Part. 7 - A stone's throw

34.5K 2.1K 137
                                    

Siap-siap, yah!
Dimulai dari part ini, aku main ngegas 😛
Pengen main kasar dikit nih.
Ciyee, yang kesenengan 🤣

Happy Reading 💜



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Alena terisak pelan, ketika sudah menenggelamkan kepala di bantal. Apa yang terjadi hari ini, sudah sangat keterlaluan. Menjalani hari yang begitu berat dan panjang, dengan melakukan hal yang tidak diinginkan, dan tanpa pemberitahuan. Sedikit pun, Nathan tidak memberi kesempatan untuknya memberi pendapat. Dasar Papa egois, rutuknya dalam hati.

Dia sempat menelepon ibunya, Lea, untuk meminta bantuan. Seperti biasa, Lea akan memberi nasehat yang sama sekali tidak diperlukan. Intinya, Alena hanya ingin diberi kebebasan di hari terakhirnya di London, bukan diberi paksaan.

Marah dan tertekan, Alena hanya bisa meluapkan semua amarah lewat tangisan saat sudah tiba di kamar, setelah dipaksa mendengar pembahasan proyek, yang katanya akan dilakukan olehnya sebagai perwakilan perusahaan Nathan. Bukan dia tidak mampu dan tidak mau, hanya saja, hal itu bisa dibicarakan ketika tiba di Jakarta, bukan sekarang.

Setelah cukup tenang, Alena mengubah posisi dengan duduk di atas ranjang, sambil terdiam. Napasnya memburu kasar, dengan amarah yang tidak menyurut. Dalam pikirannya, sudah tersusun rencana untuk membuat kekacauan. Menganggukkan kepala, Alena memantapkan diri untuk melakukannya. Yaitu bersenang-senang. Tidak peduli apa yang akan dilemparkan Nathan padanya, yang jelas, sudah saatnya membuka suara ketika dia merasa terganggu.

Kemudian, Alena segera bergegas untuk membersihkan diri, merias wajah, dan bersiap untuk pergi kemana saja, asal tidak di mansion itu. Ketukan di pintu, menghentikan gerakannya memoles lipstick di bibir.

Menekan sebuah tombol layar kecil yang ada di sisi kaca, menampilkan Ashley dan Vanessha yang berada di luar kamarnya, lalu segera menekan tombol kunci untuk membukakan pintu kamar pada dua sahabatnya.

"Lu mau kemana, Na? Bukannya lu baru pulang?" tanya Ashley dengan alis berkerut heran.

Keduanya bersandar di sisi kanan kiri meja rias, memperhatikan Alena dengan seksama, dan tampak tertegun selama beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya bersandar di sisi kanan kiri meja rias, memperhatikan Alena dengan seksama, dan tampak tertegun selama beberapa saat.

"Lagi ada show atau apa? Tumbenan pake lipstick merah banget," komentar Vanessha bingung.

"Lagi ada show atau apa? Tumbenan pake lipstick merah banget," komentar Vanessha bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unreachable Mankiller (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang