Myungsoo's POV
Apa benar gadis itu J? Teman sekelasku 7 tahun yang lalu? Pikiranku hanya terfokus pada itu saja. Mataku memang memandang lurus ke arah jalan. Karena aku sedang menyetir sekarang. Tapi otakku seakan berbelit memikirkannya.
J teman sekelasku dulu adalah anak orang paling kaya disekolah. Tidak ada seharipun ia pergi kesekolah tanpa diantar oleh supirnya yang memakai jas mewah. Mobilnya juga selalu berganti-ganti. Dia juga selalu mentraktir teman-temannya dikantin sekolah.
Tetapi J yang sedang ada dirumahku sekarang. Semalam aku temui dalam keadaan yang jauh dari kata mewah. Terduduk sendirian didepan emperan toko. Tidak memakai baju mahal seperti yang biasanya selalu ia kenakan. Tidak ditemani oleh bodyguard tampan dan tegap yang selalu menemani kemanapun ia pergi. Ia bahkan mengaku tidak memiliki apapun sekarang. Sebenarnya, apa sih yang sudah terjadi pada gadis itu?
Apa kehidupan serba mewahnya hilang begitu saja setelah ia pindah ke Amerika?
Aku masih ingat sekali ketika pertama kali aku masuk SMP. Sekitar 10 hari pelajaran dimulai. Ada anak baru dikelas 1-2. Aku tidak tau dan tidak peduli tentang anak baru itu. Karena aku adalah anak yang sangat introvert pada waktu itu. Tapi semua orang selalu membicarakan gadis itu. Banyak yang bilang bahwa dia sangat cantik. Dia tidak terlihat seperti orang korea pada umumnya. Ada juga yang lebih memilih membicarakan betapa kayanya dia. Aku hanya mendengarkan semua pembicaraan tentangnya dan tidak pernah ambil pusing tentang hal itu.
Hingga akhirnya, pada saat kelas 3 SMP. Kelas kami diacak. Dan dia menjadi teman sekelasku. Bahkan dia duduk tepat di sebelah mejaku. Karena urutan tempat duduknya berdasarkan inisial, kami berdua hanya dipisahkan oleh K yang duduk diantara kami.
Ketika aku masih sibuk memikirkan gadis itu. Hp ku tiba-tiba berbunyi. Muncul nama kontak 'love' yang membuatku tersenyum.
"Halo? "
"Kau sedang dimana? "
"Diperjalanan menuju rumahmu."
"Benarkah?"
"Iya 5 menit lagi aku sampai. Ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu."
"Tentang apa? " suara diseberang sana bertanya tidak sabaran.
"Kau akan tau nanti. Aku tutup dulu ya, sampai ketemu sebentar lagi. "
"Hm, baiklah."
Aku yakin begitu aku sampai kerumahnya, dia akan mencercaku dengan banyak pertanyaan. Tapi tak apa, aku suka itu. Itu artinya dia peduli padaku.
Jeslyn's POV
Aku masih terduduk didepan pintu setelah kepergiannya. Aku masih tak menyangka bahwa aku akan menjadi gadis yang harus mengemis pertolongan orang lain seperti ini.
Aku yakin L tengah mentertawai aku sekarang. Dia akan menganggap ini lucu. Ya sangat lucu. Bahkan bagiku.
Aku yang dulu hidup serba mewah, serba tercukupi, dan dipenuhi kenyamanan. Hari ini harus meminta seseorang yang bahkan enggan menegurku dimasa lalu, untuk menolongku dan membiarkan aku tinggal dirumahnya.
Wajar jika sekarang ia berpikir bahwa aku adalah gadis murahan yang tak tau malu. Setidaknya aku masih punya tempat untuk berteduh. Dan tidak ada orang yang akan menyiksaku karena kesalahan orangtuaku.
Aku berusaha bangkit. Setelah mengeluarkan seluruh tenagaku untuk menangis, aku merasa sangat lelah dan rapuh. Aku bahkan harus meraih meja kecil disebelahku untuk membantuku berdiri.
Aku berjalan menuju dapur. Aku butuh minum. Tenggorokan ku terasa sangat kering.
Saat aku tiba didepan kulkas. Mataku menelusuri dinding kulkas yang dipenuhi dengan sticky note yang didominasi oleh warna hitam dan putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Before the Dawn
RomanceDia tidak seperti yang aku harapkan. Tetapi, bukan berarti aku berhenti berharap padanya.