Dia.
Dia yang selalu bersamamu bukan berarti Dia menaruh harapan. Bisa saja, dia melakukannya ke semua orang.
Dia, yang selalu memberimu kabar bukan berarti Dia menaruh perasaan. Bisa saja, Dia melakukannya kesemua orang dengan perasaan.
Tapi, masi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELAMAT MEMBACA KISAH LINGGA & AININ
*** Masih pantaskah percaya kepada Tuhan jika yang diberi kepada kita hanya kesakitan? Bukan kebahagiaan? -Odivera Angelin.
***
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Mazmur 147:3
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Toraja, 31 Desember 2016.
Ainin tersenyum cerah menyambut tahun baru. Kali ini, Ainin dan Odip berlibur ke rumah Grandmanya.
Sebuah pedesaan, yang membuat Ainin jatuh cinta. Harum udara paginya membuat Ainin semangat sendiri.
Jika kembali ke kampung halaman Grandmanya, Ainin merasa hidup kembali. Tak ada gangguan jiwa dan untuk hatinya tentunya. Jika boleh memilih, ia lebih memilih tinggal dengan Grandma disebuah pedesaaan yang tentram dan damai. Tapi sayangnya, jaringan di desa sedikit terganggu.
Ainin jalan-jalan kemudian berhenti didepan gereja. Masih dengan tersenyum, Ainin memasuki gereja tua yang nampak diluar tapi modern didalamnya.
Ainin duduk sambil menatupkan tangannya. Gambar salib terpampang dengan jelas membuat Ainin tersenyum kemudian memejamkan matanya.
Segala doa telah dipanjatkannya. Terkadang, jika kau merasa doamu tak terkabulkan, cukup berdoalah terus. Tuhan akan mengabulkan jikalau dirimu bersungguh-sungguh.
***
"Darimana, Ning?" tanya Odip lalu memberikan Ainin segelas kopi hangat di pagi hari.
"Biasa."
Ainin terdiam duduk, memandang pemandangan yang menyejukkan mata.
Mencicipi kopi yang dibuat Odip, dan rasanya memang benar-benar membuat tenggorokan merasa ketagihan. Odip memang paling pandai meracik kopi. Karena sibuk dengan kopinya, Ainin baru saja merasa bahwa ia ditatap dari samping oleh Odip. Tapi, saat tau bahwa Ainin kembali menatap Odip, Odip mengalihkan pemandangan.
