Pagi itu sepasang senyum terlihat

51 7 1
                                    

Tepi pagi menyapa bumi, kala mentari terbit dari sepasang mata, menyamarkan bulan membangunkan kerlip-kerlip bintang

Embun sedikit terlihat di sela hutan-hutan beton kota Jakarta, bersama hembus semilir angin bersaruan di antara deru debu dan asap-asap kendaraan ..

Sarapan pagi para insan di tengah himpit riuh kota Jakarta

------------------------------------

Jakarta 8,01,2017
08:00 Dering jam berbunyi Reydala yang lelap kembali bangun matanya terkapar samar-samar , membuka mata perlahan, membenahi dirinya berkaca , melihat rambut gondrongnya yang seperti singa gimbal, membuatnya bergegas untuk mandi..

Ibundanya tengah siap menyiapkan sarapan untuknya
Di hari-hari biasa ini sebelum Reydala bergegas pergi ke kampusnya..

" Rey...!! sarapannya udah Ibu buatin tuh nanti kamu makan ya?, nak Ibu masakin ayam goreng " sahut Ibu kepada Rey yang sedang mandi, Ibunya bernama Verlyta Rinaelia
Nama-nama indah keluarganya memang layak, seperti paras mereka yang memang sinkron dengan namanya

Rey menjawab pelan " Iya, bu nanti rey makan, Ibu? Ayah sudah berangkat kerja kah?"

Rey bertanya Ayahnya, Ayah Rey bernama Ralido Prasukma
bekerja sebagai seorang karyawan swasta yang hidupnya bersama Rey dan keluarga seada-adanya atau sederhana

" Iya , Rey Ayah sudah berangkat, kamu tuh juga jangan lama-lama mandinya nang , berangkat kuliah "

Ibunda Rey orang yang sangat menyayanginya Ia Ibu yang baik, manis dan rajin juga kehebatannya dalam mendidik menjadikan Rey anak yang baik

" Iya, mah ini udah selesai"
Pungkas Rey

Reydala kemudian merapihkan segala hal menyisir rambutnya, memakai pakaian yang nyaman
tak lupa tas selempang, hoodie , dan handphone yang dimilikinya , sarapan lalu beranjak pamit dari rumah

"Dari banyak bidadari-bidadari di luar rumah yang kutahu rumah adalah tempat ternyaman dan satu bidadari yang menghuninya ialah IBU "

Jakarta Di Ujung Pena
Rizky adriansyah

Rey pamit kepada Ibunya, mencium tangannya, tak lupa ia tersenyum kepada IBU
Segera ke skuter classicnya , vespa warna biru muda dengan sedikit stiker " Akal-akalan si miskin" yang melekat di spakbor belakangnya

Ia segera bergegas , ke kampusnya di daerah jakarta selatan, sebagai mahasiswa jurusan fakultas Sastra Indonesia

Di sepanjang jalan ia memutar lagu-lagu Indie kesukaannya
Menyatu dengan alam mengerti akan karsa dan makna
"Berjalan lebih jauh - Banda neira" jadi lagu pertama yang ia dengar hari ini dengan earphone yang tak lupa ia bawa setiap harinya

Di dekat jalan menuju kampusnya, ia tak sengaja melihat senyum seorang perempuan yang membuat padangannya teralihkan kepada perempuan itu, yang sedang melambaikan tangan ke arah Ayahnya yang mengantar, dengan motor tua CB Classic hitam,

senyumnya seakan menyatu pada lintang sinar mentari pagi ini, yang sama-sama terbit menerang, membangunkan rasa-rasa karsa yang padam

Rey terkesima akannya sebelumnya tak pernah ia melihat perempuan semanis dia di kampusnya
Rey menjadi penasaran akan siapa dia?
Di fakultas apa?
Siapa namanya?
Dan mengapa gerai rambut tebalnya mengkilap memukau mata
Sepasang pipi merona di balut senyum tipis terasa manis di rasa
Serta tatapnya yang lekat bola matanya yang hitam pekat
Lentik bulu mata dan alis tebalnya
Seakan ia seperti lukisan yang menjelma hidup
Membuat rey ingin mengenalnya ?
Rey langsung bergegas menancap gas ke parkiran motor di kampusnya sambil tersenyum kecil membayangkan senyum seorang perempuan yang baru ditemuinya beberapa menit yang lalu .

Track list: Banda Neira - Berjalan Lebih jauh
nang : panggilan ke pada anak laki-laki (lanang) dalam bahasa jawa

TUNGGU CHAPTER KE DUANYA YAA
SALAM RIZKY ADRIANSYAH
LIKE VOTING DAN KOMENT YA TEMAN-TEMAN
MAAFKAN JIKA PENULISAN KATANYA MASIH ADA YANG SALAH KARENA BARU BELAJAR HEHE
(Jangan lupa kritik dan saran di komentar ya untuk pengembangan saya)
TERIMAKASIH SEMUA

Pemetik KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang