Ketika mata saling menatap

42 6 1
                                    

Ketika mentari mulai berjingkrak naik di atas kepala, mengusir rembulan yang menggangu tidurku semalam, karena terus terusan mengingatkan kejadian kemarin yang membuatku tak karuan. Seperti biasa, aku terbangun dengan mata terbuka, kalau mataku tertutup, maka saya di anggap telah mati

Lagi lagi, saya mencoba merayu anto yang sedang main game online di hapenya
" Woi jones" dengan tawa kecilku
"Lu kan juga jones kampret" kata anto dengan nada kesal
"Kamu mau tau nggak?"
"Nggak" jawab anto cuek
"Cuek sangat yah kamu bangsat" nadaku jengkel sama anak ini
"Emang penting?"
" ini mengenai hati broo" nadaku sambil merayu
"Wah wah wah, punya hati juga lu batu kubur"katanya sambil terkekeh
"Sudahlah, capek gua ngomong sama elu" kataku
"Yaudah, mandi sana, saatnya ke kampus" anto pun langsung bergegas ke kampus

Aku kagum sama anak itu, sangat cuek terhadap sekitarnya. Tidak sama dengan diriku, sedikit sedikit jatuh cinta, payah! Mungkin aku harus belajar banyak darinya

Kami pun bergegas ke kampus.entah mengapa, niat untuk bertemu dia lagi sangat besar. Berharap dia betul betul memanggil namaku dan datang berkenalan denganku, lalu kita menua bersama, ahh terlalu cepat, tapi apa salahnya berangan-angan, kan?

Setibanya di depan fakultasku, aku dengan sengaja mengajak anto untuk beristirahat sejenak di bawah tangga fakultas, berhubung dia juga sedang kerja tugas. Semoga dia lewat lagi seperti kemarin

Dan dugaanku benar, dia lewat, memakai baju kaos biru berlengan panjang dengan celana jeansnya yang agak ketat. Gayanya sangat kasual dan santai, tidak terlalu berlebihan dalam memakai make up. Hanya lipstik untuk memerahkan bibirnya yang aduhai

"Anto anto, lihat, itu cewek kemarin yang saya bilang"
"Mana?" Sambil menyipitkan mata
"Yang baju biru itu"
" ohh yang itu? Yang ituuu?" Kata anto sambil tersenyum
"Iya" jawabku sambil meratapi dirinya yang bercakap dengan teman kelasnya
"Ohh" jawab anto cuek
"Oh lagi bangsat" jawabku marah
"Dia itu teman kelasku, leting gue broo leting guee.." kata anto sambil terkekeh
"Namanya ayu, dia itu seperti di jadikan ratu dalam kelas, banyak yang tunduk kepadanya, apapun yang ia minta langsung di kasih sama pemujanya" kata anto
" serius temanlu? Wah mantap nih" kataku semangat
"Minta nomor Wa nya gitu? Gue udah hapal dari muka mesum elu. Lu harus mendaki gunung lewati lembah untuk mendapatkan dia, cueknya itu loh, bikin gue pengen injak kakinya biar tahu rasa" katanya sambil tertawa
"Yasudah, gue mau ke kelas dulu, dosen gue udah datang, pamit dulu" kata anto lalu ia pergi

Seperti kehujanan air yang mengandung emas, diriku meleleh dan lemas.bagaimana tidak, ini seperti anugerah Tuhan kedua setelah melahirkanku di dunia ini lewat rahim ibuku yang sangat baik. Aku rasa, ayu itu bagai layangan yang putus, kemudian jatuh bebas, dan anto adalah angin yang terus bertiup hingga layangan itu jatuh tepat di hadapanku

"Saatnya memanfaatkan anak tengil itu" batinku

Hal itu ternyata sangat berpengaruh terhadap otakku, mengacaukan segala isinya di dalam dan membuatku terus melamun. Beginilah cinta bekerja, semakin terus kau memikirkannya, semakin jatuh kau ke dalam sumur nestapa

"Roma..Roma..Romaaaa" dosenku berteriak
"I..i..iya pak?"
"Coba jelaskan rumus present continious tense kepada teman temanmu"
"Aku dan dia adalah dua yang menjelma menjadi satu" jawabku dalam keadaan tidak sadar

Hahahahaha
Semua orang di dalam kelas tertawa dengan lantang
Sungguh hebat cinta mentradiksi jiwaku, dari pandangam mata, mengacaukan pikiranku dan kemudian membom habis hatiku.

Setelah mata kuliah berakhir, aku langsug berlari menuju ke parkiran, untung saja Anto sudah menungguku di sana, jadi tak perlu lagi repot repot ke kelasnya dan menunggunya

"Wihh anak sastra inggris lagi lari lari"katanya sambil terkekeh
"Sudah jangan banyak bicara, naik cepat gue kebelet buang air nih" itu hanya alasan agar tidak bertemu teman kelasku, takut di buat malu lagi di luar
"Relax broo, santai santai jangan panikan" kata anto sambil naik perlahan di motor
Aku pun langsung gas tanpa berkata kata

Sesampainya di rumah sudah pukul 4 sore, kami berdua pun rebahan di kasur yang paling nyaman di rumah ini, sampai sampai diriku tertidur pulas.
Rembulan kembali bertengger di atas jagad raya, kali ini rembulan tak di temani oleh bintang bintang yang terang. Karena awan mendung dan hujan yang menghalangi cahayanya. Aku pun terbangun karena lapar, ku lihat anto sudah tertidur pulas, mungkin karena kelelahan. Aku pun ke dapur dan menyantap makanan apa adanya. Setelah kenyang aku langsung kembali ke kasur, tapi ingin tidur, tapi tiba tiba ingat sosok perempuan berbaju biru tadi.
Padahal belum apa apa, sudah rindu saja. Apa yang di katakan anto kalau ia tahu saya merindu, dasar payah! Terserahlah apa katanya, toh bukan dia yang merasakan.

"Kepada sang pencipta rindu, katakanlah, kepada siapakah rindu ini akan berlabuh?"

Keesokan paginya, negosiasi pun di mulai
Anto yang sudah bangun duluan, lagi lagi bermain game online di hapenya, entah apa enaknya, padahal cuma game saja, tidak mendidik. Tapi dia sangat serius memainkannya.

"Piu, cowok" aku sedikit merayu
"Apa lagi?"
"Ganteng amat hari ini" rayuan level 2
"Ayu lagi?" Kata katanya langsung skak mat
"Bantuin dong? Yah yah"
"Lah kok gua"kata anto dengan nada tinggi
"Lah, santai lah bangsat! Aku kan cuma minta bantuin"
"Yang mau pacaran situ,berjuang dong sendiri"
"Katanya sepupu baik, kok nggak mau bantuin abangnya ini" rayuan level 3 di mulai
"Nggak mau ah, entar gue yang di kira dekat sama dia" katanya sambil cemberut
(Gua pukul juga anak ini tidak lama) "kan anto baik, bantuin yah pleaseee" sengaja ku buat mataku berkaca kaca "Buatin puisi kek ke dia, tapi atas nama gue yahh"
"Wah enak di kamu bangsat" anto sedikit tertawa pahit
Kebetulan, anto sangat jago buat puisi, banyak yang fans dengan karya yang ia buat, terutama teman cewek yang di kelasku, banyak yang tertarik dengan anak tengil ini.
"Ayolah anto yang baik" rayuan level 4
"Hmmm... baiklah,tapi dengan satu syarat"
"Apa pun itu pasti akan ku lakukan"
"Traktir gue makan coto dulu eaaaaa" katanya
" kalau tidak traktir, negosiasi batal
Setelah lama berpikir..

"Baiklah, aku mandi dulu, setelah itu kita otw ke tempat makan coto oke?"kataku
"Siap abang"kata anto dengan senang

LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang