Mungkin saja...

27 5 0
                                    

Senja kembali menghangati bumi tatkala langkahku mengarah ke jalan pulang. Sore ini sangat syahdu. Kali ini aku pulang bersama Anto , banyak pembahasan di atas motor, dan aku paling tertarik ketika dia mulai melakukan langkah awalnya.
"Mengenai ayu, kayaknya akan sukses" guraunya
"Ahh masa?"
"Iya, tenang saja, tapi akan ada rintangan yang akan menerpamu nantinya" ucapnya sambil tertawa
"Tantangan apa?" Tanyaku
"Lihat saja nanti" ucapnya

Satu malam kata-kata itu berhasil membuatku kehilangan rasa pada lidahku, menurutku ini hal aneh yang pernah ku alami. Makanan yang sedari tadi ada di depan mata kini berat untukku mengangkatnya untuk di santap oleh mulutku.

Pikiranku semakin menjadi, terasa seperti 1000 burung mematuk kepalaku. Sepertinya saya harus segera mencari tahu. Dengan gerakan cepat, langsung ku simpan makananku dan langsung menuju ke kamar. Tapi..Anto sudah tertidur pulas, kecapean karena aktivitas kuliahnya. Dengan perasaan yang tak karuan, ku paksa ikut menutup mata dan mengakhiri hari ini dengan hati yang gelisah. SELAMAT MALAM, AYU...

Keesokan paginya, Anto yang sudah bangun sedari tadi mengagetkanku dengan suaranya yang lantang
"BANGUN OYY, KERJA KERJA"

Aku pun terkaget langsung berteriak
"SIAPPP KOMANDAN"
Anto pun tertawa terbahak bahak
"Dasar lu jomblokk" ucapnya
"Apaan sih itu jomblok?" Tanyaku dengan nada kesal
"JOMBLO GOBLOK" katanya kemudian berlari ke dapur
"Bangsat luh" aku pun bangkit dari tempat tidur
Kebetulan ini hari minggu, biasa sebagai laki laki kami jarang mandi di hari libur. Hanya cuci muka dan berkumur sudah cukup untuk sehari
"Jalan yuk" kata Anto
"Kemana?"
"Cari spot foto terbaru,biasalah anak hits mah bebas"ucapnya sambil tertawa
"Yaudah mandi sana anjay"
"Siap boss" ucapnya langsung ke kamar mandi

Dengan berpakaian santai ala artis zaman now, kami pun berangkat menuju pegunungan, perjalanan ke sana sekitar 30 menit dari rumah, dan sekarang sudah pukul 9.30.

Kami pun singgah ke rumah teman Anto, namanya Ricky, dia adalah salah satu teman baik Anto.
Perjalanan kami kali ini lumayan seru, karena Anto dan Ricky sepanjang jalan menggoda cewek yang lagi berjalan, kadang juga mereka menggangu yang lagi bermesraan di atas motor.

"Cewek kakinya kita da jalan" Teriak Ricky
"Cowok, itu cewek ta habis selingkuh sama saya"Teriak Anto
Kami biasa memakai kata "kita" sebagai panggilan yang sopan atau menyapa orang yang  belum kami kenal, mereka sudah sopan, tapi masih kurang ajar.saya hanya bisa tertawa sambil fokus dengan jalanan

Setelah sampai di pegunungan itu, ternyata di sana di padati banyak orang. Mereka bersuka ria dengan suara jepretan kamera hape mereka, bergaya seperti anak alay yang kurang asupan gizi. Ada juga yang bergaya kalem, dan juga....
Ada dia di sana, bersama 2 teman cowoknya yang cool. Dia seperti ratu yang di jaga oleh pasukan berbadan kekar, dengan tangan kosong yang siap melemparkan tinjuannya jika ratu terancam keamanannya.
Aku pun terpisah dengan Anto dan Ricky, mereka pergi mencari spot untuk berfoto

Inginku menyapanya, tapi dua penjaganya itu mulai mentapku sinis.aku tak peduli, biarpun harus berkelahi dengan mereka aku siap

"Hay" sapaku
"Iya, kamu senior kemarin kan, yang minta salam lewat Anto"
Lah, kok dia sudah tau? Kenapa minta salam? Seharusnya minta Nomor WA
"Ehh..anu..mmm iya, Anto itu sepupu saya"
Tiba dua penjaganya mulai bergerak
"Heh, jangan dekat dekat" kata penjaga satunya yang bernama Isman, dia itu mahasiswa jurusan Sastra Indonesia
"Lah, yang dekat sama elu siapa?" Ejekku
"Jangan dekatin ayu" sambil mendorongku
"Lu kenapa main dorong asu"
Teman yang satunya langsung memukulku
"Ehh kamu kenapa mukulin dia" kata ayu
Tiba tiba saja mereka berdua memukuliku bersamaan.aku yang terjatuh di pukuli tadi berusaha untuk melawan
"Ehh sudah berhenti" kata ayu sambil mencoba memisahkan mereka
Anto dan Ricky yang mendengar keributan, langsung ke tempat kejadiannya, tidak tanggung tanggung, mereka langsung memukuli dua berandal itu sampai mereka terjatuh.
"Elu kalau berani 1 lawan 1 banci" teriak Ricky
"Elu baik baik saja sepup?" Kata anto
"Iya" kataku sambil memegang pipiku yang sudah bengkak
Aku melihat Ayu memarahi dua temannya itu dan langsung mendatangiku
"Maaf yah kak, mereka berdua itu suka begitu"
"Iya nggak apa-apa"
"Yu, itu siapa? Tanya Anto
"Itu sepupu sepupu saya, terlalu overprotektif"katanya
"Dia nggak apa-apa kan?
"Nanti aku yang rawat, kamu bawa mereka pulang, nanti malah tambah kacau ini masalah" kata Anto
Aku hanya terdiam sambil menatap rupanya dari dekat. Tak mampu berkata bahkan saat ia meminta maaf, Anto yang mewakilkan kata maafku ini
"Yasudah, saya balik duluan yah" kata ayu
"Iya, hati-hati di jalan" kataku refleks
Kemudian kedua belah pihak pulang ke rumah

Waktu menunjukan pukul jam 12 siang, kamipun tiba di rumah. Anto langsung mengambil es batu yang ada di kulkas, dan langsung menempelkannya di pipi dan bagian bibirku yang lebam
"Lain kali dekatin cewek hati hati yah bang" kata Anto
"Roma biskuit kelapa, kalau cewek di temani cowoknyaa jangan kamu dekati lah, itu akibatnya, lebam wajah kau" kata Ricky
"Hush! Kamu nih Ricky, abang kau ini sedang jatuh cinta" Kata Anto
"Heh kamu, diam aja bangsat" kataku kesal
"Ohhh jadi makanan ringan harga seribuan ini bisa jatuh cinta?"
Ricky sambil mengetuk ngetuk rahangku
"Haloo rahang, kamu baik baik saja? Tumben lu bisa lunak sama cewek" kata ricky
Kamipun tertawa bersama sama

Mungkin saja, rintangan yang di maksud Anto adalah kejadian itu, tapi percakapan tadi adalah sebuah kemajuan kecil dari apa yang ku harapkan kedepannya. Semangatku makin menjadi jadi untuk segera memilikinya.
Kejadian siang tadi menyelipkan satu pertanyaan besar, apa salah satu dari mereka ada kekasihnya ayu? Aku tidak yakin perihal dua sepupu yang menemaninya berkeliling sampai sejauh itu. Mungkin saja satu laki laki itu adalah sahabat dari pacarnya, atau mungkin saja Isman adalah pacarnya? Ahh mengundang sakit kepala saja.

Kemudian aku mulai menanyakan Anto
"Kamu habis bilang apa ke Ayu"
"Tidak ada, aku hanya bilang kamu minta salam, itu aja"
"Nggak percaya" kataku
"Yaudah, mau bohong sama kamu mah nggak guna" kata Anto
"Lu nggak tanya gitu kalau dia punya pacar?"
"Emang elu pernah liat Anto bertanya begitu?"kata Ricky memotong bicara Anto
"Kita berdua tau apa"kataku
"Mustahil, Anto nggak mungkin gitu"kata ricky
"Terserah kalian lah, gua mau tidur siang, ngantuk sangat"kata anto
"Abang, soal pacarnya Ayu siapa, Nanti juga abang tau sendiri" kata Anto dengan senyum tipis.
"Oh iya, mengenai nomor Ayu, bentar saya kasiin, hape saya lagi low, mau tidur dulu. Bubayy guys" langsung membanting kepalanya di bantal yang empuk

Semakin membuatku penasaran saja. Anto benar, suatu saat saya akan tahu siapa pacarnya Ayu. Terlebih lagi, Anto sudah punya nomor WAnya Ayu. Mulai dari sini, saatnya diriku melakukan pergerakan!

"Dengan adanya dirimu di kepalaku. Kini, Hatiku dengan tangan terbuka menunggumu jatuh dengan sukarela. Jangan takut, hatiku tak akan membiarkanmu terjatuh lagi"


LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang