to whom? 2

132 7 0
                                    

aku terbangun dari tidur soreku.

dapatku rasakan luka dilututku yang lumayan dalam. rasanya lututku ada jantungnya. nyut-nyut-nyut-nyut, dapat ku dengar suaranya. 

"sssh," aku merubah posisiku menjadi duduk. "aku kemalangan," aku berdiri dan menutup jendela. karena udara malam yang dingin sudah memebuat tulang-tulangku ngilu.

aku duduk di tepi ranjangku sambil memainkan handphone. 

terpampang wajah Tony di wallpaper handphone ku. "ih, aku kangen kamu banget Ton," aku berbicarra sambil senyum-senyum sendiri.

"lucu deh," seakan-akan aku mencubitnya.

namun wajah Tony terganti oleh nama Yoga. ia menelphone ku.

"halo.." ia memulai percakapan.

"ya?" aku jawab dengan santai

"lo nggak papa kan?" terdengar nada khawatirnya

"aku baik-baik aja koks, kenapa Yo?" 

"hehe, gue udah di depan rumah lo neh. cobak liat" aku membuka jendela yang tak jauh dari ranjang. benar saja, dia berdiri dan membawa sesuatu

"mau ngapain?" aku bertanya sambil turun kebawah, untuk membuka pintu. dengan perlahan aku berjalan menuruni tangga

"kenapa kamu Le?" tiba-tiba tanteku keluar. buru-buru aku memutuskan sambungan telephone.

"nggak te. tante, aku boleh bawak temen aku nggak kerumah? dia udah di depan te." tanya ku seraya memaerkan gigi ku yang rapi

"boleh, tapi jangan lama-lama ya. udah malam Le," tante ku memang baik sedunia. yey, aku bersorak dalam hati dan mempercepat langkahku. dengan susah payah aku membuka pagar. tampak Yoga langsung berdiri dari duduknya

"yuk masuk," ia berjalan kearahku, lalu tersenyum.

"kamu bawa apaan sih. sepertinya ribet banget." aku memanjangkan leher untuk melihat apa yang Yoga bawa.

"oh ini." ia membuka bungkusan itu.

"gue bawa kanvas, lo bisa ngelukis?" oh, udah lama banget nggak ngelukis.

"bisa, tapi aku udah lama nggak ngelukis, hehe" aku sangat bersemangat

"lo duduk disitu, biar gue lukisin." aku duduk di tepi jendela kamarku. mengukir senyum dan berpose bak model. 

tidak sampai 20 menit Yoga selesai,

"cantik lo!" ia bebicara lumayan keras. karna kakiku sedang terluka, aku berlari denagan terpincang-pincang

"eh, eh hati-hati Le," ia melihatku dengan prihatin. aku sengaja membuatnya merasa bersalah 

"waw, cantik banget lukisan kamu Yo," aku tersenyum lebar, sumpah, disini aku cantik banget

"karna lo nya yang cantik, bukan lukisan gue Le," katanya bangga. 

"ah masak?" aku mencoba tidak peduli denagn omongan Yoga, tapi jujur aku sangat suak dipuji frontal seperti itu. aku masih  sibuk memandangi lukisan itu

"ini buat aku ya, Yo." ia tampak berpikir sebentar

"tidak, itu milik gue." jahat banget sih

"is, untuk aku ya, please!!" aku membuat permohonan yang sangat luar biasa. dan akhirnya dia setuju, yes!

"oke, tapi ada syaratnya." 

"apa?" apapun Yoga, apapun!!

"gue mau besok lo dandan secantik mungkin. dan gue bakalan jemput lo jam 7 malam, paham?" ia berbicara seraya membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk menutup pintu.

"cuma gitu doang? siapa takut,"

"ya udah, gue pulang dulu. gws buat kaki lo. Bye Lea cantik"  yang terakhie gua dengar hanya bunyi pintu tertutup

"haaa..... aku benar-benar jatuh cinta padanya." "atur napas buang, atur napas buang" aku sangat bahagia. besok pakai baju apa ya? aku berpikir untuk waktu yanglama sambil memilih-milih baju yang ada di dalam lemariku.

"pusing-pusing, Lea pusing. besok aja deh" aku menutup lemari itu

----------------------

Please vote and comment bro!

thnks for reading :)

you should knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang