Bagian 4

45 3 0
                                    

*******
Ok guys aq kembali lg nih buat ngelanjutin cerita yang kemarin.
Ok 👌🆗.


Dengan sisa-sisa kekuatan, ayah Wati dapat merambat ke pantai.

Tubuh ayahnya banyak mengalami luka. Tubuhnya terbentur bambu yang ditambatkan pada pinggir sampan. Hidungnya juga mengeluarkan darah. Beberapa kali dia meminum air laut dengan tak sengaja. Dari pantai ia merayap menuju rumahnya. Sekitar lima belas menit ayah Wati merayap di sepanjang pantai. Luka-lukanya pun bertambah lebar. Di tengah perjalanan ayah Wati sempat pingsan. Tiada satu pun orang yang menolongnya. Memang tak ada orang yang berani keluar.
:
:
:
:
Sementara itu, Wati masih belum juga berdiri dari tempat duduknya. Tubuhnya gemetar. Rasa takut tetap menghantuinya. Mau berteriak, tapi tidak berani. Pintu tetap di ketoknya pelan-pelan. Wati pun merasa lebih takut lagi. Tiba-tiba mata Wati menatap sebuah senjata. Dilihatnya sebuah tongkat hitam menggantung di dinding bambu. Tongkat itu dulu digunakan untuk melaksanakan siskamling ayahnya. Tongkat itu diambilnya.

Dengan tangan gemetar diambilnya tongkat siskamling itu tiba-tiba Wati menjadi segar bugar. Tubuhnya tidak merasa gemetar dengan percaya diri,tongkat itu di pegangnya. Rupanya tongkat itu membuat Wati yakin pada kekuatannya. Kembali Wati menanyakan.
.
.
.
"Siapa itu ? Apakah ayah ?"
Tidak ada sahutan dari orang yang mengetuk pintu. Hanya batuk-batuk kecil sajalah yang keluar dari mulut ayah Wati yang di luar. Memang, ayahnya tidak dapat berbicara lagi. Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Hidungnya mengeluarkan darah juga sehingga menyumbat pernapasannya.Hanya dengan mulut ayahnya dapat mengambil pernapasan. Mulutnya tidak dapat membuka lebar.

Dengan langkah hati-hati Wati mencoba mendekat pintu. Wati tetap mengulang-ulang perkataannya. Tidak ada sepatah kata pun jawaban.
dengan sikap menyerang, Wati membuka pintu pelan-pelan. Tongkatnya diangkat di atas kepala. Diayunkannya tongkat itu. Tepat ke arah kepala ayahnya. Untung, dengan secepat kilat Wati mengenali orang yang di depannya yang hendak di pukul. Dipelesetkannya ayunan tongkat itu. Tongkat itu tidak mengenai sasaran. Tiang di sisi pintu yang kena pukulan tongkat. Langsung saja Wati gemetar. Seolah-olah Wati tidak percaya pada waktu itu. Orang yang di depannya itu dikira bukan ayahnya. Benar-benar orang itu lemas. Darahnya melumuri seluruh badannya.

#
#
#
#
#
#
#
#



Hai guys jangan lupa comen terbaik kalian dan vote nya yah 😁😁

Comen dan vote kalian sangat membantu loh...😃😃


GADIS PANTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang