It Feels Like....

14 2 0
                                    

"Baiklah, ayo kita berangkat"
"Ayo"kata Anto

3 hari setelah kejadian di gunung tersebut membuat diriku absen dari kampus, pipiku yang terkena pukulan menimbulkan demam

"Puisi untuk ayu sudah lu buat?"
Anto langsung memeriksa tas merahnya
"Siap bang, tinggal gua kasih ke dia"
"Boleh abang liat?"
"Males ah, nanti juga tau sendiri" kata Anto

Sebenarnya saya sedikit penasaran dengan puisi itu, tapi demi mood si anak itu, saya urungkan niatku untuk memaksanya. Sebab akan lebih rumit lagi jika anak ini ngambek.

Pukul 10.30, kami tiba di fakultas
"Duluan dulu yah bro" kata Anto
"Sip, jangan lupa puisinya" kataku agak berteriak
"Oke bang"

Saya sedikit merasa ada yang mengganjal, tentang puisi yang akan di berikan. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi. Sudahlah... saya pun langsung melangkah ke kelas dan fokus ke mata kuliah.

Pukul 11.45, mata kuliah berakhir

Kebetulan ruanganku dengan ruangannya Anto bersampingan. Rencana saya ingin menunggunya di depan ruangannya, kebetulan juga mata kuliah mereka telah usai. Sesampainya di depan pintu kelas....

"Wahhh Anto... Ngasih surat ke Ayu ciee" teman-temannya menyoraki dan mengurumuni Anto dan Ayu
"Apaan sih luh bocah" Kata Anto
"Cieeeeeeee..." teriak semua teman Anto

Saya melihat muka Ayu yang memerah, karena di ganggu oleh teman temannya. Atau, karena dia juga suka sama bocah itu? Pikiranku kacau balau.

"Sepupu gua sudah menunggu, balik duluan yah" kata Anto dan langsung berlari ke arahku
Aku pun pura-pura mengotak atik hapeku, seakan akan tidak melihat kejadian yang membuat hati saya sedikit merasa cemburu. Bayangkan saja, ketika puisi itu di baca olehnya tiba-tiba dia jatuh cinta sama Anto, bukan sama gue.

"Ayok" Ucapku langsung menarik tangan Anto
Anto pun sedikit bingung, mungkin pertama kali dia melihatku seperti ini, yang perlahan mulai timbul rasa cemburu kepada dirinya

"Kamu sakit yah" kata Anto
"Tidak" jawabku dingin
"Oh"

Tanpa banyak kata-kata, kami pun langsung pulang ke rumah

Saya hanya bingung, kadang rasa cemburu datang di saat dan di tempat yang salah. Padahal saya belum mempunyai hubungan dengan Ayu, dan juga, kenapa saya harus cemburu dengan sepupu saya sendiri? Tapi, cemburu itu wajar, kan?
Setelah sampai di rumah, Kami pun rehat sejenak. Tiba tiba Anto bertanya

"Cemburu yah bro"
"Tidak kok"jawabku malu
"Ngaku aja, kentara kok, di jidat kamu tertulis CEMBURU" sambil menepok jidatku
"Aww sakit kampret"
"Gua juga nggak mungkin nikung loe bro, tenang saja" kata Anto
Lanjutnya...
"Tapi jujur yaa bro, Kata temanku tadi, Ayu juga suka sama saya"
"Terus?" Tanyaku
"Yaudah cuma itu aja" jawab Anto
"Oh" ucapku, lalu pergi ke kamar

Ada rasa perih di dalam ketika saya tahu bahwa Ayu menyukai Anto, harus kah saya berjuang mendapatkannya? Atau berhenti dengan perasaan yang masih mendambakannya? Melewati hari dengan kerelaan yang menyakitkan, akan sangat sulit ku rasa.

"Dear perasaan, Harapan kian mengikis,tapi kau harus tetap kuat. Perjuangan kita belum selesai"

LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang