Bagian 5

46 2 1
                                    


Hai...😄😄😁😁👋👋

Dilihatnya dengan penuh perhatian. Wati jongkok. Dipegangnya orang yang ada di depannya. Menjeritlah Wati. Ternyata orang yang tergeletak itu ayahnya. Wati menangis keras-keras. Ayahnya tak bergerak lagi. Pingsan dia. Tubuhnya lemas lunglai. Darah tetap mengalir dari luka-lukanya. Dengan meneteskan air mata, Wati berusaha mengangkat ayahnya. Tubuh ayahnya di angkat dengan sekuat tenaganya. Tapi tak kuasa ia mengangkatnya. Tubuh ayahnya diseret sedikit demi sedikit dengan terseot-seot. Rupanya Wati tidak begitu kuat.
"Lebih baik dibawa masuk," pikir Wati.

Tidak ada yang dapat dilakukan Wati selain berdoa. Wati hanya dapat berdoa agar ayahnya sehat. Tiba-tiba ayahnya dapat melihatnya. Ayahnya mulai menarik napas. Lega sekali Wati. Melihat ayahnya siuman, Wati langsung mengambilkan minumannya. Diminuminya secangkir air putih. Ayahnya hanya dapat tersenyum.
*
*
*
*
"Bapak, Bapak, Bapak," kata Wati memanggil ayahnya.
ayahnya menjawab dengan senyuman tipis. Wati meneteskan air mata, ayahnya hanya menatap Wati tajam. Tanpa bicara, ayahnya hanya menatap Wati dengan tatapan yang kosong.
"Bapak. Ingatlah, Bapak! Di sini ada Wati pak." ayahnya hanya tersenyum tipis. Matanya tetap menatapnya tajam. Peristiwa ini terjadi dalam beberapa jam. Setelah ayahnya benar-benar sadar, Wati menyuapinya dengan nasi. Ayahnya tak begitu lapar. Tapi Wati memaksanya agar sakitnya berkurang. Akhirnya mereka tertidur.

😇😇😇

Sorry yaa ini part nya pendek banget, nanti seterusnya bakal berusaha buat bikin part yang panjang kok. Jangan lupa vote nya yaa guys,,,,😀😀

GADIS PANTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang