Jeslyn's POV
Ibunya L sedang sibuk didapur, sepertinya ia akan memasak. Aku hanya melihatnya dari pintu dapur. Aku tak mau mengganggunya.
"Nak, apa Myungsoo bilang jam berapa dia akan pulang?" Ia bertanya padaku, begitu ia melihatku dipintu dapur.
Aku hanya menggelengkan kepalaku.
Dia tersenyum. "Baiklah, aku rasa aku harus menelfonnya." Ia berjalan menuju ke ruang tengah, mengambil handphone yang ada di dalam tasnya. Kemudian mulai menelfon L.
Lama ia menempelkan handphonenya di telinga, namun sepertinya belum ada jawaban dari L.
"Aduh, aku lupa, bisa-bisa masakanku gosong." Dia meletakkan handphonenya sembarangan diatas meja.
"Ah nak tolong telefon Myungsoo, tanya dia jam berapa dia akan pulang. Pakai saja handphone ku. "
"Ttt tapi.. " Baru saja aku ingin menolak, tetapi ibunya L langsung memotong ucapanku.
"Tak apa, bilang saja aku yang menyuruhmu. "
Akupun terpaksa menuruti perintahnya.
Tut..
Tut..
Tut.."Halo bu? Ada apa? Maaf aku sedang dirumah temanku."
"L, Ibumu ada dirumahmu sekarang."
"Ka.. Kau?" Dia terdengar sangat terkejut.
"Iya, ini aku J. Ibumu kemari. Dia menyuruhku menelfonmu dan menanyakan jam berapa kau akan pulang. "
~telefon terputus~
Dia mematikan telefonku. Aku bisa memakluminya. Dia pasti kaget karena aku yang menelfon menggunakan handphone ibunya.
"Bagaimana nak? Apa katanya? " Ibunya L menepuk bahuku.
"Dia mematikan telefonnya."
"Anak itu, pasti dia malu karena ibunya tau kalau dia sedang menyembunyikan gadis cantik di apartmentnya. "
Aku hanya tersenyum. Tak tau harus merespon seperti apa. Aku yakin setelah ini L akan mengubah pikirannya dan mengusirku dari sini.
Myungsoo's POV
Ketika aku sampai dan masuk kerumahnya dia sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv.
Begitu melihatku, dia langsung berjalan kearahku dan memelukku.
"Akhirnya kau datang juga. Aku merindukanmu. "
"Aku juga merindukanmu." Aku melepaskan pelukannya dan menarik tangannya. Kemudian kami duduk disofa bewarna hijau tosca yang aku rasa baru beberapa hari yang lalu dibelinya.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan padaku?"
"Sebelum aku ceritakan semuanya, kau mau berjanji padaku kan? " Aku menatapnya. Dahinya berkerut menandakan bahwa dia heran dengan permintaanku.
"Janji? Janji apa? "
"Janji jangan marah padaku."
Dia terdiam. Menimbang-nimbang apa yang akan aku katakan padanya.
"Heum??? Bagaimana? "
"Baiklah, aku janji. "
"Terima kasih. Aku sangat menyayangimu. "
☆☆☆
Aku menceritakan semuanya. Mulai dari awal aku bertemu dengannya semalam. Hingga akhirnya aku tau bahwa dia adalah teman smp ku dulu. Dan akhirnya aku membiarkannya tinggal dirumah bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Before the Dawn
Storie d'amoreDia tidak seperti yang aku harapkan. Tetapi, bukan berarti aku berhenti berharap padanya.