Belum lama tidur, saya kembali bangun menunaikan ibadah saya, menjalan kan shalat 5 waktu, tak tahu arah kiblat, tak tahu kamar mandi untuk ber wudhu, tak tahu sumber air, mas ranus masih tidur lelap saya tidak sampai hati membangunkan nya, lalu saya memutuskan tetap menjalankan ibadah saya, sesuai dengan yang saya pahami. Selesai, lalu saya bersandar pada sebuah jendala menatap gelap di luar sana, namun sudah banyak warga beraktivitas, saya terenyuh kagum melihat semangan sang ayah dan ibunda mencari nafkah untuk anak-anak mereka sekolah, lalu saya lihat segerombolan anak anak menggunakan seragam sekolah, berjalan bersama, tertawa, kejar-kejaran, hingga saya tersenyum kecil, padahal masih belum mengabari tisya soal keberadaan ku di lombok pagi ini.
Tak lama mas ranus menepuk pundakku, terkejut raga ini merasa mengganggu peristirahatan nya mas ranus.
"gak tidur mas rangga? "
"hehe sudah mas, tadi abis shalat"
"ohh, mas rangga muslim?"
"iya mas, maaf ya mas"
"ah, kenapa minta maaf, mas berhak dengan agama mas, mas berhak dengan tuhan mas, begitu pun saya, agama kita memang berbeda, tapi kita INDONESIA mas. Hehe"
Sejenak terdiam kagum dengan sosok mas ranus, setelah banyak berbincang ternyata pemuda berjiwa luar biasa ini adalah tulang punggung keluarga nya, kisah nya lebih hebat dari saya, ternyata sepasang suami istri yang saya jumpai tadi malam, adalah kakek dan nenek mas ranus, ibu dan bapak nya sudah lama wafat, kecelakaan kapal katanya.
"sudah ah mas, istirahat lagi yuk"
"ohh, baik mas, "
Saya kembali melanjutkan istirahat Saya, jika sudah terang, ingin ku kabari tisya dulu fikir ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETAPAK JEJAK, CINTA, DAN SAHABAT.
Teen FictionRangga, pemuda asli jogja, mencintai sahabat nya ayu, yang hilang setelah pengumuman kelulusan sd, cinta yang tak kunjung sudah. Lalu hadir tisya, menemani hari hari rangga sebagai kekasih nya resmi. Ketika rangga sedang melakukan praktek lapan...