Aku berjalan mendekati pintu rumah ibuku.
*Knock knock*
"Ibu... Ibu..."
Terdengar suara langkah kaki dari balik pintu itu.
"Andrew? Tunggu sebentar!"
Itu jelas suara ibuku. Apa ini artinya aku bisa pindah tempat secepat itu? Teleportation? Tapi kenapa kekuatanku sama seperti Grey? Sedangkan, Professor Lana bilang bahwa kami semua tidak mungkin memiliki kekuatan yang sama. Tidak lama kemudian ibuku muncul dihadapanku.
"Andrew?! Ohhh Andrew! Andrew!" Kata ibuku yang bergelimang air mata. Lalu ia memelukku dengan erat.
"Kamu sembuh! Kamu benar benar sembuh! Kamu sembuh, nak!" Kalimat yang terus menerus ia katakan.
Aku menangis mendengar kata kata ibuku.
"Ibu, maafkan aku. Aku pasti telah membuatmu khawatir selama ini. Maafkan aku bu"
"Tidak Andrew, jangan pedulikan itu, yang terpenting adalah, sekarang kamu sudah sehat seperti dulu" jawabnya.
...
Ibu membuatkan teh hangat untukku. Kami mengobrol cukup lama. Ia terus bercerita tentang apa saja yang terjadi selama aku terbaring di rumah sakit. Ia bilang bahwa semuanya merasa sedih atas kecelakaan yang menimpaku malam itu, malam ulang tahunku. Setiap hari ibuku datang ke rumah sakit untuk melihat kondisiku selama 2 bulan, setelah itu ia harus pulang ke Brotterdamn karna harus mengurus rumahnya yg ia tinggalkan. Ia juga bercerita bahwa Tommy Lin datang menghampirinya dan menawarkan bantuan dengan persetujuan darinya. Setelah itu, ia dilarang menjengukku selama 3 minggu dengan alasan keperluan medis.
"Nak, ibu benar benar kaget ketika bisa melihatmu didepan pintu. Ternyata semua do'aku dijawab oleh Tuhan, akhirnya kau kembali sehat seperti dahulu. Aku benar benar bersyukur dengan semua ini"
Aku hanya bisa tersenyum saat itu.
"Andrew, kenapa kau tidak bilang akan kemari? Lalu, kapan kau berangkat kesini?" Tanya ibuku.
"Ahh, aku, ehh, aku sengaja ingin memberi kejutan untuk ibu. Aku berangkat sekitar jam 7 malam, oiya, maaf bu, aku lupa membeli sesuatu selama kesini" jawabku.
"Tidak apa apa, nak. Ganti baju mu, kau terlihat aneh dengan pakaian itu"
Aku melihat bajuku. Ternyata aku masih menggunakan baju yang diberikan Lana tadi pagi. Tapi kenapa Cyan tidak sadar?
"Kalau kau sudah siap, ke ruang makan ya, aku sudah siapkan makan malam untukmu"
"Baik bu!"
Malam itu, aku memutuskan untuk tidur di rumah ibuku. Setelah makan malam selesai, aku beranjak ke kamar untuk berbaring dan memikirkan semua hal yang tidak masuk akal yang terjadi belakangan ini. Kecelakaan yang terjadi di malam itu, tidak menghilangkan memori ku, mungkin berkat serum yang disuntikkan padaku saat itu. Semuanya berawal dari surprise di hari anniversaryku dengan Cyan. Sonny bilang bahwa dia yang menerima telfon dari ku saat itu, suaranya memang mirip dengannya ketika dirumahku, tapi, aku tidak melihat ada hp Cyan di rumah ku. Setelah itu, orang yang kutabrak setelah makan malam dengan Cyan, aku seperti pernah melihatnya. Dan kecelakaan itu, jalanan begitu sepi, aku yakin itu, tapi kenapa tiba tiba ada cahaya yang menyorot kearah mataku? Seolah olah ini semua direncanakan.
Pagi pun tiba dan ibuku langsung menyuruhku sarapan. Aku pulang kerumah ku sekitar jam 10 pagi, saat itu aku tidak terpikirkan untuk menggunakan kekuatanku. Perjalanan menggunakan kereta memakan waktu sekitar 40 menit, karna pak Henry belum tau kondisi ku yang sekarang, jadi lebih baik aku nikmati dulu sebelum kembali ke rutinitas awalku. Pemandangan indah kota Brotterdamn membuatku tidak ingin pulang ke Hamsterdamn. Setelah sampai di kota tempat tinggalku, aku memilih untuk berjalan daripada menggunakan taksi. Aku benar benar ingin menikmati hidupku yang sekarang meskipun kerja di perusahaan Peach tidak terlalu membuatku lelah, entahlah, mungkin aku benar benar bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside Me.
Science FictionAku akan membalas kebaikannya. Walau terdengar bodoh, aku tidak akan berhenti mencarinya hingga aku bertemu dengannya.