5 -Baikan

164 34 3
                                    

'Please..'

"Bagaimana?" Tanya siyeon sambil melahap spageti keju kesukaannya.

"Aku tidak yakin" jawab gadis di depannya, sambil menatap keluar kelas.

"Ayolah nakyung! Jangan terus menahannya. Ungkapkan lebih dulu, aku yakin jeno juga menyukaimu" kata siyeon percaya diri.

"Jeno suka siapa?" Tiba tiba seseorang memasuki kelas. Membuat dua gadis itu terkejut karena tertangkap basah membicarakan orang lain. Beruntung itu renjun.

"Diamlah, ini masalah gadis" renjun hanya mendengus kesal mendengar jawaban siyeon pacarnya.

"Bagaimana?" Tanya siyeon lagi.

"Biar kupikirkan"

"Baiklah, tapi yang jelas kau pernah bilang akan melakukan apapun demi dia" kata siyeon sambil berdiri dari bangku. "Aku akan pergi dulu, 5 menit lagi akan ada rapat guru. Jadi gunakan waktu kosong itu untuk mengatakannya" ucap siyeon sambil berjalan keluar, diikuti renjun dibelakangnya.

Tepat setelah mereka berdua pergi, seorang laki laki yang baru saja mereka bicarakan datang.

"Pantas saja siyeon tidak terlihat di kantin, ada perlu apa dia? Tumben mencarimu sampai ke kelas?"

"Tidak ada, hanya makan siang bersama" jawab nakyung dengan nada polosnya.

Jeno ber Oh ria, lalu menarik bangku di samping nakyung.

"Aku dengar dengar kita akan mengikuti graduation camp? Benarkah?"

"Sepertinya begitu, karena tahun lalu kita mengadakannya juga untuk kelas 12"

"Wah pasti seru" gumannya sendirian dan membuat wajah antusiasnya, nakyung tersenyum melihat reaksi jeno yang terlihat manis di matanya.

Seminggu setelah try out menjadi teman sebangkunya, dia banyak mengetahui hal tentang jeno sekarang. Mulai kebiasan cowok itu bahkan kisah dirinya waktu kecil, terkecuali satu hal. Alasan Kepindahannya ke sekolah nakyung di waktu yang tidak tepat.

"Jeno aku ingin mengatakan se-"

"Teman teman !!"

Jangan tanya suara siapa yang memutuskan ucapan nakyung.

"Wah masih sepi rupanya kelas kita" kata daehwi polos lalu berjalan mendekati bangku jeno dan nakyung. Nakyung mendengus, setiap momen gadis itu ingin mengatakan sesuatu pada jeno, selalu saja daehwi merusaknya.

"Kalian, apa kalian sudah dengar hari ini guru rapat?"

"Sudah" jawab nakyung malas.

"Wah sudah?"

"Iya" jawabnya lagi singkat.

Jeno terkekeh melihat raut kesal nakyung, dia sangat jarang melihat nakyung kesal begini. Di mata jeno, Dia hanya gadis lugu yang memiliki kepribadian aneh dan wajah datar dan imutnya, bahkan ketika dia kesal keimutannya semakin menambah.

"Permisi aku ingin ke kantin, aku haus" kata nakyung penuh penekanan karena kesal sambil sedikit mendorong daehwi.

"Silahkan, aku tidak tanya" jawab daehwi kesal dan langsung dipelototi nakyung.

Jeno semakin terbahak melihat interaksi mereka. Itu momen langka.

••••

'Hai nakyung, aku tak tau bagaimana cara memulai surat ini dan bagaimana menulisnya. Mungkin apa yang kurasakan sekarang kau tidak tahu, aku benar benar gugup. Aku salah, maafkan aku. Maaf sudah menjadi Mimpi burukmu, maaf sudah menjadi alasan sakitmu dan maaf sudah menjadi deretan nama dalam death note mu. Aku tau jika aku tak bisa dimaafkan. Tapi aku akan tetap berusaha meminta maaf Padamu, semua yang kulakukan tempo hari lalu bukan kesengajaan ku. Baiklah aku tak bisa mengelak aku salah, tapi aku bersungguh-sungguh sungguh minta maaf Padamu. Aku menyesal. Tuan putri yang harus ku jaga malah ku sakiti.'

Gòod Bye |nomin x nakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang