07. Presentasi

149 11 0
                                    

at school

aku memasuki kelasku dan melihat renjun sedang membaca. aku tersenyum, lalu cepat-cepat meletakkan tasku di samping tempat duduknya.

"kamu bawa flashdisknya?" tanyaku.

ia mengeluarkan flashdisk yang ditempel stiker stitch dari sakunya sambil tersenyum. akupun ikut tersenyum menanggapinya.

"tinggal menunggu pelajarannya. kamu udah praktik 'kan di rumah?" tanya Renjun.

"sudah dong, aku sudah bisa," jawabku memastikan.

Renjun tersenyum lalu kembali membaca novelnya. sedangkan aku, aku tidak melakukan apapun. hanya sekedar mengedarkan pandanganku ke seluruh ruang kelas melihat teman-teman yang lain sedang sibuk berlatih untuk presentasi.

pandanganku tertuju pada Jaemin dan Ester yang terlihat sedikit menegang. aku mengerutkan alisku dan memiringkan sedikit kepalaku.

apa yang terjadi dengan mereka?

tak lama, guru memasuki kelas kami yang membuatku langsung mengalihkan pandanganku ke depan kelas.

guru sudah membawa laptop dan berkas-berkasnya. dan segera menyalakan laptopnya dan infocusnya. semua anak langsung memberikan flashdisknya kepada guru, begitu juga Renjun.

kecuali Jaemin.

hei, mengapa mereka tak memberikannya?

"anak-anak, flashdisknya akan saya acak. jadi, yang maju terlebih dahulu tidak sesuai nomor absen."

"t-tunggu bu!" aku memberanikan diri dan semua orang memperhatikan pandangan mereka padaku. "Jaemin dan Ester, me-mereka belum memberikannya," kataku gugup.

"hm.." guru langsung membuka telapak tangannya seraya meminta flashdisk dari Jaemin.

aku menoleh kebelakang melihat raut wajah Jaemin dan Ester sedang menegang.

apa yang terjadi pada mereka?

apa mereka tak mengerjakan PRnya?

Jaemin berdiri dari bangkunya dan melangkahkan kakinya ke depan kelas dengan ragu-ragu lalu memberikan flashdisknya.

"yang pertama maju.." guru mengacak flashdisknya, "Bae Jin Young dan Lee Jeno."

sudah sekian murid maju dan mempresentasikan hasil kerja mereka. sekarang giliran aku dan Renjun yang maju.

"selamat pagi, bu guru dan teman-teman. sekarang hari ini aku dan Hyeol akan mempresentasikan tentang gaya dan gerak." kami melanjutkan presentasi kami sampai selesai.

slide berganti slide, semua murid bahkan guru memperhatikannya dengan baik.

"terimakasih bu guru dan teman-teman sekian. semoga presentasi ini dapat menambah ilmu kalian," kataku.

"iya, Huang Renjun dan Na Hyeol kalian mendapatkan nila A+ dari presentasi kalian. power point kalian terlihat sangat indah dihiasi dengan gambar," kata guru.

tanpa kusadari, ternyata kak Mark yang sudah di depan pintu kelasku sedang menepuk tangannya sambil tersenyum. ia berjalan mendekat ke arah kami membuatku diam di tempat.

"presentasi yang sangat bagus," katanya sambil tersenyum.

aku membalas senyumnya, "makasih kak," yang di balas dengan senyuman lalu berjalan ke arah meja guru dan memberikan berkas yang ada di tangannya.

aku dan Renjun kembali di tempat duduk kami. aku juga masih tersenyum senang dengan bayangan kak Mark yang tersenyum padaku tadi.

"kamu tau, Hyeol?" aku mengalihkan pemikiranku kepada Renjun yang membuka suara kepadaku.

"apa?"

"kak Mark itu tidak pernah memuji adik kelas. selama aku sekolah disini, ia selalu dingin terhadap bawahannya. ia hanya menanggapi teman dekatnya saja."

"maksud kamu apa?" aku mengerucutkan alisku

"aku kira, kak Mark tertarik denganmu." aku kembali tersenyum lagi. ya aku sedang senang. malah sangat.

sekarang giliran Jaemin dan Ester yang maju. mereka terlihat gugup saat maju. aku mengerutkan alisku, ku kira mereka tidak bisa mempresentasikan apa yang mereka telah kerjakan.

setelah mereka selesai berpresentasi, apa yang kupikirkan ternyata memang benar. mereka memang tidak mengerjakannya dengan maksimal.

tapi mengapa mereka tidak meminta bantuanku dan Renjun? memangnya kita tidak bisa membantu apa ya?

huh.. Jaemin memang begitu dari kecil. tidak pernah menerima bantuan dari orang lain. ia akan melakukannya sendiri walaupun ia tidak bisa.

"Jaemin, kamu kenapa tidak meminta bantuanku dan Renjun kemarin? aku dan Renjun 'kan masih bisa membantumu." tanyaku pada Jaemin disaat kita sedang di jalan pulang sekolah.

"hm.. kalo aku meminta bantuanku sama saja sebenarnya aku meminta nilai darimu." jawab Jaemin dengan datar.

"ya tidak begitulah! 'kan kamu meminta bantuan bukannya menyontek punyaku dan Renjun. kamu itu gak usah sok bisa kalo kamu bisa meminta bantuan orang lain!"

Jaemin menghela napasnya, "iya iya lain kali aku meminta bantuanmu jika aku tidak bisa."










—tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang