1 - when i love you

452 64 20
                                    

'Bisakah kau simpulkan perasaan apa ini?'

Ini terasa terlalu cepat baginya, padahal jika dia menunggu air mendidih saat ingin memasak mie instan, rasanya sangat lama sampai badannya pegal mengamati anak gelembung di atas panci air yang mendidih.Tapi, kenapa rasanya mencapai kelas 3 SMA seperti ini cepat sekali.

Dia memanyunkan bibirnya sambil menggerutu didepan handphone ditangannya. Kepalanya ia tenggelamkan diantara dua tangan yang bertumpuk, dan rambut panjang dan hitam dibiarkan hampir menyentuh lantai. Ia tak peduli, bahkan ia tak khawatir jika rambutnya terkibas oleh pantat orang yang berjalan melewati bangkunya. Gadis itu hanya ingin kembali ke masa masa TKnya, dimana dia banyak teman dan tidak sesibuk ini. Di SMA, banyak orang selalu ingin kembali ke masa itu, tapi ini terlalu membosankan sampai membuatnya lelah padahal belum melakukan apa-apa menurut lee nakyung.

"Kenapa kau tidak sekolah, aku harus sendirian lagi saat pertama masuk awal semester baru" rengek nakyung ke sambungan telepon yang masih berlangsung di telepon miliknya. Dirinya terus menggembungkan pipinya, seakan terlihat kesal agar orang di seberang telpon sana tahu penderitaannya. Park siyeon hanya terkekeh melihat pipi nakyung yang menggembung, hampir memenuhi layar handphonenya.

Menyedihkan, lagi lagi nakyung selalu sendirian karena teman sebangkunya sejak smp itu selalu berlibur sampai ke luar negeri tak peduli besok adalah hari terakhir liburannya.

"Andai aku bisa ikut kau ke jepang" bayangan tentang pohon sakura yang sangat jarang bisa ia melihat terpampang begitu indah dalam khayalannya, siyeon hanya tertawa kecil mendengar ucapan penyesalan dari nakyung.

"Aku akan segera pulang, lagipula aku sudah banyak membelikan oleh oleh untukmu. Jangan merengek lagi"

Kata katanya cukup membuat nakyung tersenyum melupakan beban ditinggal sahabatnya itu. Lebih tepatnya beban piket hari senin, sangat menyebalkan.

Dan sekarang nakyung kembali ke dunianya yang damai (saking sepinya kelas), tidak tidak ini adalah perang. Dia akan menjalani ujian nasional untuk ketiga kalinya. "Akh aku harus giat belajar lagi" guman nakyung sambil memegangi kepalanya yang hampir meledak karena belajar. Tiba tiba semua temannya datang dari luar kelas sambil berlarian menuju bangku mereka masing-masing. Padahal belum bunyi bel.

"Selamat pagi anak anak!" Sapa seorang guru memasuki kelas nakyung, otomatis murid murid yang asik bermain game dibelakang kelas langsung lari terbirit birit kebangku mereka.

"Selamat pagi pak!" Sapa mereka semua kembali.

Detik berikutnya seseorang mengikuti pak lee dan berhenti di samping pak leeteuk. Nakyung membenahi posisi duduknya. Lalu mengamati anak laki-laki di samping pak guru lee dimana laki laki itu mengenakan seragam berbeda dari seragam sekolah nakyung. Matanya hampir tak berkedip. Entah kenapa seragam itu terlihat keren dikenakan siswa itu. Mata nakyung mulai menyorot wajah anak laki-laki tersebut dan mendapatkan senyum tipis bonus mata yang ikut tersenyum. Senyumnya berhasil menarik perhatian para gadis di kelas ini. Nakyung membalas senyumnya, demi Tuhan ia tidak pernah tersenyum spontan seperti ini pada orang yang tidak ia kenal walaupun situasi seperti ini. Biasanya kepalanya spontan tertunduk ketika mendapat senyuman dari orang baru. Dan lagi, apa ini? Kenapa ada perasaan aneh seperti ini?

"Perkenalkan aku lee jeno, aku siswa pindahan dari daerah selatan. Semoga kalian bisa menerimaku" sebuah sapaan hangat membuat kelas semakin histeris dari sebelumnya yang sunyi seperti berada di daerah terlarang gunung Jirisan. Laki-laki itu hanya bisa memberi senyum terbaik, takut jika bertingkah malah membuat kesan pertamanya buruk. Dan senyumannya berhasil membuat jantung nakyung berdegup dua kali lipat, padahal gadis-gadis lain juga seperti itu. Tapi ini seorang Lee nakyung, gadis yang tidak pernah peduli dengan laki-laki dan bahkan sulit jatuh cinta pada makhluk yang disebut laki-laki. Dia bahkan tidak pernah ingat kapan kali pertama merasakan hal seperti ini sebelum hari ini, karena gadis itu benar benar belum pernah merasakannya.

Gòod Bye |nomin x nakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang