apa selanjutnya?

129 11 2
                                    

setelah beberapa lama aku melihat kearahnya, mungkin dia merasa bahwa ada seseorang yang melihat kearah nya. tapi mengapa mataku tidak ingin lepas dari nya. dan yap, dia melihat ku. mata kami saling menatap. senyum ku redup dan pipi ku merah. aku segera mengangkat buku yang sedang kubaca, bukan lebih tepatnya pura-pura membaca.

"hei," sapanya. aku menurunkan buku ku, lalu mencoba untuk senyum. dia, Tony menyapaku barusan, dan aku dibuat sangat terbang. "hei, halo" dia melambai-lambaikan tangan nya di depan muka ku.

"oh, sorry, hai" aku kikuk tapi aku berusaha menutupi nya. "Lea," dia mencoba mengingat. "azalea kanya, benar bukan?" sambungnya

aku berbalik badan, berpura-pura mencari buku, sambil tersenyum. aku tidak ingin dia mengtahui bahwa kini aku melting. dia mengetahui ku, awal yang tidak buruk.

"ya nama ku lea, dan kau Tony. kita tidak pernah kenal sebelum nya" aku menurunkan buku yang telah ku ambil dari rak. aku langsung menghadap Tony. memberikan tangan ku tanda ingin berteman.

dia mengambil tangan ku, sekarang kami sedang berjabat.

'kupu-kupu di perut ini mengganggu ku. ayolah, kami cuma berjabat tangan tapi kenapa rasanya sangat aneh' hatiku berbicara lagi.

"senang berteman dengan mu lea," dia memberikan ku senyum itu, senyum yang selalu membuat ku bahagaia. aku membalas nya. 

aku tahu, pertemuan adalah  awal perpisahan. aku tidak sengaja melepaskan tangan nya yang tadi nya bersalam denganku karena bel sudah berbunyi. aku tidak ingin terlambat ke kelas, karena akan panjang urusan nya. 

"aku harus cepat kembali ke kelas, aku tidak ingin membuat diriku repot. terima kasih sudah bersedia menjadi teman ku." aku melempar senyum ku kepadanya, dan dia membalas nya.

'pagi ini sungguh fantastis. temanku bertambah satu lagi, Tony' hati ku berkata(lagi). 

pelajaran pertama fisika, aku berlari menuju kelas ku. senyum ku tidak memudar sampai depan kelas. aku memastikan tempat duduk ku masih di depan, aku tidak suka duduk di belakang entah kenapa. mungkin karena aku jauh dari langit, berbanding terbalik dengan teman-teman ku, hehe.

"ada pr?" tanya teman ku, el. "tentu ada el, apa kau lupa? kemarin mr. supri membuatnya di panapan tulis. 10 soal, menurut ku tidak sulit." aku tersenyum pada nya. dia juga membalas "thnks le" ucapnya lalu pergi.

mr. supri sudah masuk kelas, namun ada sesuatu yang mengganjel. dia berkeringat, padahal masih pagi. tidak biasanya dia seperti ini, 'apa dia sakit?' setelah berdoa dan mengucapkan salam kami pada mr. supri aku memandangnya tidak enak

"ada apa lea, apa ada yang salah dengan saya?" dia bertanya pada ku, tetapi sama sekali tidak melihat kearah ku. aku memberinya senyum ku "aku tidak biasa melihat mr.supri berkeringat seperti itu, maaf bila saya mengganggu anda"aku mencoba untuk tenang, sambil membuka buku ku.

"tidak, kau tidak mengganggu saya. seperti yang kau lihat, saya hanya lupa membawa leptop saya, saya tidak sarapan, bahkan motor saya, saya tinggalkan di toko buah pinggir jalan karena kehabisan bahan bakar. terima kasih sudah memperhatikan saya." jawabnya dengan logat jawa. itu lah alasan nya,aku mengerti. aku cuma membalas dengan senyum ku

"hei lea" aku mendongak mr.supri memanggil ku. "ya mr?" jawabku

"panggilkan ketua kelas 12c, tolong saya ya" aku langsung berdiri dan keluar kelas.

hah, aku baru ingat, itu kelas nya Tony, aku harus tampil tenang di depan nya

knock..knock, pertama aku mengetuk pintu, lalu aku buka pintu, lalu aku masuk, dan menjumpai ma'am elma "permisi ma'am, mr. supri menyuruh saya untuk memanggil ketua kelas 12c," aku berbicara sangat hati-hati. 

"rendy tidak masuk, wakil ketua kelas saja. siapa wakil nya?" kata ma'am elma pada murid nya. aku memutar badan ku lalu melihat mereka. aku melihat Tony berjalan kearah kami. 

"saya ma'am wakil nya,"dia tersenyum kikuk. "ya sudah cepatlah kembali kalau sudah selesai 

"permisi ma'am, terima kasih" ucapku lalu pergi bersamanya berdua, ke kelas ku. 'untung saja kelas ku jauh,' aku terkekeh dalam hati. 

"lea," dia mulai bersuara, kami berjalan sangat lambat. "nanti kamu ingin kuliah dimana?" sambung nya cepat. "ugm, aku ingin menjadi dokter hehe. kamu?" akubertanya. "sama, haha" sudah kuduga. aku masih bersikap biasa, walau sebenarnya aku sangat deg-degan.

"setelah pulang, aku tunggu kamu di gerbang sekolah." aku tahu dia ingin mengajak ku keluar. 'sudah pasti Tony' hati ku berbicara.

"mau apa?" tanya ku kikuk. "lihat saja, lea"jawabnya,dia berjalan masuk duluan ke kelas ku. 

to be continued :)

you should knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang