CHAPTER XVI

3.9K 433 68
                                    


Donghyuck Pov

“dia sudah tidur sekarang.. tadi berbahaya sekali kalau sampai terlambat saya tak dapat memikirkannya” Dokter Kim menatap Jaemin yang sedang terbaring diranjang rumah sakit.

“syukurlah” ucapku pelan, Dokter Kim mengangguk kecil lalu berjalan meninggalkan kami, aku menatap wajah Pucat Jaemin yang sedang terlelap dan mengigit bibirku menahan isakan yang akan keluar.

Dengan lemas aku mendudukan diri disamping ranjangnya, kugenggam tangan Jaemin yang terasa sangat dingin membuat rasa bersalah makin menyesakkan dadaku.

seharusnya Kau mati saja secepatnya Na Jaemin.. MATI SAJA!!”

ucapan itu kembali terngiang...

aku tak pernah tau kalau aku akan bisa berkata sejahat itu, bahkan pada orang yang tak bersalah seperti Jaemin.

 
“Jaemin!!” aku menoleh saat melihat Mark yang masuk dengan tergesa – gesa dan wajah penuh kekhawatiran, sejenak ia berhenti saat matanya tertuju padaku, tapi segera ia memalingkan wajah  dan berjalan mendekati Jaemin.
 
“dia baik-baik saja” ucapku pelan, Mark tertegun saat mendengar suaraku perlahan ia mengalihkan pandangannya kepadaku.
 
“apa yang terjadi?” tanyanya dengan nada canggung, aku menggeleng kecil.
 
“kami hanya mencoba memperbaiki pertemanan kami lagi” Jawabku sambil mendesah pelan saat kembali menatap pada Jaemin.
 
“Donghyuck-ah” suara Mark memanggilku dengan nada ragu, aku menoleh padanya

“aku sangat senang… kau..kau mau bicara lagi padaku..” aku tertegun mendengar ucapan Mark, aku mengangguk kecil, mengalihkan pandanganku kembali kepada sahabatku, tak ingin menatap Mark yang terlihat begitu terluka saat ia menatapku.
 
“maafkan aku…aku benar – benar minta maaf..” lanjutnya, aku kembali mengigit bibirku ingin kembali menangis saat itu, tapi aku berusaha menahannya.

“tak apa.. aku yang salah..aku begitu egois..” aku mengambil nafas dalam dan tersenyum kecil  “jadi mulai sekarang… mari perbaiki hubungan kita” lanjutku dengan pelan, Mark menunduk terdiam.

Aku menarik nafas panjang lalu berdiri menghampiri  Mark, dengan gemetar tanganku terangkat untuk menyentuh wajahnya.

Mark terdiam  dan matanya terpaku padaku..perlahan ia mengangkat tangannya dan menutupi tanganku yang memegang pipinya dengan miliknya, ia seperti ingin menangis saat  tangan kami bersentuhan, membuatku merasa begitu sakit.
 
Kembali berusaha menahan rasa menyedihkan ini…

“Mark..” mataku menatap mata Mark yang perlahan terpejam, membiarkan ia mengeratkan genggaman tangannya padaku

“Mark Lee.. “ panggilku pelan, perlahan kembali membuka matanya..membuat kami saling menatap mencoba menyelami mata masing – masing, mencari tau apa yang sedang kami rasakan sekarang.

membuatku ingin bertahan untuk tidak mengucapkan sesuatu yang telah kupikirkan secara matang – matang.

Tapi..kalau bukan sekarang.. aku tak tau apakah aku bisa mengungkapkan ini nanti.

Aku mengambil nafas dalam dan tersenyum lemah.
 
“Mark Lee mari bercerai..”

mengucapkan kata – kata dengan susah payah akhirnya dapat ku ucapkan, Mark hanya membisu, tetap menatapku seolah mendalami apa yang sedang kupikirkan.
 
“mari bercerai.. “ bisikku lagi, aku mati – matian menahan ingin menangis, dapat kurasa tangan Mark bergetar mengeratkan genggamannya lalu dengan sekali hentakan aku sudah berada dipelukannya.

Ia memelukku erat sekali..
 
“ya..” bisiknya  “... mari bercerai”

Setetes airmata jatuh dipipiku, aku mengeratkan pelukanku dan mencoba tersenyum walau terasa menyakitkan.
 
“ya mari berpisah..”
 

Selfishness (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang