"Cepat pergilah kalian dari sini! Aku akan menahannya," ucap jin yang tiba-tiba muncul di tengah kumpulan jin kerabat sibuta.
"Si kepala api!" seru Aym sambil terkejut melihat salah satu temannya yang tiba-tiba datang.
"Bagaimana bisa kamu muncul tiba-tiba di antara kami tanpa kami sadari?" teriak serentak jin butak, jin botol, setan gundul, tuyul dan mbak yul, simanis jembatan ancol, welthok, setan alas, jelangkung, hantu trowongan kasablanca, hantu mukarata, juring, nenek gayung, serta hantu moto sak tempeh sambil terkejut.
"Kalian tetap lemah seperti dulu," ejek si kepala api.
"Brengsek kau! Ayo kita bertarung!" teriak nenek gayung sambil memingkis lengannya dan bersiap bertarung. "Yang sopan ya kepada orang tua," sahut nenek gayung lagi. "Gue kepret lu!"
"Hihihihihihihihihihih," tawa tuyul-tuyul dan mbak yul.
"Jadi, sudah pulang dari Amerika, eh?" ucap jerangkong sambil tersenyum lega melihat si kepala api ada bersamanya.
Catatan:
Banaspati adalah setan berkepala api menyala. Di Amerika, dia dikenal sebagai Ghost Rider atau Hantu Pengendara.
"Alright, aku terpaksa menjual motor Harley Davidsonku untuk ongkos pulang ke sini. Because I have no choice, you know. Sisa uangnya aku belikan rantai baru karena rantainya sudah karatan," jawab Banaspati serius.
Catatan:
Kesaktian Banaspati adalah jurus penebus dosa. Musuhnya akan terbakar jika memiliki dosa, bahkan dosa sekecil buah zahro. Dosa-dosa itu akan membakarnya ketika menatap mata tengkorak Banaspati.
Percakapan:
Aym: "Jalangkung, pergilah ke kerajaan iblis, temui suster ngesot, suruh raja jin siapkan pasukan. Perang dunia silat akan dimulai."
Jalangkung: "Baik panglima."
Aym: "Jin butak, bawa kami ke siluman ular putih."
Jin butak: "Yah, mau ke mana lagi?!" (sambil jengkel)
Aym: "Setan gundul, mata-matai pergerakan Desa Sidowaras."
Setan gundul: "Siap, komandan 86."
Aym: "Yang lain, ikut aku cari siluman ular putih, lalu mengobati sibuta pada suaminya."
Kemudian, Aym keluar rumah sibuta dan berteriak pada ribuan hantu pasukan Tentara Belanda dan pasukan Tentara Jepang. "Kalian bantu Banaspati melawan Pendekar Syair Berdarah (Li Ming Ho)!" teriak Aym.
"Siaaap!" sahut tentara ghaib.
Aym: "Banaspati, tunggu... Bagaimana kamu tahu insiden ini?" (menarik bahu kiri Banaspati yang berjalan melaluinya sampai terhenti)
Banaspati: "Seluruh dunia sudah tahu, bahkan mereka sudah bertindak."
Aym: "Yang aku takutkan, kita tidak tahu siapa yang akan jadi lawan ataupun kawan."
Banaspati: "Soal itu, aku serahkan padamu." (sambil berjalan meninggalkan Aym)
Aym: "????..."
Syair, Li Ming Ho terucap lagi.
"Aku adalah aksara buta. Tak berwarna, tanpa warna temaram. Pada redupnya atap kota kita. Sekali pun kau tidak pernah mengatakannya. Setiap perbincangan aku muntah-muntah. Kau bilang: minum saja darah. Sontak aku bingung. Darah siapa sebenarnya ini? Kita yang tak pernah kekal. Selalu berusaha menjebak menjangan waktu sekalipun. Kita sama-sama tahu. Tumpukan mayat sepi ini takkan pernah mewujud. Dan hanya menyisakan anyir dalam ruang sempit. Kamar tidurku. Karena mimpi yang tak pernah berakhir. Dalam goresan api disekujur punggungmu adalah aku."
"Katanya dia bersyair sambil bertarung," ucap hantu kakek pembawa cangkul yang datang dari belakang Banaspati, sedang Banaspati berdiri berhadapan dengan (Li Ming Ho) Pendekar Syair berdarah.
"Kebalik kek!! Yang benar bertarung sambil bersyair," teriak Banaspati sambil terkejut dengan kedatangan kakek pembawa cangkul.
"Li Ming Ho, apa maksud kedatanganmu ke sini?" ucap Banaspati.
Li Ming Ho menanggapi dengan syair.
"Ketika pohon mulai berbunga, kumbang pun mencium semerbak aromanya. Menarik mereka untuk mencicipi."
Li Ming Ho: "Aku mendengar ada pendekar tangguh di sini, aku tertarik untuk mencoba kesaktiannya."
Banaspati: "Alasan!"
Li Ming Ho: "Aku ingin membantu Masyarakat Desa Sidowaras untuk keluar dari ketegangan yang disebabkan oleh Darmini. Kutukannya akan membuat seluruh umat manusia menderita."
Banaspati: "Aku tidak akan membiarkan kamu membunuh temanku." (tiba-tiba api di kepala Banaspati menyala, tandanya dia mulai meningkatkan energi cakranya)
Li Ming Ho: "Sepertinya ini akan menjadi merepotkan."
Banaspati mengambil rantai yang terikat di dadanya lalu menjulurkannya, rantai itu pun berlumuran api.
"Api menyal berkobar-kobar di rantainya sampai daun dan tumbuhan di sekitarnya mengering, burung dan hewan-hewan yang sebelumnya bernyanyi bersama Li Ming Ho mati gosong."
Li Ming Ho terkejut, "Apa yang telah kamu lakukan pada mahluk hidup yang tak berdosa? Mereka mati!" ucapnya.
"Hehem, inilah kesaktianku," ucap Banaspati.
Lalu, secepat kilat, Banaspati berlari menyerang Li Ming Ho dengan "jurus rantai bakar" (Fire chain loop), lalu melempar rantainya.
Rantai itu melilit tubuh Li Ming Ho sehingga dia tidak bisa bergerak dan kepanasan, "Aarrhh, panas, panaaass!" teriak Li Ming Ho kesakitan. Tubuh Li Ming Ho terbakar, "Aarhhh!!!"
Ketika Li Ming Ho terbakar, tiba-tiba Banaspati merasakan rantainya menarik tangannya, "Apa!??" katanya tersentak.
Tiba-tiba terdengar lagi syair suara Li Ming Ho.
"Syair pematah hati. Kematian itu soal waktu. Manusia hidup menyongsong masa depan. Kita makan untuk menyambung nyawa. Api jangan dilawan dengan api. Yang jahat jangan diadu dengan kejahatan."
Ternyata, Li Ming Ho masih bisa bertahan dengan terbakar. Dia menarik tubuh Banaspati dengan rantainya sehingga Banaspati tertarik dan terbang ke arahnya.
Kemudian, Li Ming Ho memukul Banaspati dengan jurus seribu totokan urat syaraf vital. Tangan Li Ming Ho menotok tubuh Banaspati dengan cepat secepat bayangan.
"Aarrhh!!!" Banaspati menerima totokan itu, mulutnya mengeluarkan darah.
Lalu, Li Ming Ho berusaha memadamkan api yang membakar sekujur tubuhnya. "Hahahahahah, kau kira api itu api biasa?" ucap Banaspati yang sambil menopang tubuhnya yang lemas kesakitan dan berusaha berdiri. "Api itu akan membakarmu sampai hangus."
Flashback:
Ketika masih kecil, Banaspati adalah anak dari clan siluman tengkorak. Dia hidup bahagia di satu desa dengan ibu dan ayahnya. Suatu ketika, ada orang menyerang desanya, mereka adalah sekelompok manusia yang tidak menginginkan kehadiran siluman. Mereka beramai-ramai menyerbu desa dan membakarnya. Karena lawan mereka adalah siluman, mereka menggunakan api abadi yang berada di Gunung Merapi. Dalam konflik itu, Banaspati terbakar bersama kedua orang tuanya, tapi dia bisa selamat dari kebakaran itu karena dilindungi oleh pelukan ibu dan ayahnya. Meskipun sekujur tubuhnya rusak terbakar, ketika tersadar, dia melihat desa dan orangtuanya telah menjadi abu. Dengan penderitaan batin seperti itu, akhirnya dia memiliki kekuatan energi yang bersumber dari rasa benci dan dendam yang tanpa batas pada tubuhnya. Api yang bersumber dari kebencian dan segala penderitaannya. Semangat Api dari jiwa yang membara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYAI DARMINIE
FantasySambutlah kisah yang luar biasa dan fantastis, sebuah cerita yang berbeda dari yang pernah Anda baca sebelumnya. Bersiaplah memasuki dunia fantasi yang tak terduga dan menggila, di mana pertarungan epik antara para pendekar sakti Nusantara memunculk...