TIGA

3.1K 228 9
                                    

     Jimin sudah sampai didepan rumahnya. Pada saat memasuki rumahnya, dia melihat dan mendengar dara noona dan eomma nya sedang membicarakan sesuatu diruang keluarga sehingga jimin mendengarnya.

"Eomma, aku yakin anak pembawa sial itu pasti tidak akan betah dirumah ini"ujar dara sambil melihat eommanya.

"Eomma juga yakin, eomma akan membuat appamu untuk menjauh dari dia supaya kita bebas bermain dengan appamu"

"Hemmm, bagaimana kalau aku sedikit mengerjai dia eomma? "Ujar dara sambil mengerling sebelah matanya.

"Eomma setuju,, tapi jangan sampai ketahuan oleh appa dan chanyeol, arraseo? "

"Ndee, arraseo eomma".

     Jimin mendengar semua yang telah dibilang oleh eomma dan noonanya. Dia ingin menangis tapi ditahan dia.

     Jimin memasuki ruang tengah untuk menuju ke lantai dua. Belum sampai jimin menaiki tangga dia...

"Yak, apa kau tidak melihat orang disini? " bentak dara.

"Mianhe noona... "Ujar jimin dengan kepala tertunduk.

"Sebagai minta maafnya, kamu harus memasak makan malam kita" ujar eomma secara tiba-tiba.

"Nde? Tapi eomma..? "

"Tidak ada tapi-tapian, masak lah sebelum yang lainnya pulang, dan jangan beritahu pada yang lainnya kalau kau yang masak, arraseo? "Ujar eomma sambil melenggang pergi.

"Arraseo eomma"ucap jimin sambil menunduk.

"Merusak suasana aja, sana... Sana.. Pergi, sebelum mereka datang"ujar dara sambil pergi ke kamar nya.

     Sementara jimin sudah menitihkan air matanya, dia tidak kuat dirumah itu. Selama 10 tahun ini jimin selalu dibuat sebagai pembantu pada saat hyung dan appa nya tidak ada dirumah.

Aku harus pergi dari rumah ini malam ini juga-batin jimin.

Jimin pov==>
     Aku segera pergi ke kamar ku untuk mengganti pakaian sekolahku.
Aku pergi ke dapur untuk memulai memasak. Aku melihat isi kulkas apa yang akan aku masak.
Aku harus menyembunyikan kesedihan dan kebencian ku untuk hari ini saja.

"FIGHTING jimin-ah"ujarku dengan semangat.

     Makanannya semua sudah selesai, aku harus ke kamar untuk membersihkan tubuhku,
appa dan hyeong akan segera pulang-batin jimin.

Author pov
     Benar dugaan jimin, appa dan hyungnya sudah pulang sebelum jimin kembali ke kamarnya. Ia melihat appa dan hyungnya masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Mereka seakan-akan tidak melihat jimin dibawah tangga, sungguh hati jimin sangat sakit.

Bertahan lah jimin hanya untuk hari ini saja-batin jimin

Skip==>
      Keluarga Park sudah ada di meja makan. Mereka memakannya dengan keadaan tenang tidak ada satupun yang berbicara.
     Jimin memperhatikan appa nya, dia sangat merindukan sosok sang ayah selama 14 tahun. Dia merindukan semua tentang masa kecilnya.

Appa ku harap, appa bahagia dengan keluargamu yang sekarang-batin jimin

     Saat jimin memperhatikan appa nya, tiba-tiba perutnya terasa sakit sekali. Ia tidak mau merusak suasana makan malam kali ini sehingga ia menahannya.

Aku harus periksa ke dokter setelah pergi dari rumah-batin jimin.

     Jimin terus menunduk, sehingga park chanyeol menyadari kegelisahan dongsaengnya.

Chanyeol pov
     Ada apa dengan jimin? Kenapa dia seperti menahan rasa sakit? Aku terus mempertanyakan itu dalam hati ku.
Selama ini, aku tidak pernah berbicara dengan jimin, eomma dan noona ku yang selalu menyuruh agar aku tidak berbicara dengan jimin.

     Sebetulnya aku sangat ingin berbicara dengan jimin, aku ingin mempunyai dongsaeng seperti jimin. Eomma dan noona ku selalu saja memperlakukan jimin dengan sangat kasar. walaupun mereka tidak melakukannya didepan appa dan aku, aku selalu tau.

Ada apa dengan mu jim? -batin chanyeol.

Jimin pov
     Makan malam kami pun sudah selesai, aku langsung ke kamar ku. Appa dan yang lainnya pun pindah ke ruang keluarga, aku tidak pernah mau bergabung dengan mereka. Dan merekapun tidak pernah peduli padaku, sehingga aku hanya akan menjadi perusak dalam keluarga mereka.

     Aku sudah didalam kamar, aku mengambil tas ransel ku untuk menaruh baju-bajuku. Aku bertekad ingin berjumpa dengan eommau, malam ini juga aku harus berangkat.
Aku mengambil uang tabungan ku yang selama ini kutabung.
Aku pun bersiap-siap untuk pergi.

Author pov....
Diruang keluarga
     Keluarga park sedang menonton diruang keluarga mereka. Itu adalah suatu kebiasaan mereka pada saat mereka kumpul bersama.

"Eomma, appa chan tidur diluan yah... "
Ucap chanyeol.

"Loh kenapa cepat sekali chan?" Jawab appa.

"Chan ngantuk appa, satu hari ini aku banyak tugas kampus. "Ucap chanyeol sambil memanyunkan bibirnya.

"Aigooo anak appa lucu sekali. Arraseo, pergilah tidur eohh.jaljayo. "Ucap sang ayah sambil mengusap rambut chanyeol.

"Ndee appa, kalau begitu aku ke kamar diluan. "Ucap chanyeol sambil mencium appa dan eommanya lalu melenggang pergi.
Sebelum chanyeol naik tangga, sebuah suara menginterupsi dia.

"Yak.. Kau tidak mencium noona mu? Kau tidak sayang pada noona? "Ucap dara sambil meletakkan tangannya di pinggang.

"Tentu saja aku sayang pada noona ku yang paling cantik.. "Ucap chanyeol sambil mencium dan mencubit dara berkali-kali.

"Yak.. Sakit tau. "Dara memanyunkan bibirnya dan melapor dengan appanya.
Sementara orangtuanya hanya tersenyum melihat kelakuan anak-anak mereka.

     Disamping itu, ada seseorang yang melihat mereka dengan air mata. Jimin. Jimin melihat itu semua sambil menangis.

     Semua orang yang dirumah tersebut sudah pada ke kamar mereka masing-masing. Hanya satu orang yang ada diruang keluarga. Jimin sudah bersiap-siap untuk pergi. Dia pergi dengan sangat hati-hati. Dia membuka pintu dengan sangat pelan dan menutupnya kembali. Jimin sudah diluar rumah. Ia harus cepat pergi ke seoul sebelum pagi hari.
Jimin pergi dengan kereta api menuju Seoul..

💖Yunita_JM💖

Up lagi nih akuuuu, semoga readers suka dengan ceritanya....
Dan dimohon juga kepada readers untuk menekan ⭐Dan commentnya guysss





     

SPRING DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang