CHAPTER XIII

3K 419 81
                                    

Donghyuck POV

Jaemin menatap wajahku dengan tatapan penuh pertanyaan, sepertinya ia dapat melihat bekas airmata dipipiku, tentu saja sebelum menjumpainya aku sudah sangat banyak menangis.
 
“cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan” ucapku dengan suara yang masih terdengar serak, Jaemin tersadar kembali lalu menunduk kemudian menatapku lagi.
 
“aku tak akan berbasa – basi..” ucapnya pelan, jaemin kini menatapku dengan pandangan sendu
 
“aku mohon bercerailah dengan Mark..” mataku membesar  saat mendengar ucapan itu, tapi mencoba membuat diriku kembali tersadar.

“lupakanlah Mark.. kumohon hyuck-ah, aku tak sanggup lagi melihat kalian berdua..”ia mulai terisak didepanku yang tertegun menatapnya tak percaya
“aku tak bisa lagi menahan ini.. lepaskan dia untukku..” pintanya terus meneteskan airmata di hadapanku.
 

“kenapa??” aku berbisik pelan, Jaemin menatapku bingung “kenapa aku harus bercerai dengannya” jawabku tanap perasaan, airmata yang menetes dikedua pipinya terhenti saat ia mendengar suaraku, ia menatapku dengan pandangan bertanya – tanya  tapi aku tetap bertahan, memandangnya dengan dingin.

 
“kami direstui dan aku ternyata..sekarang sudah jatuh cinta padanya,jadi kenapa..” aku berdecih pelan.
“Kenapa aku yang harus terluka dan melepasnya untukmu” lanjutku sambil berdiri, aku menatapnya meremehkan dan berlalu ingin pergi, tapi Jaemin menarik tanganku dan seketika berlutut dihadapanku.

Membuatku tersentak dengan apa yang ia lakukan dan dengan panik menatap sekeliling kami, orang – orang dicafe tampak memandangi kami dengan bertanya - tanya.

 
“Jaemin.. cepat berdiri, apa yang kau lakukan..” tanyaku kesal sambil menarik Jaemin untuk berdiri, tapi ia tetap bersikukuh untuk berlutut sambil memegang tanganku.
 
“aku tak akan melepasmu sebelum kau setuju..” pintanya terus menangis, aku menatapnya dengan bimbang, lalu memperhatikan orang – orang yang masih menatap kami, mereka seperti menghakimiku dengan tatapan mereka.
 
“kita bicara diluar saja” putusku akhirnya, lalu menarik Jaemin berdiri dan membawanya keluar.

Aku melepaskan tangannya dengan kasar saat kami sudah berada ditempat yang cukup sepi.
 
“kau gila!’ bentakku marah, Jaemin hanya menunduk dan terus menangis.

kemana Jaemin yang kuat dulu..? kemana dia..??
 
“aku memang gila…” ia menghapus air matanya yang terus saja mengalir “aku sakit hati melihatmu dan Mark.. dan perlahan kusadari dia mulai selalu membawa namamu dalam setiap pertemuan kami… tertawa saat menceritakan tentangmu,marah dan kesal padamu… dia… mulai me..nyukaimu..”aku tertegun mendengar ucapan yang tak pernah kupikir akan keluar dari mulut Jaemin..
 

Mark….benar-benar…. Menyukaiku..???

“aku pernah belajar ingin melupakannya…. karena dia sudah menjadi suamimu tapi aku tak bisa Donghyuck-ah… aku…aku sangat mencintainya…. aku sangat takut kehilangannya, aku.. aku tak sanggup..kumohon jangan rebut dia dariku..” aku melihatnya yang makin terisak dengan perasaan yang bercampur aduk antara iba dan tak rela.
 
“aku..aku sebenarnya.. sedang sakit Donghyuck-ah..” aku menatapnya kembali dengan bingung, apa yang diucapkannya, apa yang ia maksudkan sama dengan yang kudengar saat itu.
 
“dokter bilang usiaku tak akan lama lagi…”isakannya menjadi makin kencang, aku terpaku menatapnya, pikiranku mendadak kosong hingga aku terduduk lemas dihadapannya.

kutatap dia yang terus menangis.
 
“aku mohon… hanya” Jaemin memegang tanganku erat “ hanya…dalam waktu 4 bulan ini.. ijinkan aku bersama Mark.. ijinkan aku bersamanya..kumohon” aku menatapnya tak percaya, kali ini air mataku ikut jatuh.

Kenapa aku baru menyadarinya sekarang…. 

“itu tak akan lama  Donghyuck-ah… hanya.. hanya 4 bulan aku dapat bertahan, jadi kumohon biarkan dia bersamaku…”
 
“Jaemin-ah..”

Selfishness (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang