LOMBOK (hari pertama)

67 1 0
                                    

Tiba di lombok,  aku tidak langsung mencari penginapan,  aku ingin langsung menuju ke basecamp sembalun,  dengan menggunakan mini bus,  malam itu aku menunggu mini bus di tepi jalan raya, larut,  sekitar pukul 01:00 tak kunjung ada mini bus yang menuju basecamp torean atau sembalun.

Ada lampu sepeda motor mendekat ke posisiku menunggu, tak ada seorang pun kenalan ku di lombok,  negri ini baru ku pijak kali ini.

"hallo mas,  renus"  seraya menjulurkan tangan nya kehadapanku,  tanpa basa basi ku balas jabat tangan nya,  ku sebut nama dan asalku.

"maaf,  mas rangga mau kemana?

"saya mau ke rinjani mas, lagi nunggu minibus yang menuju torean atau pun sembalun"

"waduh,  ini sudah larut mas. Tidak ada minibus jalan malam,  jika ada pun itu nanti pukul 6:00 WIT,"

"ohh begitu ya mas,  waduh saya jadi bingung mau kemana."

"begini saja,  kalo mas percaya pada saya,  mari ikut saya ke rumah, mas bisa bermalam di kediaman saya. "

"wah,  kenapa tidak percaya,  saya malah takut merepotkan mas"

"ah, tidak sama sekali,  ini ajakan saya kok,  saya takut mas tertidur di pinggiran jalan seperti ini,  nanti masuk angin lo,  hehe."

" ohh begitu,  yasudah mas, ayo,  tapi bener ya tidak merepotkan? "

"tidak sama sekali mas, mari naik"

Kami pun menuju ke rumah mas renus,  setiba nya di rumah nya,  ternyata dia seorang non muslim. Dia berbincang kepada orang tua nya. Saya tidak paham pembicaraan nya, dia menggunakan bahasa suku lombok sepertinya,  tapi yang jelas,  mungkin dia sedang meminta izin kepada orang tua nya,  perihal penginapan ku malam ini.

Mas renus membawaku masuk ke dalam kamar nya,  kami tidur berdua. Keluarga ini sangat baik,  ibu dan bapak nya murah senyum terhadap pendatang sepertiku.

" maaf mas renus,  kenapa mas baru pulang larut malam begini?  Dari mana ya mas? "

"ohh,  saya baru pulang melaut mas rangga,  sore tadi saya langsung ke pasar,  dan pulang nya emang jam segini terus,  yasudah,  istirahat mas,  pasti capek kan."

"ohh iya iya mas renus,  terimakasih sekali lagi"

SETAPAK JEJAK, CINTA, DAN SAHABAT. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang