SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT

38 1 0
                                    

Rinjani belum tuntas, dan beberapa mimpi terpaksa bungkam untuk sementara waktu, sementara tisya sedang butuh aku. Egois sekali rasanya mementingkan selembar kertas penuh mimpi membiarkan tisya berjuang sendiri melawan sepi. Apalah aku, lelaki yang tak pantas memiliki kamu seutuhnya. (bergumam)

Tetap berterimakasih pada lombok yang mengagumkan, beberapa hari terasa seperti beberapa tahun, senyum, sapa, bahagia yang begitu nyata. Meski harus menekan pemikiran tisya yang harus nya di bantu bangkit oleh aku. Huh...

Tisya sayang, mas pulang.

Perjalanan di mulai, setelah pesawat landing dengan sempurna di bandara soekarno hatta cengkareng, setengah jam lalu. Tanpa pikir panjang, taksi mengantar ku dengan cepat ke tempat kediaman tisya.

" buru-buru sekali ya mas? " tanya pak doni, supir taksi itu.

"iya pak, sudah di tunggu soal nya"

Sementara pak doni dengan sigap mengendalikan kemudi, aku sedang sibuk menghubungi tisya yang sudah dari beberapa hari lalu tidak bisa ku hubungi.

Tiba di rumah tisya, kosong. Tidak ada orang, satu pun. Bergegas aku menelfon elang.

" hallo, hallo, iya ngga? Ada apa? "

"lo di mana?, gw di jakarta."

" gw lagi basecamp, bareng anak-anak, kenapa? "

" lo tau tisya kemana?"

" gw ga tau pasti nya ngga, tapi se inget gw tisya pernah bilang mau ke surabaya dulu ke tempat bude tati"

" ohh, oke. Thanks lang. "

Tidak lama berdiam, aku bergegas memesan grab untuk mengantar ku ke stasiun, aku membeli tiket kereta menuju jogja, aku harus pulang sejenak berkabar kepada ibu ayah dan adik ku, matahari menyingsing, melambaikan batin yang hendak pamit. Sedang bulan perlahan naik, Redup cahaya menemani perjalanan mencari tisya.

Setelah lelah berdiam di kereta yang ku fikir hanya tisya ada di mana, kenapa tidak ada kabar. Aku merasa bodoh mengikuti ingin nya demi ingin ku, aku begitu egois membiarkan segala duka menumpuk padanya, sedang apa aku sebenar nya. Entah lah.

Lempuyangan, pukul 07:00 pm, tibalah raga ini kepada rumah, di jemput oleh putri adik ku, menuju kediaman yang begitu aku rindukan, ibu bapak, maafin rangga. Anak mu sedang gagah jadi pecundang, tega membiarkan dambaan terpuruk sendirian.

"asalammualaikum, buu? Paaak? " sedang berusaha mencari mereka di ruang dalam rumah.

" bapak sama ibuk ke pasar mas, aku ke kampus dulu, mas istirahat aja, bentar lagi mereka pulang"

"ohh, gitu. Yasudah hati-hati kamu dek."

"iya mas, asalammualaikum"

"waalaikumsallam"

Telah tiba, dalam istana senyawa yang luar biasa, singgasana yang begitu nyaman, yha. Kamarku. Lalu sedang berusaha baik-baik saja, tapi tisya mengendalikan penuh fikiran ku. Ku coba telfon dia, nomor ny masih belum aktif. Aku masih berusaha mencari kontak teman-teman nya di surabaya, tapi tidak ada yang tahu. Bahkan tidak ada satu pun teman nya yang tahu, kalau dia punya bude di surabaya, ah sudahlah. Aku istirahat saja dulu. Mungkin tubuh ini lelah.

SETAPAK JEJAK, CINTA, DAN SAHABAT. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang