Mungkin jika waktu ditarik mundur tempat ini adalah tempat yang paling sering kita datangi, dulu. Tempat yang paling tenang untuk saling melepas topeng satu sama lainnya.
Kamu yang dikenal pendiam akan menjadi rusuh serta berisik, mengisahkan kisahmu dan kisah-kisah lainnya. Mengomentari poros hidup, politik, bahkan penjual jamu yang akupun tidak tahu dengan pasti siap itu.
Tawamu yang selalu tertahan saat diluar sana akan menggelegar menggelikan saat berada di tempat ini.
Sedangkan aku yang dikenal berisik lagi tidak tahu malu akan berubah menangis tersedu tepat di hadapanmu. Menjadi rapuh yang akan runtuh jika asal disentuh. Tawa gila ku akan berubah menjadi isakkan pesakitan. Mulut berisikku tetap berisik namun tidak berisi tawa namun berganti tangisan duka.
Tempat ini, hanya disini, tetap disini, akan selalu disini dan hanya diantara kita berseratus satu. Aku, kamu dan Tuhan yang membawa 99 Namanya untuk ikut serta.
Di tempat ini, hanya di tempat ini jantungku bekerja lebih brengsek dari biasanya. Dan ribuan kupu-kupu akan berterbangan tidak tahu malu saat banyak waktu yang kuhabiskan denganmu, di tempat ini.
Lalu seorang teman memberitahuku jika itu adalah cinta.
Sama seperti saat ini, dengan novel tebal Harry Potter and the Order of the Phoenix seri ke lima berada dalam dekapan dwimanik ku menjelajah tak tahu malu, menelisik mencoba mengusik ketenanganmu di seberang sana. Lagi-lagi disini, di tempat ini.
"Lalu aku siapa?" tanyaku tepat sesaat setelah kekasihnya menghilang ditelan arus jalanan yang sibuk.
"Adalah masa yang belum kurencanakan." jawabmu ringan dengan fokus pada layar ponselmu yang menyala.
Untuk kesekian kalinya, di tempat ini. Aku menemukan hal baru selain jantung yang berdetak lebih brengsek dari biasanya atau kupu-kupu yang berterbangan tidak tahu malu di perutku, adalah sesak yang datang entah lewat dari mana.
Kamu adalah manusia ter-paling egois yang pernah aku cinta bahkan hingga saat ini, dari segi manapun aku memandangnya. Sial memang.
fsastra/ditempatini/oneshoot2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal [DITERBITKAN]
Nouvelles[Complete] Sebelum sejauh mentari kita pernah sedekat nadi Sebelum sejauh lautan lepas Kita pernah sedekat napas