2 -my step

243 48 4
                                    

'Ini caraku membuatmu menyukaiku'

"Kenapa soalnya sulit sekali! Biasanya kimia itu gampang sekali" ucap nakyung dengan suara yang sengaja ia keraskan. Siyeon terus menyenggol bahu nakyung menyuruhnya untuk lebih keras agar laki- laki yang duduk di depannya mendengar lalu menawarkan bantuan.

Sebelumnya sekitar sepuluh menit yang lalu nancy selaku wakil ketua kelas memberi kabar yang tidak bisa dibilang baik atau buruk. Yapp pelajaran kosong tapi ada titipan tugas, sama saja pelajaran itu tidak kosong karna tugasnya dikumpul sore nanti.

"Nomor berapa yang susah?" Tanya jeno akhirnya dan boom. Bisa dilihat pipi nakyung memerah dan sudut bibirnya ingin sekali naik. Jeno memutar arah kursinya menghadap ke nakyung. Nakyung benar benar tidak bisa mengontrol senyumnya, kenapa susah sekali menahan untuk tersenyum. Dan begitulah wajah nakyung yang terlihat seperti tersiksa, membuat jeno percaya bahwa otak nakyung tidak tahan melihat soal kimia.

"No-nomer 3, aku tidak tau dimana mendapat angka aneh ini. Padahal ini bukan no atomnya atau no..."

Belum selesai menjelaskan soalnya, nakyung menghentikan ucapannya. Dirinya terkesima melihat Jeno mengambil catatan miliknya dengan jari kurusnya lalu membalik halaman demi halaman. Matanya nampak serius membaca catatannya sendiri itu. "Dengarkan aku" kata jeno sambil menatap nakyung yang terdiam kaku dan hampir tidak menghirup oksigen sejak tadi sambil mengamati jeno.

"I-iya" sial nakyung kepergok, rasanya ingin terbang saja. Jeno hanya tersenyum, dan membuat dunia nakyung rasanya semakin sial. Nakyung tidak bisa menahan senyum ini. Melebihi ingin tersenyum, nakyung ingin tertawa bahkan berteriak. Kenapa jatuh cinta sesusah ini menahannya.

"Apa ada uban dikepalaku?" Tanya jeno tiba tiba, karna melihat nakyung seperti menahan tawa.

"Ti-tidak, hanya saja buku catatanmu ini imut" nakyung tidak bisa berbohong, ada apa dengan buku catatanya. Hanya berwarna biru langit lalu putih yang membentuk awan. Dan siyeon juga memiliki buku itu. Kini dia tertawa kaku dan hampir menangis.

Tapi jeno tidak pernah liat ekspresi lain hanya datar dari wajah nakyung. Karena nakyung memang terlihat seperti itu dari dulu. Siyeon yang mengamati interaksi mereka sejak tadi hanya bisa menggaruk tengkuk. Nakyung benar benar tidak punya ekspresi tapi dirinya berpikir dia sudah banyak menyumbang meme.

Menurut Jeno nakyung hanya punya 2 ekspresi. Datar dan tersenyum.

"Kau suka? Aku punya banyak dirumah, besok aku bawakan untukmu"

"Oh iya, terima kasih"

Jeno mulai menjelaskan soal yang nakyung keluhkan tadi, dan memutuskan berpindah tempat duduk disamping nakyung. Membuat siyeon sedikit kesal tapi dia tidak bisa melarang, ini demi kebaikan sahabatnya.

"Aku ke kantin dulu ya" kata jeno melambaikan tangan, nakyung hanya mengangguk sambil memperhatikan punggung jeno yang mulai menghilang dibalik pintu.

Nakyung ingin sekali ikut ke kantin kali ini lebih tepatnya sejak dulu. Apa orang orang disana masih ingat dia dan tragedi menyebalkan akibat ulah musuhnya sejak kecil. Na jaemin.

Kelas sangat sepi, hanya ada nakyung yang duduk sendiri sambil menyantap bekal dari rumahnya. Seluruh penghuni kelas pergi untuk makan siang di kantin sekolah termasuk siyeon yang harus memberi makan satwa kesayangannya itu. Nakyung sudah terbiasa sendiri, lagi pula kelasnya tidak terlalu hening seperti hutan karena selalu ada klub siaran yang selalu membawa pesan lucu dan lagu dari warga sekolah setiap jam istirahat dan jeda.

"Hari ini kantin sekolah sangat ramai seperti biasanya. Aku akan bernyanyi untuk kalian dan kuharap saat kalian mendengarkan suaraku kalian tidak salah memasukan barang ke mulut kalian" kata mc yang nakyung kenal itu suara woojin.

Gòod Bye |nomin x nakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang