Logika : 1. Perempuan Pembuat onar

238 17 0
                                    

Langkah kaki jenjang berhak tinggi itu nampak lincah. Melenggang dengan santai bahkan terkadang berjingkrak sedikit, berjalan menyusuri jalanan ibukota yang tak pernah sepi.

Sesekali tangan kanannya yang bebas dari tasnya terlihat membenarkan letak rok span super mini yang selalu naik saat ia berjalan.

Sesekali ia menunjukkan senyum manisnya saat ada beberapa orang yang menyapa namanya. Rambut hitam legam sebahunya terlihat indah saat mendapat sapuan angin malam yang dingin.

Tangannya dengan lincah memperbaiki helaian-helaian rambut yang menutupi wajah manis berpoleskan make up minimalis.

Siapapun akan terpesona dengan kecantikan seorang Abigail Reztan.

Memiliki postur tubuh yang tinggi, berkulit putih bersih, memiliki paras cantik dengan senyum manis yang dapat memikat kaum adam.

Tingkahnya yang lincah dan enerjik membuat siapa saja gemas ingin mencubit pipinya yang sedikit mengembang.

Abigail Reztan, manusia berparas cantik tanpa identitas yang jelas. Tinggal seorang diri dalam kontrakan minimalis dipinggiran ibu kota.

Berprofesi menjadi penata rias dan penata busana ternama di Ibukota. Bahkan beberapa artis lokal maupun artis Ibukota sempat mendapat sapuan blas on dari tangan terampilnya.

Sosok ramahnya terkenal pula dalam keahlian menciptakan nada-nada indah dalam bentuk lagu. Sudah ada beberapa artis yang beruntung mendapat kesempatan untuk membawakan lagu mellow romantis ciptaannya.

Kecintaan Abi—panggilan kesehariannya— dalam seni sudah tidak diragukan lagi.

Jasanya selalu digunakan dalam acara-acara besar seperti Karnaval, Festival bahkan pernikahan mewah lainnya. Karya-karya besarnya berhasil melambungkan namanya di jagat hiburan Ibukota.

Abi adalah sosok sempurna bagi siapa saja yang hanya bisa melihat keberhasilannya, tanpa melihat usahanya. Sosok yang selalu mendapat tempat dimanapun ia berada.

Malam ini seperti malam-malam biasanya bagi dirinya. Pulang larut setelah menjalankan tugas merias para artis teater yang tampil dibalai kota.

Pekerjaan yang ia geluti saat ini selalu membuatnya pulang lebih dari jam malam. Membuatnya sulit menemukan kendaraan umum untuk mengatarnya pulang keperaduan. Bahkan tak jarang ia harus berjalan beberapa ratus meter guna menemukan taxi atau ojek, belum lagi dengan tas make upnya yang besar dan berat.

Bukan tidak mampu membeli kendaraan roda empat. Dengan jam terbang yang tinggi dan nama yang sudah terkenal sudah dipastikan sebanyak apa penghasilannya.

Hanya saja Abi belum terlalu mahir dalam menyetir dan enggan menggunakan jasa sopir. Abi bukan sosok manusia yang bisa berkomunikasi dengan mudah. Ia termasuk sosok yang menutup diri, dan tidak suka jika siapa saja mengusik kehidupannya. Beberapa kenalan sudah cukup baginya.

"Sampe larut lagi Bi?" Seorang tetangga menyapa Abi dengan ramah. Jam-jam seperti ini para pemuda dan bapak-bapak komplek memang sedang Ronda. Hal rutin agar keamanan di komplek perumahan mereka tetap aman dan nyaman.

Abi menanggapi pertanyaan dari bapak berkalung sarung cokelat bermotif kotak-kotak dengan senyuman khasnya. Mengiyakan pertanyaan satu dari beberapa peronda malam ini.

Tanpa basa-basi Abi menyeret koper berisi alat make upnya. Ia hanya ingin segera sampai dirumah dan mengistirahatkan pikiran dan badannya. Bekerja seharian dan berkumpul ditengah-tengah para artis teater membuat kepalanya sakit.

Abi mengakui para artis teater memiliki energi yang tak ada abisnya. Selalu mengomentari, saling menyela, saling tertawa dan saling membuat heboh suasana dibelakang panggung.

Sebenarnya keramaian sudah menjadi bagian dalam kehidupannya, namun job kali ini membuatnya lelah. Sangat lelah malah.

Diantara para MUA yang ada, ada satu MUA yang membuat kepalanya ingin meledak. Jika dilihat dari cara ia bergerak, Abi yakin jika MUA itu masih baru dan belum memiliki jam terbang.

Berkali-kali ia harus berteriak dan itu membuat tenggorokannya sakit. Dan berkali-kali Abi berteriak dan berkali-kali pula ia melakukan kesalahan yang berbeda.

Dan sebesar apa kemarahan Abi, nyatanya tak membuat gadis biang kerok bernama Emmyra takut dan bertingkah hati-hati. Justru makin banyak kesalahan yang ia lakukan dalam kasus yang berbeda.

Abi baru pertama kali bekerja dengan makhluk seperti Emmyra. Sikap ceroboh dan pelupanya sudah level akhir. Semua yang ia pegang akan berakhir berantakan. Apa yang Abi perintahkan akan berakhir dengan teriakan Abi karena Emmyra yang lupa dan malah sibuk dengan ponsel pintarnya.

Jika bukan karena menjaga nama baik yang selama ini ia jaga mungkin gadis biang kerok bernama Emmyra sudah ia usir dan ia maki-maki. Jadi selama sehari semalam ini ia hanya bisa bersabar dan memusatkan konsentrasinya kearah lain. Bukan kearah Emmyra dan kekacauan yang selalu berhasil ia kacaukan.

Dari salah membaca tas yang seharusnya berisi alat make up, yang ia bawa malah tas berisi mainan lembek yang memenuhi setiap sela tas— yang ia jelaskan sebagai mainan milik keponakannya. Dan setelah membuat kerusuhan dengan suara tawa tanpa rasa bersalahnya, ia dengan percaya diri tingkat andromeda mendekat dan meminjam beberapa alat make up miliknya.

Abi hanya tersenyum, mengiyakan gadis manis berperawakan sedang mendekati mungil itu mengambil beberapa alat yang ia butuhkan. Dan kekacauan baru dimulai saat rok yang ia kenakan tak sengaja ia injak sendiri bagian depannya, membuat beberapa barang milik Abi yang ada ditangannya rusak tidak dapat tertolong.

Abi hanya dapat melihatnya dengan ekspresi tak terbaca, tanpa bisa berbicara karena kejadian yang begitu cepat. Beberapa artis teater yang ada tertawa dan menganggap itu semua adalah hiburan. Bahkan yang lebih spektakuler lagi, gadis dengan tingkat cerobah diatas rata-rata itu ikut menyatukan suaranya diantara tawa para artis teater.

Yaps, tanpa rasa bersalah sama sekali gadis yang kemudian Abi tahu bernama Emmyra ikut tertawa dengan heboh. Tanpa ada minat untuk meminta maaf atau setidaknya menampilkan ekspresi menyesal atau hanya diam saja. Benar-benar tidak termaafkan, semua yang jatuh dan beberapa yang rusak adalah barang dengan harga yang tidak main-main.

Setelah merusak beberapa alat make up ia meminta maaf dengan manis dan senyum yang menggelikan bagi Abi. Senyum yang membuat kedua mata indahnya menyipit membentuk satu garis hitam karena bulu matanya yang lebat.

Meminta maaf dan memaafkan gadis bernama Emmyra nyatanya tidak membuat masalah selesai. Justru timbul masalah baru yang membuat Abi terdiam karena tidak tahu lagi harus berkomentar apa.

Emmyra dengan pakaian modis terkesan aneh ala-ala gadis korea dengan kacamata bulat, sebuah note yang tergantung di lehernya, rambut hitamnya sengaja ia cepol dua menyerupai tokoh di salah satu anime Jepang itu sedang asyik terbuai dalam dunia sosmednya di salah satu soffa panjang yang ada dibelakang panggung.

Demi apapun, Abi tak dapat berkata lagi, bahkan beberapa MUA yang lain tak kuasa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan MUA muda satu ini.

Dan semua tidak sebanding dengan sepatu sporty yang ia kenakan , dengan tiba-tiba terbang dari samping panggung dan mendarat dengan pasti di tengah panggung karena ulahnya yang asyik menari sehingga membuat sepatunya melayang indah. Dan saat itu pertunjukan teater sedang berlangsung. Maka tidak ada yang lebih mengerikan lagi bagi Abi, selain harus bertemu dan bekerjasama dengan gadis itu untuk kedua kalinya.

Gadis yang tidak dapat membedakan mana warna peach dan nude . Gadis yang tidak becus dalam mengoleskan bedak dan memasang bulu mata palsu. Gadis yang payang dalam menata rambut para artis. Gadis yang menjadi mimpi buruknya. Gadis yang merusak beberapa alat make up mahalnya.

Demi apapun Abi, tak lagi mau dipersatukan dengan gadis bernama Emmyra tersebut.

Abi membuang napasnya kasar, membersihkan wajahnya dengan pembersih wajah dan melangkah menuju ranjang king size miliknya. Bahkan saking lelahnya untuk mandipun tak lagi ada energi yang tersisa.

Sebelum terlelap Abi berdoa agar dijauhkan dari makhluk bernama Emmyra Malayeka.

___________________________

Sempiternal [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang