CHAPTER I

6.4K 590 44
                                    

Bila kau ingin menangis dan tak ada yang peduli maka pejamkanlah kedua matamu.. menangislah hanya didalam hatimu…
 

Donghyuck POV

Mataku bergerak sedih menatap selembar foto yang baru saja diberikan Appa padaku, perlahan mengangkat wajahku, memberanikan diri menatap Appa yang ternyata juga sedang menatapku dengan tatapan dingin, ekspresi yang selalu ia tunjukan hanya padaku, aku mengigit bibirku ragu, berpikir apakah aku harus mencoba meminta penjelasan atas foto ini.

"itu calon suamimu” Suara berat Appa menjawab pertanyaan yang tak berani kulontarkan “kau sudah berjanji untuk mengikuti apapun yang aku minta kan?” itu memang pertanyaan tapi mengapa terdengar seperti pernyataan yang tak bisa disanggah dan berkesan mutlak hingga aku hanya dapat menganggukan kepalaku dalam diam.

“kau harus menikah dengan anak itu, tenang saja latar belakangnya sama seperti kita dan perusahaan kita saling bekerja sama dengan mereka, aku masih ada hati untuk menikahkan anak sepertimu dengan anak baik – baik sepertinya" aku terpekur menatap Appa. tak percaya dengan apa yang kudengar.

"tapi Appa.."

"tak ada kata 'tapi' Lee Donghyuck, kau cukup mengikuti perintah saja dan aku sudah mengatur semuanya untukmu, mulai besok kau akan kembali ke seoul dengan penerbangan pagi dan pindah ke sekolah anak itu, ia sudah mengetahui semua tentangmu dan kau akan tinggal disana dengannya sampai waktunya kalian akan menikah selulus sekolahmu nanti" Appa berkata datar, Beliau menatapku sebentar sebelum berjalan keluar menuju pintu tapi sejenak ia berhenti dan berbalik lagi

"kau cukup menjadi anak yang manis saja Donghyuck kau sudah cukup merepotkanku dengan hadirnya dirimu yang tak berguna itu" lanjutnya lalu berbalik dan menutup pintu kamarku dengan keras.

Aku terdiam tanpa tau harus melakukan apa, kutatap lagi foto di tanganku, perlahan – lahan airmata menetes dipipiku, kuletakan foto itu dan mengalihkan pandanganku ke sebuah Pigura yang terletak di atas meja disamping ranjangku, menatap foto seseorang terkasih yang ada didalamnya, airmataku menetes semakin deras hingga membasahi kaca pigura itu.

"Eomma, apa yang harus kulakukan?" isakku lalu memeluk pigura itu dengan rasa pedih yang terpatri dihatiku, luka in terasa sangat mendalam.

Mengapa ini terjadi padaku..
Yang hanya kuinginkan ialah seseorang yang akan mencintaiku apa adanya tapi.. bahkan dengan kejamnya itupun akan direbut dariku.
 
 
 NO ONE POV

Donghyuck dengan canggung melangkahkan kakinya memasuki ruangan kelas yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu satu tahun kedepan nanti, Walikelasnya mempersilahkan dia masuk dan menyuruhnya untuk memperkenalkan diri didepan Classmates barunya dan dapat didengarnya suara – suara penuh kebisingan menyergap pendengarannya membuat tubuh kecil Donghyuck semakin bergetar, gugup..sangat gugup, Donghyuck sungguh tak terbiasa dengan semua ini.
 
“silahkan Donghyuck perkenalkan dirimu” ulang Walikelasnya kembali saat dirasa Donghyuck hanya diam dan menundukkan wajahnya, Donghyuck mengigit bibirnya dan mengangguk pelan ia mengangkat wajahnya dan menatap balik beragam tatapan yang ditujukan padanya, membuat sedikit nyali yang sempat muncul menciut kembali.
 
“N-namaku Lee D-onghyuck dan a-ku pindahan dari Jeju, selama ini a-ku hanya bersekolah dari rumah, jadi m-maafkan aku bila aku seperti ini dan..dan mohon bantuannya” ucapnya dengan cepat walaupun sempat tersendat karena kegugupannya, Donghyuck saja tak percaya ia dapat berbicara sebanyak itu karena selama ini dirinya hanya dilingkupi oleh kesendirian sehingga ia selalu merasa tak ada gunanya ia berbicara karena sampai kapanpun tak akan ada yang mau mendengar suaranya.

“bagus Donghyuck kau bisa duduk sekarang di bangku belakang itu bersama Mark” ucap walikelas itu dengan senyum lembut, seorang anak laki – laki berwajah tampan dan berambut Ikal mengangkat tangannya Donghyuck hanya mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada gurunya walau malah terdengar seperti bisikan kecil dan berjalan menghampiri anak bernama Mark itu.

Selfishness (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang