Mulutnya dibekap erat oleh Taehyung. Tak membiarkan suaranya kembali mendominasi keheningan. "Aku tau jika kau menyukaiku dari dulu."
Pria itu menatap lekat netra Jungkook yang mulai memera dan berkaca-kaca. "Aku tau, tapi aku tak tau harus bagaimana." Dia melepaskan tangannya dari mulut Jungkook dan memberi jarak.
"Kau jahat, tau?"
Si manis Jeon mulai terisak. Perlahan Taehyung mendekatkan diri untuk memberi sebuah pelukan. "Kau sahabatku Jeon, dan aku tak mau kehilanganmu. Jika kita berpacaran dan putus—-maka aku dan kau akan saling menjauh."
Jungkook mengusap air matanya dan mendorong tubuh Taehyung lembut. "Bertahan supaya tidak putus lah, bodoh!"
"Kalau aku sih sanggup bertahan, tapi kalau kau yang meminta putus bagaimana? Aku harus apa?"
"Perkosa saja aku sampai mampus."
"H-hah?"
Jeon muda berdecak, kedua tangannya aktif mengusap air mata yang menggenangi wajahnya. "Seriously? Kenapa aku bisa suka pada lelaki idiot sepertimu sih?!"
"Karna aku tampan. Dan kau paling suka orang tampan yang sepertiku." Tawa ringan Taehyung membuat suasana tegang mencair. "Jadi cantikku—-kau bilang apa tadi?"
"Jangan panggil aku cantik! Aku ini tampan!" Dia merengut. "Begini, aku mengatakan padamu jika kita berpacaran dan aku meminta putus—-kau boleh menghukumku sampai aku menyerah di bawah kuasamu."
Netra Taehyung berkilat saat Jungkook mengucap kata menghukum dan menyerah di bawah kuasamu.
Benar-benar makhluk cabul.
"Hm.. Haruskah aku memutuskan pacarku dan berpacaran denganmu sekarang juga?"
Sebenarnya Jungkook ingin menjerit kuat. Melolongkan kalimat. 'Putuskan saja jalang sialan yang suka menggerogoti dompetmu itu detik ini juga!'
Tapi diurungkannya perkataan penuh hujat itu, dan berganti dengan kalimat—-
"Pacari aku secara sah, dan nyatakan hal itu di depan mantanmu." Ucapnya sambil mengalungkan kedua lengannya di leher Taehyung.
"Jika kau melakukannya—-aku berjanji akan memberimu malam panas yang bergelora setelah semua itu terjadi."
.
.
.Taehyung mengetuk permukaan meja datar di depannya menggunakan ujung jari. Netranya menatap lekat seseorang perempuan di depannya yang tersenyum lebar ke arahnya.
"Oppa kangen padaku ya sampai ingin kita bertemu di apartemenmu secepatnya?" Ucap gadis itu dengan nada lembut.
Pria Kim nampak tenang. Memasang raut muka paling datar yang membuat siapa saja gugup. "Aku ingin bicara—-ini tentang hubungan kita."
Mendadak perempuan itu memekik kecil, lalu tersenyum lebar setelahnya. "Oppa ingin melanjutkan hubungan ini ke jenjang selanjutnya, ya? Oppa ingin melamar—-"
"Kita putus."
"H-hah?!" Netranya membelalak tak percaya. "Kenapa?! Aku salah apa?! Oppa, jawab aku!"
Tapi Taehyung total acuh. Memilih mengetik sebuah pesan singkat kepada seseorang. Dia mengangkat kepala; menatap perempuan di hadapannya yang tengah memandangnya dengan mata berkaca. "Lihat belakangmu."
Menoleh ke arah belakang—-perempuan itu sontak terkejut saat menemukan entitas Jeon Jungkook; pemuda itu hanya mengenakan kaos lengan pendek dengan hotpants ketat yang mempertontonkan lekuk tubuh dan juga paha mulusnya.
"Hai, Sooyoung-ssi. Sudah lama kita tidak bertemu, ya? Apakah kabarmu baik? Oh—-apa hatimu juga baik?"
Katanya disertai cengiran gigi kelinci yang tampak imut untuknya, tanpa ada yang tau seringai miring terpasang di ujung bibir.
Sooyoung menggeram saat Jungkook dengan berani mendudukkan dirinya di atas pangkuan Taehyung.
"Jalang tetap saja jalang, dan akan berkelakuan seperti jalang." Katanya sinis, dengan pancaran api membara yang menelusup sampai ke urat syaraf.
"Jika aku jalang, maka kau lacur murahan." Sahut Jungkook enteng. Dia membelai tangan Taehyung yang sekarang tengah berada di depan dadanya yang masih terlapisi pakaian. "Ahh—-j-jangan diremashh—-"
Taehyung tersenyum tipis saat melihat mantan ke kasihnya melotot tak percaya sembari mengumpat beberapa makian kasar.
"Sialan! Pelakor lonte! Gampangan sekali, sampai rebut pacar orang pakai lubang anus."
Jungkook mendesah malas. "Kau sudah bukan pacarnya lagi, dan kini statusmu seorang bekas pacar—-atau aku harus menyebutmu mantan. Benar kan, Taehyungie?" Pertanyaannya hanya dibalas Taehyung dengan rematan gemas di dada sebelah kanannya.
"Brengsek. Kalian bedebah menjijikkan!"
"Maaf, mantan. Tapi setahuku—-kau menyukai hal menjijikkan ini 'kan? Dan setahuku juga—-kau itu fujoshi, oh atau sudah bukan?" Seringai mengembang di bibir Taehyung saat Soonyoung menjerit sembari memukul meja keras.
"Tidak lagi, bangsat! Aku muak dan mual karena kalian!"
Pemuda Jeon berdecak. "Hoo.. Kukira masih jadi fujo—-kan kita bisa mempraktekkan adegan live di komik BL yang biasa kau baca. Aku dan Taehyung akan sangat gembira saat kau dengan senang hati mau menonton kegiatan seks kami nantinya."
Sooyoung masih ingin mencela. Menuntaskan emosi yang bersarang di dada. "Katanya cuma sahabat tapi sering melakukan seks di belakangku. Perselingkuhan memalukan, tidak beradab."
Taehyung terkekeh nyaring. "Jungkook pacarku kok. Setelah aku memutuskanmu—-Jungkook resmi menjadi satu-satunya pacar yang aku miliki." Dia membuat wajah Jungkook menoleh ke belakang, bibirnya melumat beberapa kali sebelum dilepas dengan akhiran kecupan.
"Jadi selama ini—-kau berpacaran dengan dia?!" Pria Kim hanya menyeringai.
Jungkook mengibas tangannya di depan dada. "Sudah ah, sebaiknya kau pulang saja kalau tak mau melihat kita bercinta."
.
.
."Mana hadiahku, Jeon?" Tanya Taehyung saat Sooyoung sudah pergi setelah pintu tertutup karna bantingan kasar perempuan itu.
Jungkook menggeleng, raut mukanya serius. "Besok saja, bokongku masih sakit tau. Salahkan dirimu yang bemain terlalu kuat dan kasar saat di apartemenku tadi."
Taehyung merengut. "Ayolahh—-masa kau tega membiarkan adik kecilku berdiri terus sepanjang hari? Besok aku sudah mulai masuk kerja, masa aku harus menyeret paksa sekertarisku dan membuka pahanya di atas meja kerja?"
Taehyung menggerang saat pantat bulat Jungkook menekan kejantanannya yang tertutup celana jeans. "Lakukanlah, dan aku tak akan segan menarik lepas burungmu nantinya."
Mulut Taehyung mencebik sok imut. "Kau jahat sekali." Tangannya dengan lancang mulai merambat masuk ke dalam baju Jungkook; memerangkap dadanya ke dalam cakupan telapak tangannya.
"M-mem—-ahhn—-" Jemari panjang Taehyung memelintir puncak dadanya yang mengeras. Menarik lalu menekannya kuat. Sensasi nikmat menjalar keseluruh tubuh dengan mulut yang sibuk membuka dan menutup.
"Suka? Ingin yang lebih nikmat, tidak?" Bisik Taehyung di telinganya. Sedikit mengulum ujungnya demi mendapat desahan penuh damba dari mulut manis sang sahabat yang sekarang menjabat sebagai pacar barunya.
"T-tid—-hnghh—-" Jeritnya saat Taehyung mencubit dada montoknya dan meremas kuat dengan tempo tak beraturan setelahnya.
Taehyung mengeluarkan tangannya saat anggukan lemas didapatnya dari Jungkook; dia dengan cepat memerintahkan Jungkook untuk berdiri. Setelahnya lelaki itu menarik Jungkook ke dalam kamar miliknya.
Pintu ditutup. Kunci diputar dari dalam.
"Persiapkan suaramu agar tak habis sayang, karena aku akan membuatmu bernyanyi keras sepanjang malam."
.
.
.Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Author-nim! (KTH + JJK)✔
Historia Corta"Menulis adegan ranjang kenapa bisa sesulit ini?!" -Jeon Jungkook top!tae || bot!kook Start : 28-01-18 End : 01-08-18