Prolog

17.7K 718 32
                                    

Gadis berambut hitam kecoklatan itu menarik koper putihnya ke salah satu rumah yang bercat abu-abu, kakinya terus melangkah hingga pintu utama.

Klek.

Pintu terbuka, rumahnya begitu berdebu dan kotor, gadis itu menghela napas. Gadis setengah oriental itu masuk dan meletakkan kopernya di dalam rumah, kembali lagi ke mobil memindahkan barang-barang ke rumahnya. Cukup banyak barang bawaannya akhirnya ia beristirahat sejenak dan duduk di sofa kemudian terlelap.

Saat ia bangun, keadaan sudah gelap akhirnya ia menyalakan lampu dan menarik kopernya ke lantai dua di mana sebuah kamar yang ia sukai dan akan ia klaim sebagai kamarnya. Setelah selesai mengganti sarung bantal yang berdebu segera ia mandi dan membaringkan tubuhnya.

Tok.... Tok.... Tok....

Suara ketukan itu terdengar dari arah jendelanya, ia segera melihat siapakah yang mengetuk jendelanya yang berada di lantai dua itu.

Tidak ada siapapun.

Gadis itu hanya mengangkat bahunya dan kembali ke tempat tidurnya berusaha melelapkan dirinya namun lagi-lagi,

Tok.... Tok.... Tok....

Jendela itu terdapat suara akhirnya ia mengabaikannya ia hanya berpikir bahwa orang iseng yang sedang menjahilinya, gadis itu kembali menutup matanya berusaha rileks dan jatuh ke dalam dunia mimpi.

Pagi harinya, ia membersihkan setiap bagian rumah hingga di sinilah ia sekarang, taman. Gadis itu terus menyapu daun-daun kering dan terkejut saat melihat seorang pria yang tengah duduk di bawah pohon, pria itu memiliki iris coklat karamel dengan alis tebal yang rapi, hidungnya terpahat luar biasa membuat kesan sempurna, bibirnya yang tipis berwarna pink segar dengan rahang tegas serta rambut berwarna coklat terang, pria itu benar-benar tampan. Meskipun pria itu sangat tampan, gadis itu mengabaikan keindahannya ia lebih penasaran dengan apa yang dilakukan pria itu.

"Siapa kau?" Tanya gadis itu mengeratkan sapu yang ia pegang untuk berjaga-jaga, "Apa yang kau lakukan di rumahku?"

Pria itu tidak menjawab, tatapannya benar-benar dingin dan tajam kemudian ia berdiri melangkah dua kali lebih dekat dari gadis itu karena refleks sang gadis mundur. Pria itu melangkah santai entah apapun yang dilakukan pria itu mau bernapas ataupun melangkah semua auranya menunjukkan aura jahat tanpa ada setitikpun kebaikan.

"Excuse me?" Gadis itu berusaha membuat pria itu sopan.

Namun lagi dan lagi pria itu tidak membalasnya terus melangkah hingga,

"Permisi!" Teriakkan berasal dari gerbang.

Pria itu segera lari tanpa meninggalkan jejak sedikitpun langkahnya pun seperti kilat. Apa dia hantu? Gadis itu menghela napas dan segera ke gerbang untuk melihat siapa pemilik suara itu.

"Woah kau orang asia? Kau baru saja pindah? Perkenalkan namaku Alicia, dan kau?" Tanya gadis itu ramah namun bertubi-tubi.

"Jocelyn Zura." Jawabnya singkat.

Alicia tersenyum lagi, "Aku tinggal di samping kiri rumahmu. Oh ya, aku ingin tahu apa yang kau pikirkan hingga ingin pindah di sini?"

"Karena aku suka." Jawab Jocelyn seadanya.

Alicia tertawa renyah, "Tentu saja, maksudku mengapa rumah ini? Tidak yang lain saja."

Jocelyn mengangkat bahunya, "Entahlah, aku memilihnya secara acak."

Alicia tertawa kikuk, "Pantas saja."

Jocelyn mengangkat alis kanannya, "Apa?"

"T-tidak, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong kau cantik, apa kau berasal dari asia timur?"

Jocelyn menggeleng pelan, "Tidak, aku berasal dari Indonesia."

Alicia tersenyum, "Yeah, kulit sedikit eksotis itu terlihat luar biasa."

Jocelyn melanjutkan aktivitas menyapunya sambil terus mengobrol dengan tetangga ramah nan menyenangkan itu. Setelah cukup menyapu, ia mempersilahkan tetangganya masuk dan membuatkan secangkir teh hangat sebab hanya itu dan beberapa bahan masakan lain yang ia bawa dari negara kelahirannya tersebut.

"Wow, rasanya berbeda." Komentar Alicia setelah menyeruput teh.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Jocelyn.

Alicia menggeleng, "Belum."

Jocelyn mengambil mie instan dari dalam tasnya, "Aku hanya punya ini sekarang."

Mata Alicia berbinar, "Wow! Aku sangat menyukainya!"

"Me too." Jocelyn melangkah ke dapur.

Dalam waktu dua puluh menit jadilah masakannya tanpa ba-bi-bu mereka langsung melahapnya dengan senang hati.

"Delicious!" Komentar Alicia setelah melahap suapan terakhirnya.

Jocelyn hanya mengangguk dan terus melahap mie-nya sampai habis, ia terus berpikir siapakah pria tampan yang ada di tamannya tadi, bukankah rumahnya dikelilingi pagar yang menjulai tinggi? Tapi mengapa pria itu bisa masuk?

"Tadi aku bertemu seorang pria, ia duduk tepat di bawah pohon tamanku. Bagaimana bisa ia masuk padahal terdapat pagar tinggi yang mengelilingi rumahku?" Tanya Jocelyn menyenderkan punggungnya di senderan kursi.

Wajah Alicia memucat, ia terlihat gugup, terdiam cukup lama. Alicia berdehem, "M-mungkin perasaanmu saja?"

Jocelyn menggeleng pelan, "Dia melangkah mendekatiku tapi saat kau berteriak aku menoleh ke gerbang dan kembali menatapnya, ia sudah lari."

Alicia tertawa kikuk, "Bagaimana ciri-cirinya?"

Jocelyn terlihat seperti mengingat-ngingat, "Dia mempunyai rahang yang tegas, alis tebal yang rapi, hidung mancung, bibir tipis yang berwarna pink segar, rambutnya coklat dan mata indahnya yang coklat karamel."

Gadis berambut pirang itu meneguk saliva-nya, "Apa ia menggunakan kaos hitam, jaket putih yang restletingnya dibiarkan terbuka?"

Jocelyn mengangguk cepat.

Alicia membulatkan matanya kemudian bergegas, "A-aku harus pergi sekarang."

"Setidaknya beritahu aku siapa dia?" Tanya Jocelyn berusaha menghentikan.

Alicia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Jocelyn menautkan keningnya,

Sebenarnya siapa dia?

Handsome Psychopath Wanted [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang