9 - Terbang Dan Jatuh

39.6K 2.1K 58
                                    

Sontak Adara dan Kenan langsung saling menjauh. Mereka hampir saja tertangkap basah oleh keempat manusia yang bisa dikatakan 'Jahil'.

"Anjir. Ngapain Lo pada?!"Ucap Jordan dengan mata memicing.

"Dan!Dan! Jangan-jangan mereka mau..."Gerald segera membisikkan sesuatu pada Jordan yang membuatnya ternganga.

"SAOLOH! KEN! LO! WAH KAGAK NYANGKA GUE KEN! TERNYATA LO MAIN CEP--"

"Berisik!"Ucap Kenan tajam.

Jordan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari tersenyum tanpa dosa.

"Gimana keadaan Anggun Dar?"Tanya Fera yang tak menghiraukan Jordan dan Gerald.

"Alhamdulillah udah mendingan. Dan kalo besok kondisinya makin membaik udah boleh pulang kok."Jawab Adara sembari tersenyum lembut yang masih saja merasakan bahwa bibirnya sungguh panas.

"Syukur deh."Timpal Fera.

"Tu bibir merah bener Dar."Ucap Fera.

"Hah?"

"Lo kepedesan atau gimana?"

"Nggak kok. Ini cum--"

"ASTAFIRULLAH!"Teriak Jordan sembari menatap malang handponennya.

"Kenapa sih?!"Kesal Fera.

"Hah?"Jordan salah tingkah sendiri saat semua mata tertuju padanya. Dan yang paling menyeramkan adalah tatapan seorang Kenan?.

"Anu... emm... anu... Gue laper. Gue ke kantin dulu bye!"Setelah itu ia berlari menuju pintu dan terkicir ke arah kantin.

*****

Kenan membawa Adara pergi dari ruang inap Anggun. Awalnya Adara menolak karena tak akan ada yang menjaga Anggun. Tapi karena Fera sahabat yang pengertian, dia menyuruh Adara pergi dan dia yang akan menggantikan menjaga Anggun ditemani oleh Gerald.

Disinilah mereka. Disebuah taman yang ditengah taman tersebut ada sebuah kolam ikan.

"Duduk."Ucap Kenan saat mereka sampai disebuah bangku.

"Iya."Balas Adara.

"Ken. Nanti kalo Fera repot jagain Anggun gimana?"Tanya Adara.

"Nggak akan."Jawab Kenan seadanya.

Buk!

Satu tepukan mendarat dipunggung Kenan. Dengan wajah kesalnya Adara mendaratkan tepukan itu.

Kenan bukan meringis ataupun marah. Ia malah terkekeh kecil. Menurutnya wajah Adara jauh menggemaskan saat sedang kesal.

"Dasar tembok es. Bisa juga ketawa."Gumam Adara kesal.

"Gue denger."Ucap Kenan.

"Syukur deh. Berarti telinga Lo masih berfungsi buat denger."Ketus Adara dan Kenan hanya mengangguk kan kepalanya.

"Lo mau nggak?"Tanya Kenan tiba-tiba.

"Mau apa?".

"Jadi pacar Gue."

Adara diam.

Bingung harus apa.

Seperti diterbangkan ke langit ke tujuh.

Dan Adara melayang.

"Tapi..."Ucap Adara.

"Tapi Boong."Jawab Kenan santai.

Jleb.

Dan rasanya.

Adara dijatuhkan ke tanah yang keras.

Dan sakit.

"Oh hahaha."Adara tertawa canggung.

"Lo baperan."Ucap Kenan.

"Engh. Enggak lah apaan sih."Adara terkekeh Garink. Garink Gaes.

Lalu hening. Adara sibuk menetralkan rasa malunya. Bagaimana bisa ia terlalu berharap pada seorang Kenan.

"Suatu saat apa yang Gue omongin bakalan terwujud."Ucap Kenan lalu beranjak dari bangku itu dan meninggalkan Adara yang masih mencerna apa yang dikatakan oleh Kenan.

*****

Sore ini Anggun telah diizinkan pulang namun tetap mengikuti instruksi dari dokter. Seperti tetap meminum obat yang di anjurkan dokter dan makan makanan sehat.

Suatu point penting bagi Adara jika Anggun telah diizinkan pulang. Itu artinya keadaan adiknya semakin membaik.

Tadi Adara dan Anggun diantarkan oleh Kenan. Sedangkan kedua orang tua Kenan sedang memiliki urusan dengan rekan bisnisnya dan Adara memaklumi itu.

Anggun sedang tidur dikamarnya. Tinggallah Adara dan Kenan berdua di ruang tamu. Duduk diatas karpet tipis ditemani dengan snack yang dibeli Kenan.

"Ken. Lo nggak pulang?"Tanya Adara.

"Lo ngusir?"Balas Kenan.

"B-bukan gitu. Ini kan udah sore. Lo kan belum mandi."Ucap Adara dengan suara pelan.

"Nggak mau."Kenan kembali memakan cemilannya.

"Yaudah deh."Pasrah Qila.

Lalu hening.

"Dar."

"Ken."

"Lo duluan."Ucap Kenan.

"Hah? Lo aja."

"Lo."

"Lo aja Kenan."

"Bodo amat."Ucap Kenan ketus dan membuat tawa Adara pecah begitu saja.

Kenan sempat mematung melihat tawa Adara yang begitu manis menurutnya. Adara jauh terlihat lebih cantik saat tertawa.

Adara yang merasa diperhatikan pun menghentikan tawanya. Dan menelan salivanya saat tatapan tajam Kenan menatapnya begitu dalam.

"K-kenapa Ken?"Tanya Adara takut.

"Lo cantik."Jawab Kenan datar.





*****



















Awalnya bukan kek gini gaes ceritanya. Tapi nggak tau kenapa pas Chapter ini di publish langsung kehapus. Aku bingung sendiri dan KESELLLLLLLLLLL.

Dan hasilnya dikit gini gaes. Maapken yah😣

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang