Prolog

66 10 8
                                    


Di atas jam 2 malam, kala itu ia tak habis menegup kopinya, menulis dan mendengar lagu-lagu berdenting pelan, menyatukan karsa dan jiwanya

Berfikir mengalapkan harapnya pada langit malam.. berkaca pada bulan mencoba seteduh ia,
Tak habis kata-katanya merangkai sebuah rasa menyemai sebuah nama.

Lepas esok hari ia ingin berburu sebuah senyum dari seseorang yang akan ditemuinya..

Lelaki itu tak suntuk meski kantung mata telah menebas habis bola matanya

Meski malam menyakitkan
katanya " Tak apa , karena malam membuatku tenang, dan seada-adanya tak berupa selain gelap"

Lelaki itu bernama Reydala Senjakala entah mungkin karena Ibundanya menyukai senja.. seperti laksana senja rupanya memang indah, berambut gondrong belah dua, dengan hidung yang mapan agaknya.

Serta raut wajah yang dikagumi para kaum hawa, ia amat manis nyatanya, dengan tinggi yang ideal juga, keahliannya dalam memetik gitar dan bernyanyi serta menulis sebait demi bait puisi, sepertinya ia dapat memetik lebih dari senar gitar melainkan hati para puan cendayam

Hampir pagi ia bergegas melamun, meratapi sepi bergumam dengan bayang lantas terlelap memeluk bulan..
bersama lagu-lagu yang masih di putar di kamarnya

Ia mencari seseorang dalam mimpi dan masa depannya
Demi kenangan yang indah dalam hidupnya.
(03:00) WIB DKI JAKARTA..

Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah

TUNGGU CHAPTER 1 NYA YAA SEGERA 😊

Pemetik KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang