Part 1 (After The Angst Holiday)

462 49 4
                                    

Shin Hye’s POV

Kebanyakan siswa merasa tersiksa saat liburan berakhir dan musim sekolah dimulai.

Pemikiran yang aneh

Aku duduk di dalam bus sekolah, mendengarkan yang lain berbicara tentang liburan musim panas mereka yang menyenangkan. Jalan-jalan keluar kota, tidur sampai siang dan berpesta sampai larut malam. Tentunya sangat menyebalkan jika harus kembali melakukan rutinitas sekolah.

Tapi tidak denganku. Justru sangat melegakan bisa kembali ke sekolah lagi. Rasanya seperti selama ini aku sedang kesusahan mencari udara, dan kala oksigen yang nikmat itu membanjiri paru-paruku yang sekarat terasa sangat luar biasa.

Ya, karena bagiku sekolah adalah tempat pelarian terbaik. Tempat dimana aku bisa berada jauh dari rumah, tempat yang tiada bandingnya dengan neraka.

Kulirik kursi di seberangku, dimana adik laki-lakiku satu satunya Park Chanyeol dan sahabatnya Gary sedang dudukdi sana.

Chanyeol sama leganya denganku karena akhirnya bisa kembali ke sekolah lagi. Kami sudah lama menantikan hari ini sepanjang liburan musim panas. Memiliki alasan kuat bisa kabur dari kehidupan yang kami rasakan di rumah benar-benar sebuah berkat.

Chanyeol dan Gary tampak bersemangat karena mereka sudah kelas sembilan sekarang. Tahun ini sebagian siswa SMP terpaksa dipindahkan ke gedung SMA akibat renovasi yang sedang dilakukan.

Kebanyakan ruangan mereka memang terpisah dari siswa SMA namun mereka tetap bisa memakai fasilitas seperti kafetaria dan gym.

Jadi tahun ini, Chanyeol akan bersekolah di tempatku. Kami akan naik bus sekolah yang sama dan aku akan semakin mudah mengawasinya.

Adikku tumbuh lebih tinggi sekitar enam inci di musim panas ini. Tepatnya lebih tinggi dariku. Sepertinya sepanjang malam tubuhnya semakin berubah dari anak kecil yang dulunya kurus kering menjadi tinggi berisi dan sedikit mengintimidasi.

Tapi bagiku dia tetaplah anak kecil. Seorang anak kecil yang ketakutan. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk selalu melindunginya.

Kusilangkan kakiku seraya menarik turun ujung rokku, meskipun itu sama sekali tidak membantu. Tidak ada uang lagi untuk membeli seragam baru. Aku harus tetap memakai seragam lamaku dua tahun yang lalu. Chanyeol tumbuh lebih cepat akhir-akhir ini dan dia membutuhkan seragam baru. Jadi seluruh uang yang kudapat dari hasil kerjaku sebagai pelayan di toko Han Ahjumma musim panas lalu, kuhabiskan untuk membeli seragam baru Chanyeol.

Masalahnya adalah, memakai seragam dua tahun yang lalu cukup membuatku kesulitan. Tubuhku sepertinya semakin membesar di sana-sini. Bajuku kesempitan dan rokku terlihat kependekkan. Aku tidak yakin bagaimana bisa kakiku semakin memanjang setiap harinya sementara pinggulku dan dadaku sedikit lebih besar. Hah…. pertumbuhan itu memang menyebalkan.

Chanyeol menoleh dan mendapatiku sedang menarik ujung rokku ke bawah. Aku berhenti. Kerutan di antara alisnya memberitahukanku bahwa dia tidak senang.

Mengingatkanku akan perdebatan panjang kami beberapa hari yang lalu. Aku menghabiskan seluruh gajiku untuk membelikannya seragam baru. Menurutnya pakaiannya itu masih bisa digunakan padahal kenyataannya, dengan tinggi badan yang sekarang, seragam lama Chanyeol terlihat konyol jika dikenakan.

Dan aku tidak ingin melihatnya menjadi bahan olokan.

Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh diet dan membuat seragamku menjadi muat lagi.

Aku tersenyum menenangkan Chanyeol sembari bertingkah seakan rok pendekku bukanlah masalah besar. Kuraih tas dan meletakkannya di pangkuanku.

Tak lama kemudian bus sekolah pun berhenti. Hannyoung High School. Sekolah menengah atas yang cukup populer akan atlet basketnya.

With One LookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang