4 -bianglala

139 38 1
                                    

'Tersenyum padaku saja'

"Nakyung!! Disini!!" Teriak siyeon yang sedang duduk di kursi istirahat pemain basket. Ia lalu berlari ke arah kursi penonton untuk menghampiri nakyung.

Nakyung menurunkan kursi lipat dan buru buru mendudukinya sambil menatap kearah lapangan basket.

"Wahh renjun main basket? Sejak kapan?" Tanya nakyung membuat siyeon berdecak kesal. Pacarnya diremehkan gadis lugu ini.

Turnamen basket hari ini bukan antar sekolah melainkan klub klub basket yang ada di daerah mereka.

"Siyeon!! eh nakyung kau disini juga" dua gadis itu menoleh, ternyata jeno.

Senyum nakyung mengembang namun cepat cepat dia tahan.

"Wah kukira kau tidak datang, kemarilah" ajak siyeon, jeno duduk disamping nakyung yang terlihat tersenyum kaku. Sepertinya siyeon sengaja mempertemukan mereka, sial nakyung ingin tersenyum dan menggeram senang sekarang.

"Kau bilang kita akan jalan jalan, tapi kenapa malah menonton turnamen basket"kata jeno mengingat janjinya dengan siyeon.

"Pacarku sedang ikut turnamen, jadi selesai dia bertanding baru kita jalan jalan. Lagi pula 2 menit lagi selesai" jeno hanya mengangguk.

Pertandingan itu selesai dan tim renjun kalah 2 poin. Tapi rencana jalan jalan mereka tetap dilakukan.

"Mau kemana kita?" Tanya renjun antusias.

"Bagaimana kalau membeli pizza lalu kita pergi ke bianglala tinggi itu" usul siyeon, sedari tadi yang bertanya dan menjawab hanya pasangan itu saja. Jeno hanya menyimak karena belum tau wisata bagus daerah disini. Nakyung? dia sibuk mengontrol raut wajahnya.

"Sial!!" Umpat siyeon, wajahnya terlihat kecewa setelah membeli karcis untuk menaiki bianglala raksasa ini.

"Ada apa?" Tanya nakyung, karena sepertinya tak ada cekcok antara dia dan tukang karcis saat dia melihat siyeon membeli tiket tadi.

"Kita tidak bisa naik berempat,"

"Satu ranjang dua orang" sudah nakyung duga ini rencana siyeon.

"Tidak apa apa, berarti aku satu keranjang dengan nakyung?" Tanya jeno, siyeon mengangguk antusias. Ayolah siyeon kenapa dia sangat bodoh, saat jeno akan naik keranjang gilirannya. Orang yang baru turun ada 5 orang, siyeon tidak pandai berbohong.

"Ayo naik" ajak jeno mengulurkan tangan membawa nakyung masuk kedalamnya. Mereka duduk hadap hadapan. Jika bersebelahan keranjang itu akan miring karena bebannya tak seimbang.

"Buka makanannya, kita akan disini selama 20 menit" kata jeno, nakyung mulai membuka kotak pizza yang baru mereka beli dan tak lupa takoyaki cumi cheese kesukaannya.

Keranjang mereka masih belum sampai puncak jadi mereka menghiraukan pemandangan dari luar selain itu juga karena makanan yang mereka bawa sangat menggoda malam ini.

"Jeno kita sudah di puncak!!" seru nakyung sambil merangkak ke tepi kaca.

Mata nakyung membesar melihat pemandangan di luar sana dari ketinggian. Senyumnya semakin megembang ketika jeno berada disampingnya menatap lampu lampu yang terlihat seperti bintang kecil di daratan.

Nakyung memegangi dadanya yang tak henti bergaduh karna detak jantungnya.

"Aku bahagia bertemu-" ucap nakyung yang terdengar seperti gumanan tapi terpotong.

"Iya?" Tanya jeno meminta nakyung mengulang perkataannya. Nakyung hanya menggeleng.

Pipinya kini telah memerah.

Gòod Bye |nomin x nakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang