BAB 2

3.3K 163 4
                                    

Mata Dara perlahan mulai terbuka. 'Kok gelap?' batinnya tidak mengerti sambil memegang kening yang terasa pusing karena mabuk semalam.

'Jam berapa sekarang? Kayaknya belum pagi.' Dara menarik selimutnya lebih tinggi dan merubah posisi tidur menyamping. Namun, tangannya menyentuh sesuatu yang halus seperti kulit tangan. Apakah Nia tidur bersamanya? Tapi kan Nia menyewa kamar resort sendiri, tidak ada alasan ia tidur di kamar Dara, bukan? Jangan-jangan...? Oh, astaga...!

Dara membuka matanya lebar-lebar, lalu melihat sesosok pria yang tidak dikenalnya telanjang tidur di sampingnya. Dara teriak sekencang-kencangnya membuat pria itu terperanjat dan bangun.

Dara dan pria itu terduduk di tempat tidur memandang satu sama lain, lalu keduanya berteriak dengan histeris. Dara mengintip ke balik selimut dan melihat tubuhnya sendiri tanpa pakaian sehelai pun. Astaga! Apa yang terjadi? Terlihat di bawah tempat tidur sana berserakan pakaiannya dan pakaian pria itu.

"K__kau siapa?" teriak pria itu lalu menyalakan lampu di samping kasur.

"Kau yang siapa? Kenapa kau ada di kamarku?" Pria itu terkejut, bangun, dan buru-buru mengenakan pakaiannya, lalu keluar mengecek nomor kamar. Setelah itu ia kembali ke dalam.

"Heh, ini kamarku! Nomor 201. Kau yang salah masuk kamar." Dara terperanjat, dengan cepat ia membalut tubuhnya dengan selimut mengambil bajunya yang berserakan di bawah, lalu mengenakan pakaiannya. Ia meneliti seluruh ruangan, dan baru sadar ternyata benar ia yang salah masuk kamar.

"M__mm maafkan aku," sahut Dara lalu cepat-cepat keluar dari kamar itu, tapi saat ia akan menekan gagang pintu, pria itu menahannya.

"Tunggu!"

Dara berbalik badan. Pria itu membuka tirai ternyata hari sudah siang. Setelah membuka tirai duduk di sofa yang menghadap ke layar TV.

"Sini sebentar!" kata pria itu tanpa melihat ke arah Dara.

Dara menurut dan menghampiri pria itu duduk di sampingnya dengan gugup.

"Apakah kau ingat apa yang terjadi semalam pada kita?" Dara mengerjap, mengkerutkan keningnya mencoba mengingat, lantas ia menggeleng pelan.

"Apakah kau merasakan sesuatu yang lain padamu? Hm, maksudku sesuatu yang aneh pada...." Pria itu tidak melanjutkan ucapannya karena itu terlalu vulgar. Dara kembali mengerjap, ia tahu apa yang dimaksud pria itu. Perlahan ia menganggukan kepala, bahkan sangat jelas karena ini pertama kali untuknya.

Kaki Dara tiba-tiba terasa lemas. Hancur sudah! Masa depannya hancur dalam semalam. Dara menutup mulutnya dengan tangan yang gemetar. Rasa takut langsung menghantamnya tanpa ampun.

Pria itu menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa sambil meremas rambutnya. Ia mencoba mengingat, lalu sepintas ia tahu apa yang terjadi semalam. Ia mengira yang tidur dengannya adalah kekasihnya yang baru sampai dari Mellbourne, karena mabuk, ia tidak bisa menahan diri, akhirnya dengan bodohnya ia melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan.

Akhirnya Dara pun mengingat kejadian semalam, ia tahu seseorang sedang melepaskan pakaiannya. Karena mabuk, ia berhalusinasi bahwa yang melepaskan pakaiannya adalah Joseph.

Mereka pun melakukan itu dengan imajinasi masing-masing.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Dara pernah melihat sosok pria itu, tapi di mana?

"Hm, by the way apakah kau tidak mengenaliku?" tanya pria itu.

"Memangnya kau siapa?" Dara balik bertanya dengan muka polos.

"Astaga, yang benar saja. Kau benar-benar tidak mengenalku?" seru pria itu tidak percaya. Dara menggeleng pelan.

Pria itu tertawa hambar. "Baiklah, aku bersyukur kau tidak mengenalku," katanya.

Married Without Dating - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang