xi

656 48 0
                                    

Dia itu aneh, tapi tetep adek gue.
Dia itu aneh, tapi masih sayang
Dia itu aneh banget, tapi namanya adek mau gimana lagi
Adek,
Ya namanya adek
Sayang atau pun kepepet sayang
Dia tetep adek gue

Bukan gue yang lairin
Tapi rasanya kayak jadi emak-emak
Bukan gue yang nafkain
Tapi rasanya kayak bapak-bapak
Jadi gue bukan emak ataupun bapak
Gue abang, adek gue

" Dah selesai Bun! "

" Mana sini Bunda liat, "
Xion megantara, remaja laki-laki dengan kaos hitamnya menyerahkan selembar kertas hasil jerih payah otaknya.

Bunda Xion meneliti setiap jengkal kata yang ditorehkan oleh anak sulungnya. Setiap kata yang ia curahkan adalah murni dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Minggu lalu, ia mendapat tugas untuk membuat puisi. Dan entah kenapa otaknya yang bahkan tak tertarik untuk berbahasa dengan baik secara lancar menciptakan secarik puisi "yang aneh"

" Kakak, kok nulisnya gini sih? " si bunda yang cerewetnya minta ampun langsung mengerutkan dahinya, " Nulisnya pakek bahasa yang indah sayang... Bukan kayak gini, "

Papa yang sedang duduk bersebrangan dengan Xion, mencoba mengambil kertas dari genggaman istrinya. Ia ikut-ikutan membaca hasil karya " membahana " anak sulungnya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

" Bahahahahahaha... Xion ya ampun, ini puisi lebih buruk dari milik Papa. Bahahahaha "

Xion merengut kesal melihat tingkah Papanya yang kelawat batas.

" Patir! Mana sini balikin, " Xion merebut cepat kertas itu hingga membuat Papanya berhenti tertawa, tidak! lebih tepatny menghentikan tawa karena saat ini kakinya tengah di injak oleh sang istri tercinta.

" Sayang yang sopan sama Papa ya, panggilnya jangan Patir lagi... Terus itu puisinya dilanjut nanti malam. Bunda bantuin buat nanti, "

" Nggak ah Bun, " potong Xion dengan cepat " Ini udah bagus kok, Patir aja yang nggak bisa menghargai karya seni! " Xion melotot tajam ke arah Papanya.

" Salah lagi, "

" Cukup... Cukup... Cepat makan sarapanmu dan lanjutkan tugasnya nanti Xi, "

Xion mengerucut sebal ia masukkan kertas yang ada dalam genggamannya pada tas Reebok benuansa hitam dibawah tempat duduknya. " Tugasnya akan kukumpulakan hari ini Bun, " Xion menyuap sesendok nasi goreng besar, yang entah sejak kapan telah berada dipiringnya.

" Huft... Iya anakku yang ganteng," Bunda Xion mencubit pelan pipi tirus anaknya. " Cepat habiskan dan berangkat bersama Papamu,"


Soda CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang