Chap 5

555 52 4
                                    

Destiny |Chap 5

.
.
.
Happy Reading..
.
.

Dengan balutan selimut tebal juga sebuah bantal yang Taemin berikan sebelum ia benar benar menutup kamar, Minho membaringkan tubuhnya disofa mencoba mencari kenyamanan untuk beristirahat. Malam telah semakin larut membuat suasana hening makin mencekam namun Minho masih belum menutup mata, masih memandang kosong pada langit ruang tengah Taemin yang temeram, hanya secuil cahaya kuning yang menjadi sumber cahaya satu satunya.

“Apa yang kau lakukan Minho?”
Minho terlonjak kaget dan langsung mendudukkan tubuhnya, dengan mata yang masih melebar terkejut ia dapat meilhat Kibum tengah berdiri tak jauh darinya dengan pandangan tajam. Minho masih tak bisa mencerna kata kata Kibum hingga Kibum mengulang kembali pertanyaannya setelah berjalan lebih mendekatinya

“A-aku, entahlah aku hanya ingin sedikit membantu” Minho merasa kata katanya sangat buruk, ia tau Kibum tak memahami apa yang ia sampaikan

“Kibum, aku tak mengerti apa yang terjadi denganku tapi aku berpikir mungkin takdir juga terlalu kejam untuknya. Aku benar benar tidak tau apa yang membuatku seperti ini tapi aku hanya ingin sedikit membantu meringankan penderitaannya, bukankah Baginda mengajarkan untuk saling membantu” ucap Minho dengan manik mata yang terus bergerak tak tentu

“Baginda mengajarkan membantu dalam kebaikan Minho”

“Apa membantu orang untuk berubah menjadi lebih baik adalah sebuah kejahatan?”

“Aku bersumpah Minho ini salah dan berhentilah, cukup Jinki hyung saja yang harus terbuang” desis Kibum geram, alisnya mengkerut menatap Minho penuh kekhawatiran

“Jinki hyung? Apa yang terjadi dengannya?”  Minho bangkit berdiri membalas tatapan Kibum dengan penasaran

“Kau akan tau sendiri, jadi sekarang berhentilah Minho sebelum bencana besar terjadi padamu”

“Tidak Kibum aku yakin apa yang aku lakukan tidak salah”

“Aku sudah memperingatkanmu Minho, aku tak bisa membantu jika hal buruk terjadi padamu” ucap Kibum dan langsung melesat pergi meninggalkan Minho kembali sendiri dalam temeram lampu juga perasaan yang berkecambuk.

Minho masih berkutat pada pikirannya hingga sebuah suara memaksanya kembali ke alam sadarnya. Ia memandang kearah kamar Taemin yang menjadi sumber suara. Perlahan Minho mendekati kamar Taemin, memandang bingung pada pintu bercat putih itu.

“Taemin?” panggilnya sambil mengetuk pintu kamar Taemin
Hening. Tak ada balasan dan itu membuat Minho merasa gelisah, entah bagaimana kerja syaraf tubuhnya hingga membuat ia gelisah dalam situasi ini. Minho memejamkan matanya tak berlangsung lama hingga ia kembali membuka matanya lebar dan langsung mendobrak pintu kamar Taemin. Menampilkan kondisi Taemin yang tersungkur di bawah ranjangnya dengan wajah pucat juga tubuh penuh keringat, tangannya berusaha meraih pil pil yang berhamburan. Sama seperti yang Minho lihat saat memejamkan matanya beberapa detik lalu.

“Dasar bodoh”  umpat Minho langsung berlari merebut pil yang hampir saja masuk ke mulut Taemin.

“Apa yang kau lakukanhh?” ucap Taemin terkejut dengan apa yang dilakukan Minho

Tanpa memperdulikan Taemin, Minho justru memunguti pil pil itu dan berjalan keluar kamar Taemin. Taemin dengan tubuh lemahnya berusaha bangkit mengikuti Minho yang berjalan kekamar mandi dan membuang dengan mudahnya semua pil itu didalam closet.

“Brengsekkhh apa kau gila?” ucap Taemin dengan nafasnya yang terengah engah, tubuhnya terasa menyakitkan ia butuh pilnya sekarang dan Minho membuangnya begitu saja. Taemin berjalan tergesah kearah Minho bermaksud melayangkan kepalan tangannya pada Minho, namun dengan sigap Minho berhasil menangkap kepalan tangannya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang