai seorang anggota paskibra sekolah hingga sebuah insiden ulangan akhir sekolah membuat mereka semakin dekat. "Aku sangat mencintaimu tapi apa yang kamu lakukan padaku itu sangat membuatku menggila"- Beta Meinajm