"Tirai kisah telah di buka."*****
Kesunyian.Keheningan.
Menjadi dominasi utama dalam ruangan berukuran sedang, dengan nuansa putih di sekelilingnya. Jangan lupakan juga, sebuah ranjang putih yang kini tengah menjadi tempat seorang wanita untuk duduk.
Dengan bantal yang menjadi sandaran untuk pungung lemah miliknya. Wanita itu menatap kosong ke arah depan, sejak tadi hingga lima menit berlalu.
Tidak memperdulikan, empat orang yang berdiri di Ruangan yang sama dengannya.
"Bagai__"
"Keluarlah, aku tidak ingin menemui siapapun." Ucapnya dingin.
"Laura, aku hanya ingin memastikan keadaanmu. Apa tidak boleh?"
"Apa itu penting untukmu?" Tanya Laura balik. "Bukankah kau seharusnya senang, sekarang sudah tidak ada yang mengikatmu lagi."
Alean melangkahkan kakinya mendekat ke arah Laura.
"Mana dari kalimatku yang tidak kau mengerti? Aku tidak ingin menemui siapapun!! Termasuk dirimu!" Pekik Laura nyaring. Laura langsung menoleh ke arah Alean berada.
Teriakan Laura mengema di Ruang kamar Rumah Sakit itu. Membuat tiga orang lainnya terkejut.
"Pergi dari hidupku! Kalian semuanya, aku muak! Harus satu ruangan dengan manusia seperti kalian!"
"Sayang.."
"Pergi, dari hadapanku sekarang." Balas Laura bernada dingin.
Alean membeku di tempatnya, tak tahu harus berbicara apa lagi. Dia yang selama ini selalu bisa membalas setiap ucapan orang-orang. Justru terdiam hanya dengan satu kalimat dari Laura.
Kini pandangan Laura mengarah pada pria yang sudah berumur di belakang Alean. Pria itu menatap Laura dengan pandangan sendu.
"Putrimu sudah selamat, sudah ku katakan tidak akan ada hal apapun yang bisa melukainya." Bisik Laura lirih.
Kemudian dia memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kenapa Tuhan tidak adil kepadaku?"
.
.
.
.So, akhirnya aku merubah lagi prolognya 😂
Bagaimana ? Bagaimana ? .-.
Mau di lanjut atau engak nih? :v
29 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
A SINFUL DESIRE
Ficción GeneralPria itu bernama Aleandro. Bermata coklat gelap dengan sorot menaklukan. Membuat semua wanita selalu terperosok kedalamnya. Namun dia lupa, bahwa 'takdir' selalu suka bercanda. Membuat Alean benar-benar tidak bisa kabur. "Paman, aku mau es jeruk...