special date, but...

78 7 2
                                    

wajahku masih pucat.

aku nggak tau kenapa. hari ini dingin baget. padahal alat pemanas ruangan udah di nyalain dari tadi. 

tanteku sudah melarang aku pergi nge-date bareng Yoga, tapi aku tetap bersih keras untuk pergi dengan Yoga.

aku melapisi bibir pucatku dengan lipstick merah tipis, melapisi wajah pucatku dengan bedak natural. lalu memakai sweater dress dan boots. aku rasa ini sudah cukup.

untung aja luka di lututku sudah mengering, kalau tidak penampilan ku yang nyaris sempurna ini akan gagal.

aku duduk di sofa sambil mengotak-atik handphone ku, "19.00, pas!" aku langsung beranjak keluar dari rumah dan menunggu Yoga.

sebuah mobil Range Rover pun terparkir di depan Rumah. "itu Yoga? yang benar saja ia membawa mobil semewah itu. apa nggak berlebihan?" tampak lah seorang lelaki berparas tampan keluar dari mobil tersebut. ia menatapku sambil tersenyum.

"well, tuan putri silahkan masuk." katanya seraya membukakan pintu untuk ku.

aku hanya terkekeh melihat tingkahnya, bunyi pintu tertutup pun terdengar dan aku mulai sadar. kalau Tony pernah melakukan nya.

aku hanya menatap lurus kedepan, tanpa menghiraukan Yoga yang telah duduk manis di samping ku. aku merasakan mobil telah dinyalakan

5 menit dijalan, tampaknya Yoga gelisah dengan sikapku, 

"Le," aku mendengarnya, tetapi tidak merespon nya

"Lea," ia memegang bahuku. refleks aku menepisnya

"lo kenapa sih, gue salah apa?" seperti nya ia sakit hati. 

"so-sorry," aku mengusap-usap pelan wajahku.

"sorry ya, tadi aku em tadi itu a-aku ka-kaget! iya kaget, abisnya kamu tiba-tiba megang bahu aku, hehe. kita lupakan yang tadi." aku hanya tersenyum canggung dengan nya. ia hanya membalas dengan anggukan.

"em, Le"

"ya?"

"lo, sumpah lo cantik banget" ia melihat kearahku dengan penuh sukacita, seraya fokus kejalan

"kan kamu yang minta aku cantik-cantik, gerem deh" aku mencubit tangan kanannya

"aw, iya sih. tapi cantik lo itu malam ini double!" iya tersenyum lebar. oh cute nya!!

"kamu juga," aku melihat kearah nya

"aku sih memang ganteng dari lahir." ucapnya sombong

"belum selesai ngomong Yo, kamu juga cantik." aku tertawa, namun lebih sedikit dibatasi. karena perutku sangat pedih. entah kenapa

"yeeeee, gue kira" aku hanya balas dengan senyuman, lalu berpaling menhadap kearah jendela.

aku merintih kesakitan tanpa suara sambil memegang perutku, dengan usaha yang keras supaya Yoga nggak tau kalau aku lagi sakit.

10 menit aku menahan keadaan itu, akhirnya terasa membaik.

"sampai," Yoga cepat-cepat turun lalu berlari kearah pintu ku. ia membukakan pintu untuk ku

"silahkan.. princess" ia melemahkan nada di akhir kata. ia melihatku lemas

"kenapa?"aku bertanya sambil turun dari mobil itu, namun keseimbangan ku lemah. aku hampir terjatuh, untung Yoga cepat-cepat menangkapku.

"kalau lagi nggak sehat seharus nya lo bilang, gue nggak maksa kok" ia membenarkan posisiku. namun tangannya masih setia melingkar di pinggang ku. 

"pulang aja yuk" ia membukakan kembali pintu mobil untuk ku. aku tak mau, aku sehat kok. Lea strong!!

"nggak, udah sampai sini ngapain pulang yuk masuk," aku memeluk lengan nya dan menariknya masuk kedalam restaurant itu.

restaurant ini di rancang untuk romantis-romantisan. rata-rata disini udah jadi suami istri atau punya hubungan khusus, lah aku? apa hubungan ku dengan Yoga?

"duduk," ia melebarkan kursi didekatku. aku duduk dengan tenang. kemudian ia berlari ke depan ku. dan duduk

"suka?" ia bertanya padaku sambil tersenyum manis. 

"siapasih yang nggak suka Yo? ini bagus banget, haha" aku fake laugh. rasanya nggak ada tenaga untuk ku menunjukan ekspresiku betapa aku menyukai ini semua

"baguslah, mau pesen apa Le?" ia membuka menu yang ada di atas meja

kini aku merasakan pusing, "samain aja sama kamu, tapi minum nya teh hangat aja" aku fake smile. sudah kurasakan keringat dingin yang keluar dari dahi ku. aku mengeluarkan tissue

"panas ya disini," fake acting, aku menghapus rintikan-rintikan keringat yang ada di dahi ku

"kok bisa? gue malah kepanasan Le" kan salah acting!

aku mengabaikan nya, kemudian mengecek handphone ternyata ada 15misscall. siapa nih? aku makin terfokus  ke handphone ku.

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

myhandsomeTony<3

Tony semua? ah nanti aja aku telphone balik. sekarang Yoga dulu.

aku meletakan Handphone ku diatas meja, masih tampak layar Hp ku menyala,

"siapa tuh di dp lo?" Yoga bertanya dengan nada datar, nggak kayak tadi

"dia," aku fake smile, jujur saja aku masih merasakan pusing yang luar biasa

"pacar," kali ini benar-benar datar

"bukan, aku ngefans aja sama dia, haha" fake laugh

------------------

aku melirik arloji ku, 20:15. aku makin merasakan gejolak penyakit ini.  ada apa dengan ku?

Yoga melihat kearahku, seperti nya ia benar-benar mengetahui kondisi ku, ia langsung memanggil waiter, aku hanya memegangi kepala ku. Yoga sedang mengawasiku sambil menggenggam tangan ku erat. ia mendekatkan mulutnya ketelinga ku dan membisikan, sesuatu. tapi yang kudengar hanya "everythings will be allright" setelah itu aku tidak tau apapun.

-------------------

thnks for a million guys, sorry gaje ya. keep vote and comment ;)

you should knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang