We're Happy!

76 5 1
                                    

“dia.....”

“Tony..”

Aku tak mengerti apa yang sedang ku rasakan sekarang, bahagia tapi juga menangis. Mungkin ini lah yang orang sebut kalau aku sedang berbahagia.

Aku tidak bisa berpikir jernih, tidak bisa menanggapi mengapa waktu terasa berhenti berjalan. Pepatah memang benar, kalau jodoh tak lari kemana.

Senyumku mengembang, airmataku menetes, refleks aku berlari kearah Tony. Tony yang mungkin sempat aku lupakan beberapa waktu lalu. Kini aku sudah dalam pelukannya.

Aku rindu dia, rindu harum parfum nya, rindu hangatnya pelukan dia, rindu ada di dekatnya

“Tony, aaaaaaaa.” Aku masih berteriak di dalam pelukannya. Wajahku tenggelam di dadanya. Sungguh betapa aku rindu padanya.

“heei, aku disini,” jawabnya seraya melonggarkan pelukan itu.

“iya aku tau,” aku berbalik menatap Opi, mataku berkata seakan-akan ‘kenapa lo nggak kasih tau gue.’ Opi hanya tersenyum dan menaikan bahunya.

“hahaha, aku kira kamu udah berubah Le,” kini suaranya menenangkan pikiran ku. “ternyata masih sama aja, cuman kayaknya makin putih” ia terkekeh pelan

“iya dong, masak aku nggak berubah sih.”

Kami sedang duduk bertiga di meja makan, dengan menyantap beberapa helai roti dan sedikit meng-gosip hehe

“jadi, Lea udah punya pacar belum?” pertanyaan pertama dan langsung diarahkan kepadaku.

“belum, masih sama, masih jomblo.” “kalian pada, juga pada jomblo kaaan?” aku menatap mereka sambil mengayun-ayun kan telunjuk ku kearah mereka

Mereka hanya saling tatap, kemuadian tertawa “hahahah,” “iya kami jomblo, kan kita teman setia Le...” jawab Opi dengan penuh semangat.

“disini cowoknya ganteng-ganteng looh pii, naksir deh kamu kalo jumpa mereka,” Opi hanya terkekeh pelan dan lanjut mengunyah roti kedua nya

“hmm, apa kabar ibu ku ya guys, jujur aku kangen dia” mereka saling tatap, aku mulai curiga dengan mereka.

“ibu kamu baik-baik aja kok Le,” kini Tony mulai berbicara “cuman, dia masih sibuk aja dnegan toko nya. Oh iya, ibu kamu nitipin sesuatu, tap nanti lah aku ambilin dikamar. Lagi mageer”

“nitipin sesuatu, emm apan cobak? Kenapa ibu nggak sekalian ikut aja sama kalian gitu.” Tuturku pada mereka dengan nada suara lemah

“kan tadi Tony udah bilang Le, ibu kamu masih sibuk di toko, paling kapan-kapan ibu kamu mampir kesini.” Opi hanya membuatku tidak sedih,  aku tau, dia sangat mengerti perasaan ku.

“eh kalian nggak dingin cuman pake kaos biasa aja?, dulu waktu pertama kali tinggal disini aja aku udah kayak tinggal di es...”

“mulaai, penyakit Lea yang dulu lagi kambuh, nggak hilang-hilangnya yah alaynya kamu” Tony yang sedang duduk di seberang sana mulai mendekat kearahku dan mencubit hidung kecilku ini. Sama seperti Yoga menarik tangan ku tadi, serasa ada aliran listrik yang mengalir ke hati ku

“ahhhh, sakit tau. Kan meraah” aku berusaha melihat hidungku yang barusan di cubit oleh Tony,  terasa seperti detak jantung ku berpindah ke hidung. Nyut-nyut-nyut..

“abisan alay abiis” kami hanya tertawa sambil mengahbiskan malam pertama kami di rumah tanteku

Bahagia itu simple! Duduk bareng orang-orang yang kamu sayangin aja itu udah salah satu cara terbaik buat diri kita bahagia. Love!

Bersambung....

terimakasih yang udah baca ysk! vote ya! cinta!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you should knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang