4 - Ternyata Lo?

43.2K 2.5K 32
                                    

Kenan baru saja sampai dirumahnya setelah bertemu dengan kedua sahabatnya di sebuah cafe. Sebenarnya entah apa yang terjadi pada Kenan. Ia merasa ingin sekali mengetahui kehidupan Adara. Kenan sendiri tak mengerti mengapa tadi ia begitu peduli dengan gadis itu. Tak biasanya Kenan bersikap seperti ini. Seringkali ada gadis yang meminta tolong padanya pun ia akan acuh tak acuh.

Tapi mengapa ia begitu penasaran dengan Adara. Mengapa setiap pagi ia melihat Adara, terlihat sekali raut wajah kelelahannya. Bahkan ia sering melihat Adara melamun sendiri didalam kelas.

"GUE KENAPA!!!"Geram Kenan lalu ia mengacak rambutnya frustasi. Kenapa ia sangat ingin mengetahui sisi kehidupan Adara?.

Kenan memutuskan untuk beranjak mandi. Tadi saat pulang ia tak melihat Mamanya ataupun adiknya. Kemana mereka? Pikir Kenan.

Setelah melakukan ritual mandinya, Kenan mengambil sebuah kaos putih bertuliskan 'BOY'. Juga celana pendek bewarna hitam.

Setelah melakukan semua hal itu, Kenan mengambil handphone nya di atas nakas dan memeriksa beberapa notifikasi. Tapi matanya hanya tertuju pada instagram! Ya instagram.

Kenan tak tau siapa nama lengkap Adara, lantas ia mencari saja akun teman Adara. Fera Fenanda.

Kenan terus saja mencari-cari keberadaan foto Adara saat menemukan akun tersebut. Hanya ada satu foto Adara bersama Fera juga... seorang anak kecil?.

Dia siapa . Batin Kenan bertanya-tanya.

*****

Adara memandang takjub Rumah didepannya ini. Ralat. Sepertinya ini bukan Rumah melainkan sebuah mension. Didepannya terdapat bunga-bunga yang cantik juga kolam ikan yang airnya terlihat segar.

"Adara. Ayo masuk."Ucapan Ny.Tera membangunkan Adara dari lamunannya.

"Eh iya Bu."Ucap Adara canggung.

Adara hampir saja ingin melepaskan sepatunya. Ia takut nanti mension ini kotor oleh sepatu jeleknya. Pikir Adara. Tapi sebuah tangan lembut melarangnya. Ia segera menarik Adara agar langsung masuk saja kedalam Mension itu.

Saat didalam. Lagi-lagi Adara ternganga melihat semuanya. Ruang tamu begitu besar. Juga terlihat banyaknya tangga.

"Adara tunggu disini sebentar ya. Sekalian saya titip Heleno."Ucap Ny.Tera

"Iya Bu."Jawab Adara sopan lalu Ny.Tera meninggalkan Adara dan Heleno yang sudah duduk diatas karpet.

"Ini namanya kereta api."Ucap Adara sembari menunjukkan sebuah mainan.

"Api?."Suara menggemaskan itu membuat Adara tersenyum.

"Iya. Kalo ini bintang."Ucap Adara lagi yang membuat Heleno melongo.

"Ntang? Ntang ntang Ntang."Oceh Heleno dengan suara imutnya.

"Sekarang Heleno makan dulu ya. Heleno harus makan banyak biar cepet gede."Ucap Adara lembut lalu menggendong Heleno menuju meja makan.

*****

Kenan samar-samar mendengar suara adiknya yang tertawa dengan suara perempuan yang familiar di pendengarannya.

Kenan turun dari lantai tiga menuju lantai bawah dan berapa terkejutnya ia melihat adiknya sedang tertawa riang dengan mulut dipenuhi biskuit dan tunggu. Siapa yang memberi adiknya makanan sedangkan Mamanya bilang bahwa ia sedang mandi.

Saat Kenan ingin mendekat kearah sang adik, Kenan dapat melihat dengan jelas seorang perempuan yang memakai seragam yang sama dengannya juga wajahnya yang begitu dikenal Kenan.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang