Chapter IV

3.1K 408 47
                                    

Aku mungkin sudah gila...





"Ada apa denganmu hari ini kau hanya diam dan tak menjawab apapun perkataanku, bahkan sekarang kau tak mau menyentuh makananmu sama sekali..ckk jangan membuat orang susah" Mark menatapku dengan kesal aku hanya membuang muka tak mau melihat wajahnya

"bukannya kita ada janji akan ketaman hiburan hari ini,apa kau lupa?"lanjutnya kali ini nada suaranya dibuat lebih lembut, aku mengutuk diriku sendiri bahkan aku sendiri lupa tentang itu karena masih dihantui perasaan aneh mengingat kejadian pagi ini..

"kau tak usah menemaniku aku akan pergi sendiri saja" jawabku dingin sambil melempar selimut yang tadi menutupi kakiku Mark menatapku dengan kening berkerut.

"apakah aku punya salah padamu?" tanyanya terdengar hati - hati, aku menatapnya bertambah kesal.

"itu bukan urusanmu" jawabku sinis, Mark balas menatapku kali ini dengan pandangan mulai kesal.

"ya sudah terserah kau saja, aku lelah menghadapi anak kecil sepertimu" sentaknya lalu berlalu meninggalkanku, Mark menutup pintu kamarku dengan keras membuatku tersentak.

aku tertunduk hampir menangis lagi.

"yaa..!! Donghyuck-a, Lee Donghyuck jangan menangis lagi, bukannya kau tak menyukainya..ada ap denganmu sebenarnya? kau hanya marah karena suamimu ternyata berpacaran dengan teman dekatmu dan mereka sudah berbohong padamu selama ini..jadi untuk apa kau menangis.."umpatku pada diriku sendiri.





Aku memutuskan untuk ketaman hiburan seorang diri, mengganti pakaianku dan mengambil tas gendongku lalu berjalan keluar kamar mataku mencari sosok Mark yang sudah tak ada diruang tamu sepertinya dia sedang berada dikamarnya, kami memang memutuskan untuk berbeda kamar hanya apabila Appanya atau Appaku datang saja kami akan satu kamar, sempurna untuk sebuah sandiwara kecil pernikahan palsu kami.

Aku melangkah keluar apartemen dan perasaanku terasa tenang seketi, cuaca sangat sejuk di musim semi baru kali ini aku berjalan keluar apartemen selain menuju kesekolah sendirian, di Jeju aku selalu diantar jemput pelayan apabila aku ingin kemana - mana, tapi disini aku harus mendiri sebagai seorang suami, Appa Mark dan Appaku bahkan tak memberikan kami satu pun pelayan, langkahku terhenti saat melewati sebuah taman bunga kecil aku tersenyum kecil lalu berjalan memasuki taman itu, kutatap sekelilingku dengan decak kagum,berbagai macam bunga ditanam dan disusun dengan sangat rapi ditaman itu.

"cantiknya" ucapku senang, aku menghampiri sebuah ayunan kecil dan duduk disana taman ini cukup jauh dari apartemen kami wajar jika aku tak pernah melewati taman ini sebelumnya, aku mengoyang ayunan itu dengan pelan lamunanku kembali pada masalah yang tengah kehadapi.

Aku tak bisa menyangkal betapa sakit hatiku karena mengetahui temanku berpacaran dengan suamiku, memang harusnya aku memaklumi semua itu karena Mark sudah mengatakan kalau dia mempunyai seorang kekasih, tapi aku tak bisa menerima kalau orang itu adalah Jaemin sahabatku sendiri.

"apa dia selama ini mendekatiku karena dia tau aku tunangan Mark?" tanyaku dalam hati, aku tak percaya orang yang kusayang berbuat seperti ini, aku ingat pertama kali berjumpa dengannya aku membayangkan eomma yang terlihat sangat mirip dengannya dan aku tersakiti karena harus dibohongi oleh orang yang tak ingin kubenci.

Aku tak tau mengapa aku begitu marah aku tak menyukai Mark setidaknya tidak seperti itu, tapi aku juga tak ingin melihat dia bersama orang lain, bahkan saat aku melihatnya memeluk Jaemin aku merasa sangat aneh, ia melakukan sesuatu yang tak pernah ia lakukan padaku sebagai Suaminya, tentu saja aku merasa kecewa.

"haaahh.. apa yang salah padaku sekarang" menghela nafas berat aku memejamkan mataku dengan lelah.

"apa yang kau lakukan disini?" aku tersentak kaget mendengar suara itu dan melihat seorang Pemuda sedang berdiri dihadapanku, is itu mendongakkan kepala melihatku sambil tersenyum sinis, aku membelalakan mata mengenali wajah yang harus kuakuis sangat tampan itu.

Selfishness (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang