Kemarin
~ Kaesta ~
PROLOG
Mimpi buruk yang datang kepadanya selalu identik dengan bunga layu berwarna kuning. Juga putih. Juga merah. Juga ungu, baik lembut maupun gelap. Kemudian ada pula daun-daun panjang kurus tak ramah pandang yang baunya menyengat bila diperas. Letaknya berantakan, terserak di antara kaki-kaki yang berusaha menyepaknya dari atas permukaan. Tidak ada yang peduli pada bunga lumpuh itu. Bahkan vas kaca memecahkan diri dengan sengaja.
Bunga buruk rupa. Sekalipun nampak sedap, tak bakal menjamin baunya demikian pula. Mekar pun karena keluputan. Barangkali Tuhan terlalu sibuk mengurus makhluk-makhluk yang lebih indah- sebab ia sama sekali tak menyenangkan. Singkatnya: tak pantas diurus. Itu yang berseliweran di otaknya belakangan ini. Namun, sungguhkah mungkin? Harusnya tak boleh ada keraguan pada zat yang sangat besar, Sang Maha Peduli.
Meringkuk di sudut ruang gelap berbalutkan gaun putih. Tanpa cahaya. Tanpa udara. Lebih nyaman begini dirasanya: tak ingin dijamah bayang. Terang cuma akan membuat pantulan hitam itu melekati kaki. Dan ia tak mau.
Ia tak mau lagi menyerahkan diri pada siang yang kuning. Juga tidak bakal kembali menceburkan rambut dalam kolam biru berisi ikan-ikan putih di atas sana. Sekali lagi tidak. Mulai sekarang, ia akan membenci hari esok. Baginya, esok itu kesesatan yang manis. Bila ia dapat mengulang, tentu akan dikobarkannya bendera perang. Kemudian ia akan jadi egois, koleris, dan sebangsanya yang merupakan elemen-elemen nyata tak ingin kalah.
Namun yang dia dapati sekarang cuma kelopak-kelopak bunga, bukan senjata api, ataupun senjata tajam untuk membuat lubang. Kelopak bunga yang makin lama makin tua, makin bau. Bunga-bunga yang tak lagi segar. Bunga yang berjalan menghampiri dirinya dari hari kemarin.
******
YOU ARE READING
Kemarin
RomanceKemarin sangat mencintai Biru. Sejak pertama kali lelaki itu menyampirkan telapak tangan ke atas bahunya, mengajarinya membaca, dan mengisi otaknya dengan khayalan-khayalan mengenai bunga yang terperangkap pintu waktu. Sejak semua omong kosong bermu...