Jika ada hari terburuk, mungkin hari ini adalah yang terburuk, yang dialami Alena. Sebenarnya tidak begitu buruk juga, hanya saja, keadaan menjadi tidak menyenangkan setelah pembicaraan saat perjalanan tadi.
Masih tidak menyangka jika seorang Joel, bisa mengeluarkan perkataan seperti memilliki banyak uang untuk memelihara beberapa wanita simpanan. Sial! Alena terus berpikir keras tentang kebenaran ucapan itu. Satu pihak merasa tidak percaya, tapi di lain pihak, juga bisa saja terjadi. Sebab, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.
Ayah baptisnya, Christian, adalah ayah kandung Joel, dimana pria tua itu menjadi seorang womanizer ulung yang cukup berbahaya di masa mudanya. Dan untuk seorang pria beristri seperti Joel, dengan lancang sudah menciumnya begitu saja, mengambil ciuman pertama dengan tindakan yang tidak mampu ditolak. Shit! Alena semakin geram saja.
Belum lagi, sikap sok perhatiannya yang menjengkelkan, seperti mengusap kepala, membersihkan bibir, dan mengingat kesukaannya. Cih! Sungguh sangat pencitraan sekali. Alena cukup heran dengan dirinya yang bisa begitu menyukai sosok bajingan angkuh yang sedang berjalan di sampingnya.
"Aku tidak percaya jika kau harus bersikap seperti ayah pemarah dan tidak ingin anak perempuannya kabur," desis Alena dengan suara rendah, sambil menyusuri koridor kampus mengarah pada aula.
Setiap orang yang berada di sekeliling, menatap Alena dengan penuh minat, menyapa dan berseru kegirangan, bahkan ada yang mengikuti dan berbaris dalam dua barisan sebagai pengiring untuk menuju ke aula.
Rangkulan erat di bahu, membuat Alena menahan diri untuk tidak berteriak, karena harus menjaga ekspresi wajahnya. Kesan ramah yang palsu, membuat wajah Alena menjadi kaku. Dalam hati, dia sudah semakin geram dengan tindakan Joel yang dinilainya berlebihan.
Pria itu bersikap dingin dan sinis pada sekelilingnya, bertindak layaknya bodyguard, yang begitu siaga dalam menjauhkannya dari orang-orang yang ingin menyentuh atau sekedar berjabatan tangan dengannya.
"Kau harus bersyukur jika aku masih mengijinkanmu. Jika aku adalah Nathan, sudah pasti aku akan menyeretmu pulang dan menguncimu di kamar," balas Joel dingin, sambil mendelik tajam pada sisi kanan yang mulai mendesak untuk mendekat padanya. "Fuck! Aku benar-benar gerah dengan kerumunan ini."
"Salahmu sendiri yang ingin ikut denganku," sahut Alena sambil melebarkan senyuman hangat pada salah satu mahasiswa yang memberinya sebuket bunga. "Terima kasih."
Dari rangkulan, kita berubah menjadi dekapan, diiringi dengan dorongan agar Alena berjalan lebih cepat. Ugh! Alena ingin memprotes dan melemparkan tatapan menyesal pada mahasiswa tadi, karena buket bunga itu jatuh.
"Aku akan membuat perhitungan bagi para adik yang membuat acara ini, demi sebuah makan siang gratis! Dasar murahan sekali!" desis Joel geram, sambil mendesaknya untuk berjalan lebih cepat, menghindari kerumunan yang semakin banyak, dan seruan yang begitu kencang.
"Kau tidak berhak membuat perhitungan dengan mereka," sahut Alena.
"Kenapa tidak?"
"Karena mereka hanya ingin memberi sedikit kebahagiaan untuk teman-temannya."
"Kebahagiaan? Dengan menjual kakak perempuannya, untuk menemui kerumunan yang melihatmu seperti makanan siap saji?"
"Ini termasuk tuntutan pekerjaan, yang artinya aku dikenal banyak orang, dan sudah pasti disukai."
Joel menggeram dan langsung menyipitkan mata, ketika bisa melihat para adik sudah berkumpul di aula. Ada semua para bungsu dari para sahabat ayahnya. Adiknya, Alejandro, tampak terlihat masam dan berdiri di samping Alex, adik dari Ashley. Juga ada Victor dan Verdinand, adik dari Vanessha. Joana, adik dari Joel, terlihat cemas dan berbisik dengan Nayla, adik dari Noel. Terakhir, ada si kembar, Zac dan Zayn. Mereka tampak tidak bersemangat dan seperti sudah tertimpa masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreachable Mankiller (NEW VERSION)
Roman d'amourCerita ini sudah selesai sejak tanggal 04 April 2018 - 30 Aug 2018 Akan direvisi dimulai Des 2019 tanpa jadwal tertentu. Revisi versi saya adalah ketik ulang dan ada kemungkinan scene baru dan perubahan alur. Seperti biasa, dimohon untuk bersabar :"...