11 Oktober 2015— Busan, South Korea. [Asia Song Festival 2015]
Jungkook sudah segar bugar di pagi hari perjalanan mereka ke venue acara tersebut, ia sudah melihat daftar attendees acara itu dan membaca sebuah nama yang terletak tepat di bawah grupnya membuat dirinya bersemangat. Siapa lagi kalau bukan Red Velvet?
Pada saat latihan pagi, mendengar lagu baru dari grup gadis itu membuat dirinya bersemangat dan ia bahkan tidak segan menarikan lagu itu. Ia pikir toh, sudah sewajarnya ia tahu lagu itu karena memang lagu itu sedang booming jadi tidak ada salahnya ia menarikan lagu itu. Selesai latihan pagi, ia kembali ke backstage dan ia bertemu dengan gadis itu, berpapasan lebih tepatnya. Keduanya tersenyum canggung, dan Jungkook menahan dirinya untuk tidak menepuk kepala gadis itu.
Gadis itu terlihat menggemaskan dengan hoodie yang menutupi kepalanya, jaketnya terlihat sedikit kebesaran di tubuh gadis itu. Benar-benar menggemaskan.
"Semangat." Bisik Jungkook ketika ia melalui gadis itu, memberikan tepukan kecil di pundak gadis itu dan berlalu kembali ke ruang tunggu grupnya bersama para member yang lain.
Malam harinya, ketika acara di mulai, ia menonton penampilan grup gadis itu dari belakang panggung. Ia tersenyum kecil, gadis itu memang baru debut beberapa bulan yang lalu, tetapi kamampuan gadis itu di panggung sudah sangat baik. Suatu hal yang wajar karena Yerim pernah memberi tahu durasi dirinya menjadi seorang trainee. Gadis itu sudah bekerja sangat keras sejak usia dini, sama saja dengan dirinya dan keduanya debut pada usia yang tergolong muda.
Pada saat ending stage, grupnya sudah lebih dahulu keluar dan ia menunggu grup Yerim untuk keluar juga, tentu saja ia ingin melihat Yerim secara langsung lagi dalam jarak yang dekat, karena berdasarkan urutan yang ia tahu, nama Red Velvet tercantum tepat dibawah nama grupnya. Ia sudah sangat senang ketika grup Yerim berdiri di sebelah Bangtan, tetapi ia dikejutkan oleh kehadiran seorang pria di sampingnya.
Jika boleh jujur, Jungkook sangat kecewa.
Jika tidak ada pria itu, ia bisa saja mencari alasan untuk menggenggam tangan Yerim untuk the final bow. Meskipun begitu, Jungkook tetap bersyukur karena ia sempat menatap Yerim dan berkomunikasi melalui pandangan kikuk terhadap satu sama lain. Ia tahu gadis itu merasa canggung untuk meminta tangan pria yang berdiri di antara mereka, well, ia sendiri juga merasa demikian tetapi ia mengambil inisiatif untuk melakukannya. Ia ingin membantu Yerim juga, dan tentu saja mencuri pandang kepada gadis itu.
Malam itu ia memang tidak memegang tangan gadis itu, tetapi setidaknya ia dapat melihat gadis itu secara langsung sepuasnya meskipun keduanya saling jaga jarak. Sudah hitungan bulan ia tidak melihat gadis itu secara langsung, ia rindu melihat wajah gadis itu, gadis yang menemaninya melalui pesan singkat setiap harinya.
Tunggu, rindu?
Jungkooktidak bisa tidur tenang malam itu setelah mereka kembali ke dorm. Ia memikirkan perasaannya terhadap gadis mungiltersebut.
//
Hello! Ini karya pertama aku di wattpad dan juga karya pertama aku setelah bertahun-tahun ga nulis, ini juga pertama banget aku nulis pake Bahasa Indonesia. Jadi kalau ada pembaca disini, vote dong dan kasih komentar/masukan kalian-- I'll be glad to read them all! (ノ◕ヮ◕)ノ
Terima kasih! ♡