01. MPLS

302 21 0
                                    

4 years later.

"Jaemin! bangun kamu! dasar kebo!" aku memukuli Jaemin yang sedang mendengkur sambil memeluk bantal guling.

"hey jangan ganggu aku! aku masih ngantuk!" jawab Jaemin dengan suara rendahnya.

"bangun aish, Na Jaemin! kamu tau ini jam berapa?! kita akan terlambat mengikuti MPLS, ini bukan hari libur lagi!"

Jaemin segera membalikan tubuhnya, lalu membulatkan matanya. aku hanya menatap Jaemin datar.

"jika kita diberi hukuman aku akan menyalahkan dirimu, Jaemin!" ucapku datar

"ah.. aku minta maaf. aku lupa soal itu." Jaemin menggaruk tenguknya.

"ya udah, cepat mandi sana. jangan lama-lama, aku sudah menyiapkan sarapan di bawah sana." Jaemin menganggukan kepalanya lalu segera beranjak dari tempat tidurnya dan mandi.

aku sudah siap dengan seragam sekolah baru, lalu aku meninggalkan Jaemin di kamarnya dan menunggunya di bawah sambil memainkan ponselku.

aku melihat Jaemin sedang turun dari tangga sambil sibuk mengikat dasinya sampai ia tersandung.

untung tidak jatuh.

"kamu ini, mengikat dasi saja tidak bisa. dasar bodoh!" aku menarik dasi Jaemin membuat Jaemin mendekat secara otomatis.

"Hyeol, kau sangat cantik hari ini."

aku hanya menyerngit pelan dengan pujian Jaemin, lalu bilang terimakasih secara tidak ikhlas. aku tau ia hanya menyukai sarapan yang aku buatkan dan bilang lezat secara tidak langsung.

aku dan Jaemin hanya tinggal berdua. kedua orang tua kami meninggalkan kami karena banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan. mereka jarang pulang ke rumah. uang SPP dan segala kebutuhan kami, mereka transfer dari sana.

aku dan Jaemin berangkat ke sekolah baru kami menggunakan motor vespa milik Jaemin. motor yang sudah ia beli sejak umurnya masih 15 tahun.

setelah kami sampai di sekolah, kami langsung memasuki ruangan MPLS dan duduk bareng lagi.

"kuharap kita satu kelas lagi, Hyeol."

"emang kenapa?"

"aku tidak mau kamu di ganggu laki-laki di situ."

"apaansih Jaemin, kamu gak jelas ah. pokoknya aku gak mau sekelas sama kamu."

"kenapa? kamu gak suka aku sekelas sama kamu?"

"ya masa kita barengan terus sih Jaem? dirumah udah barengan. disini ijinin lah kita pisah."

"pokoknya aku gak mau! aku mau kita sekelas, Hyeol. lihat saja nanti." aku hanya bisa diam dan merutuki diri Jaemin.

kenapa sih aku harus mempunyai -saudara tiri yang sangat posesif seperti Jaemin?

kami mengikuti MPLS dengan baik. dan seperti biasa, karena Jaemin memang -tampan maka ia banyak digoda sama murid-murid perempuan disini.

mereka semua bilang bahwa aku adalah pacarnya Jaemin ya karena kedekatan kami berdua. aku tak bisa menjawab jika aku saudaranya karena mereka pasti tidak percaya.

hh.. kami saja tidak mirip.

aku hanya terkekeh saja dalam menanggapi pujian mereka.

"terkadang aku menyesal, Hyeol kenapa kita harus menjadi saudara."

"kenapa memangnya?" Jaemin hanya terdiam. ia tidak memberikan aku responnya.

dalam beberapa detik ia tidak jawab, aku mengalihkan pandanganku dan melupakan pernyataan Jaemin yang tadi.

Jaemin memang suka seperti itu.











-tbc

Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang